Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.
***
Hari pernikahan dirinya datang, Soobin menghela nafasnya sambil menepuk-nepuk pipinya pelan agar dirinya berhenti gugup dari tadi.Tapi itu gak berguna sama sekali, gugupnya malah bertambah saat ini.
Matanya menoleh kearah sekitarnya, para keluarganya pada sibuk ke sana kemari hanya Soobin yang dari tadi duduk sebelum dirinya akan keluar dari ruangan ini untuk pemberkatan nanti.
Kalau dia tidak hapal janjinya nanti bakalan malu-maluin walaupun bisa baca lewat kertas, ok gak hapal gak akan menjadi masalah yang terlalu berarti.
Kalau salah ngomong kan jadinya malah gak enak, Soobin kalau gugup suka asal ngomong soalnya.
"Soobin, sudah siap?"
Soobin langsung tersentak kaget sambil menatap kearah mamanya itu.
"Hah? Sekarang ya?"
"Gak, sebentar lagi, tenangkan dirimu, kamu mau menikah Soobin, bukan mau melakukan hal yang aneh, jadi jangan membuat dirimu malu sendiri di sana, ok?"
Kan, mamanya bilang begitu malah buat Soobin tambah gugup saja.
Apalagi ekspresi kakaknya itu masih saja meremehkan dirinya, gak tau apa kalau nanti kakaknya bakalan nangis-nangis setelah dirinya akan melakukan pemberkatan nanti.
Bukan menangisi dirinya yang sudah resmi menikah, karena kakaknya gak bakalan peduli dia mau nikah atau enggak, tapi kakaknya menangis karena cowok yang dia taksir dari jaman kuliah sampai sekarang malah akan menikah dengan dirinya yang merupakan adik dari kakaknya itu sendiri.
Tidak ada lagi waktu untuk mengatakan kenapa Yeonjun melamarnya bukan kakaknya, karena itu adalah pertanyaan yang membosankan sekali.
Jadi karena kakaknya menatapnya sambil tersenyum meremehkan, maka Soobin juga ikutan tersenyum dengan ekspresi mengejek ke kakaknya.
Masih dengan rasa gugup, masih saja Soobin sempat mengejek kakaknya itu.
Gimana ya, dia selalu sabar menghadapi sikap kakaknya, tapi kakaknya itu benar-benar membuat dirinya emosi saja.
Playing victim walaupun teman-teman kakaknya sekarang malah gak mau membela kakaknya lagi karena tingkah kakaknya memang terlalu aneh dan sulit untuk di mengerti.
Soobin meraih bunga di dekatnya sambil menatap kearah papanya yang sudah berjalan mendekat kepadanya.
Tentu saja papanya akan mengantarkannya sampai ke altar dimana sudah ada Yeonjun di sana.
Ok, baiklah, Soobin teringat kembali dengan apa yang terjadi setelah mereka sama-sama mengucapkan janji mereka.
Semoga, semoga saja Yeonjun gak melakukan hal itu, soalnya memalukan sekali.
Masih tetap dengan tapi, Yeonjun gak bisa di ajak kerja sama dalam hal seperti ini, cowok itu pasti benar-benar akan menciumnya bukan di pipi ataupun keningnya lagi, tapi benar-benar tepat di bibir.
Tangan Soobin meraih tangan papanya itu, masih dengan memegang buket bunga peony yang sebenarnya enggan di bawa oleh Soobin, ayolah dia itu cowok bukan cewek, masa bawa bunga juga.
Tapi masih mending sih cuma di suruh bawa bunga di bandingkan dia di pakaikan veil dan mahkota bunga oleh keluarganya, itu nambah membuatnya malu jika di lihat oleh tamu undangan.
Kata mereka kurang lengkap kalau tanpa veil, tapi mereka harusnya sadar apa kalau dirinya itu cowok.
Saat pintu di hadapannya terbuka, matanya bisa melihat dengan jelas ruangan yang menjadi altar pernikahannya kelihatan sangat mewah sekali, dia gak melihatnya sama sekali, jadi ini sangat perdana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Into You -yeonbin✔
FanfictionSoobin hanya berpikir jika Yeonjun datang ke rumahnya itu karena berteman dengan kakaknya dan menjahilinya, bukan berniat masuk ke dalam kehidupannya. Karena tiba-tiba saja Yeonjun berkata ke orang tuanya untuk melamarnya, bukan melamar kakaknya! #1...