Bab 45

9.7K 1.2K 13
                                    


Happy reading, moga suka.

Bab 56 sudah update di Karyakarsa. Rate Mature ya. Yang nunggu2 scene hot hot Pop Zayyeed dan Ana-Maria perdana kalinya, silalah main ke KK ya

Akun Karyakarsa: carmenlabohemian

Akun Karyakarsa: carmenlabohemian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Luv,
Carmen

________________________________________

Saat Ana-Maria bangun, pria itu telah pergi. Seolah ini mulai menjadi kebiasaan, pria itu bangun diam-diam dan mungkin menatapnya yang tengah terlelap lalu menyelinap pergi. Sementara Ana-Maria? Masih tertidur pulas. Lama-lama, pria itu akan berpikir kalau ia jenis wanita malas yang suka bangun kesiangan. Pelan, ia menghela napas ringan.

Ana-Maria tak kaget saat ia menemukan dirinya terbangun di ranjang alih-alih sofa panjang di hadapan jendela. Lama-lama, ini juga menjadi kebiasaan baginya, tidur lelap di samping pria itu sepanjang malam. Tapi tetap saja, dadanya berdesir hangat dan wajahnya memanas pelan saat memikirkan bahwa malam tadi bukanlah mimpi, tapi pria itu benar-benar menggendongnya lalu membawanya ke ranjang. Rasa nyaman itu bukan sekadar ilusi, tapi kenyataan. Saat ia meras hangat dalam pelukan, itu adalah lengan-lengan Zayyeed yang melindunginya. Dan aroma pria itu menjadi sesuatu yang menemaninya sepanjang malam dan ia merindukannya lagi.

“Oh Ana-Maria, this is so terrible.”

Ana-Maria menutup wajahnya dengan kedua telapak dan mengerang pelan.

Apakah ini berarti ia jatuh cinta?

Ana-Maria menggeleng keras sambil menjauhkan tangan-tangannya dari wajah. Tidak mungkin. Ini hanya masalah kedekatan yang dipaksakan, pengaruh pria itu terlalu besar dan kuat sehingga Ana-Maria linglung. Mungkin setelah bertemu kakaknya, ia akan sadar dari pengaruh bius pria itu.

Tapi kau memang menginginkannya.

Iya, Ana-Maria tidak akan menampik. Pria itu membuat seluruh tubuhnya bergetar mendamba. Lalu apa yang salah? Itu hanya ketertarikan fisik, bukan? Ia wanita normal dengan gairah. Zayyeed pria menarik dengan aura yang membuat Ana-Maria panas dingin.

Kau akan dengan senang hati menyerahkan diri padanya.

Ana-Maria juga tidak bisa menampik kenyataan tersebut. Iya, memang. Ia sudah nyaris menyerah. Ia tahu jika Zayyeed terus mendobrak pertahanannya, Ana-Maria akan menemukan dirinya menyerah bahkan tanpa sempat berpikir lagi. Mungkin gairah memang seperti itu, tidak ada hubungannya dengan hati dan tidak terhubung ke akal, murni hanya kebutuhan fisik. Karena itulah, Ana-Maria sulit mengontrol respon tubuhnya. Ia tidak membicarakan cinta, konteksnya hanya gairah. Baik Zayyeed maupun Ana-Maria, mungkin gairah mereka berdua saling menarik satu sama lain. Ia mau tak mau setuju pada pria itu, ketertarikan mereka begitu nyata sehingga mulai terasa sakit setiap kali Ana-Maria berusaha mengabaikannya.
 
Pemahaman itu kemudian membuat Ana-Maria sadar akan satu hal. Betapa selama ini pria itu sangat sabar menghadapinya. Zayyeed menunggu dan bersabar, tak peduli berapa kali Ana-Maria menolak dan mengasarinya, pria itu memegang janji dan tak pernah memaksakan kehendaknya. Yang lebih menakjubkan, ketertarikan pria itu tak pernah pudar tak peduli seberapa sering Ana-Maria mengecewakannya. Dan tadi malam, walaupun jelas-jelas pria itu sedang kesal, dia masih menaruh perhatian pada Ana-Maria. Ia akan berbohong bila berkata bahwa ia tak terharu akan kebaikan dan kesabaran Zayyeed.

Tinggal di suite ini hampir tidak ada bedanya dengan di House of Warda. Ia makan siang sendiri di suite hotel dan dilayani Nahla. Dan setelahnya, pria itu rupanya telah menyiapkan limusin untuk membawa Ana-Maria berkeliling London.

"Anda tampak sangat cantik, My Lady," puji Nahla saat merapikan bagian belakang gaun yang dikenakan Ana-Maria.

Ana-Maria menatap pantulan dirinya di cermin dan terpaksa setuju. Tapi bukan ia yang cantik. Tapi gaun ini yang membuatnya... berbeda. Midi dress berlengan panjang ini adalah rancangan desainer dan ia tahu harganya selangit. Polanya merah kotak-kotak hitam dengan barisan kancing hitam besar di depannya. Bentuknya sopan tapi memeluk tubuh Ana-Maria dengan pas. Sepasang sepatu berhak rendah menjadi pasangan gaun itu, beserta tas tangan Chanel hitam keluaran terbaru. Hanya untuk sekadar berjalan-jalan mengelilingi London, bagi Ana-Maria penampilannya terlalu berlebihan, tapi ia sadar kalau Zayyeed hidup di dunia yang berbeda dengannya. Bagi pria itu, kesempurnaan mungkin adalah sebuah tuntutan. Ia meminta Nahla menggerai rambutnya lalu membubuhkan pelembap bibir berwarna netral dan menyemprotkan sedikit wewangian.

Dan ia siap.

"Kau akan ikut bersamaku, kan?" tanyanya menatap Nahla yang mengenakan gaun modern hijau dengan model yang lebih sederhana. Dan dia tampak cantik, manis, berbeda.

"Tentu saja," jawab Nahla senang.

Ana-Maria mengangguk. Selalu lebih menyenangkan kalau ada seseorang yang menemanimu. "I am glad you are here. Omong-omong, kau tampak cantik dan berbeda."

"Oh My Lady, Anda terlalu baik," respon Nahla setengah berseru. "Tapi aku sungguh-sungguh senang sekali berada di sini."

Ia meraih tangan Nahla lalu mulai menggandengnya. "Let's go and have fun."

The Sheikh's Love-SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang