Bab 44

9.9K 1.3K 23
                                    

Happy reading, semoga suka.

Bab 55 sudah update di Karyakarsa ya.

Kalian boleh follow saya di sana: Carmenlabohemian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian boleh follow saya di sana: Carmenlabohemian

Enjoy

Luv,
Carmen

_________________________________________

Zayyeed menatap wanita dalam gendongannya itu dan berjalan dengan hati-hati ke arah ranjang. Ia tak ingin membangunkan Hanaa dan membuat wanita itu waspada sepanjang malam.

"Maaf..."

Kata itu membuat langkahnya berhenti sesaat. Ia menatap wajah cantik wanita itu dan menebak-nebak mimpi apa yang dialami Hanaa. Tentang dirinyakah?

Apakah permintaan maaf itu untuk dirinya?

Dasar wanita bodoh, gerutu Zayyeed dalam hati. Padahal Hanaa tahu ia merajuk. Tapi wanita itu dengan keras kepala memperlakukannya dengan sikap dingin yang sama. Seandainya Hanaa mau berusaha lebih keras, mencoba sekali lagi dan meminta maaf, tentu sekarang ini mereka akan berbaring bersama di tempat tidur. Tidakkah Hanaa sadar bahwa harga dirinya terluka? Ia seorang raja, ia bisa mendapatkan wanita mana saja tapi Hanaa memperlakukannya lebih buruk dari pria pengganti. Tidak bisakah Hanaa melunak dan mengusap harga dirinya yang terluka karena penolakan berkali-kali wanita itu?

Zayyeed lalu membaringkan wanita itu di tempat tidur dan menatapnya. Ia merapikan rambut-rambut indah wanita itu agar bisa lebih leluasa menikmati kecantikan tersebut.

"Kau tahu aku tergila-gila padamu, bukan?"

Ia mengusap pipi lembut wanita itu lalu bibirnya dan menahan diri untuk tak mencium. Zayyeed takut ia akan lepas kendali.

Ya, ia tahu wanita itu tak bermaksud merusak suasana indah di antara mereka. Itu hanya ucapan tanpa pikir panjang, kesalahan yang tak disengaja. Tapi tetap saja Zayyeed benci. Itu artinya, pria sialan itu masih ada dalam pikiran dan hati Hanaa tak peduli seberapa baik Zayyeed memperlakukan Hanaa.

"Tapi tak peduli berapa kali pun kau berusaha menolakku, aku akan terus memperjuangkanmu, Hanaa."

Bahkan dengan cara curang sekalipun, Zayyeed takkan peduli.

Ia lalu menegakkan diri dan meraih ponsel di atas nakas. Bergerak ke ruang tamu, ia menghubungi orang-orangnya di Brazil.

"Tangkap Bruce. Dan seludupkan dia ke London. Bawa ke salah satu safe house kita. Aku akan mengirim pesawat jet untuk operasi ini."

Setelah mendapatkan jawaban, Zayyeed kembali ke kamar tidur. Di sana, Hanaa masih tertidur nyenyak. Zayyeed meletakkan ponsel lalu berbaring di sisi wanita itu, berusaha untuk tak menyentuhnya, hanya menatap wajah tersebut. Perasaan mendamba itu akan pelan-pelan membunuhnya, tapi Zayyeed tak peduli.

Bruce akan segera ditangkap dan Zayyeed akan segera bertemu dengan pria itu. Tapi Hanaa tidak tahu. Zayyeed takkan mengizinkannya. Sepengetahuan wanita itu, Bruce masih belum diketahui keberadaannya dan Zayyeed akan memastikannya tetap seperti itu sampai ia yakin ia sudah menggenggam hati Hanaa. Ia tahu ia sudah melanggar janjinya pada wanita itu, ia sudah berbohong pada Hanaa, tapi semua itu dilakukannya karena ia tulus menginginkan Hanaa. Zayyeed-lah pria yang tulus menginginkan Hanaa, bukan pria lain, bukan juga Bruce. Zayyeed tidak bisa memberitahu kebenarannya pada wanita itu, karena ia takut Hanaa akan meminta Zayyed untuk membebaskan dirinya dan Zayyeed akan kehilangan wanita itu.

Ia tidak bisa. Selamanya ia tidak akan bisa melepaskan wanita itu. Hanaa ditakdirkan untuknya.

Dipenuhi oleh begitu banyak emosi, ia menarik wanita itu ke dalam pelukannya. Hanaa bergerak pelan dalam rengkuhan lengannya, mencari tempat ternyaman lalu kembali tidur. Lihatlah, bukankah mereka pasangan sempurna?

The Sheikh's Love-SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang