Happy Weekend!!!
Ana-Maria and Zayyeed are back, semoga masih menunggu.
Jangan lupa vote dan komennya juga ya, semoga menghibur.
And if you wanna follow my IG, do add : carmenlabohemian
Luv,
Carmen
________________________________________________________________________________
Istana Harem Al Andalusi disebut-sebut sebagai permata di tengah gurun karena istana itu benar-benar dibangun di garis terluar padang pasir, kemegahan yang seolah memagari ketandusan gurun. Tapi ada alasan kenapa istana ini dibangun jauh dari pusat kota, di tepi gurun yang kering dan luas itu, semata-mata karena raja-raja Zaazabyeer yang terdahulu ingin menyimpan para selir dari dunia luar. Zayyeed sedikit banyak mengerti keposesifan mereka – tidak ada seorang pria pun yang suka wanitanya dilirik.
Namun bukan berarti ia bersedia menerusi tradisi tersebut.
Pada awalnya, Zayyeed ingin menghancurkan istana itu. Baginya, saat itu, ide untuk membuat sebuah harem terasa seperti penghinaan – baginya dan juga bagi para wanita yang kelak akan menghuni tempat tersebut. Lagipula, ia sama sekali tidak membutuhkan selir, harem, gundik, kekasih atau wanita-wanita yang bersedia tidur dengannya tanpa imbalan apapun, karena di hatinya sudah ada Omaira dan ia tidak butuh wanita lain.
Tapi sebagai raja baru, yang sangat membutuhkan dukungan penasihat dan para menteri, ia mendapati dirinya pelan melemah. Dan ketika keadaan Omaira semakin kritis, Zayyeed menemukan bahwa semangat perjuangannya pun sudah surut. Ia tidak lagi benar-benar peduli. Mereka bisa mengiriminya selusin wanita bahkan beberapa lusin sekalipun, tak ada perbedaan yang berarti. Dan ketika Omaira pergi untuk selamanya, Zayyeed tidak lagi peduli bahwa harem itu dipertahankan atau tidak. Jika mereka menginginkannya tetap mempertahankan harem tersebut, maka ia akan menurutinya. Apalagi yang penting? Kekasih sejatinya sudah tiada, pergi mendahuluinya, untuk selama-lamanya.
Terkadang, Zayyeed berpikir apakah Omaira kecewa padanya? Apakah wanita itu pergi mendahuluinya karena dia patah hati? Memang Zayyeed tidak pernah memberikan persetujuan untuk tetap mempertahankan harem tersebut, tapi ia tidak pernah benar-benar berdiri menentang mereka.
Ia menghela napas berat ketika menyetir 4W-nya melintasi jalan di kota dan menekan kenangan pahit itu dalam-dalam sambil memaki ketololannya. Tentu saja tidak. Omaira tahu bahwa ia tidak akan pernah mengkhianati wanita itu selama dia masih hidup. Bahkan ketika Omaira tiada sekalipun, ketika ia kalah dan menyerah oleh desakan para menterinya, ia tidak pernah membiarkan dirinya menyentuh selir-selir itu
Namun kemudian datanglah Ameera... gadis muda cantik yang pada pandangan pertama begitu mengingatkannya pada Omaira. Gadis itu bukan dari keluarga sembarangan, dia adalah anak angkat dari Perdana Menterinya dan Zayyeed tidak bisa menolak persembahan tersebut. Lalu, ia menemukan bahwa Ameera tidak hanya cantik, tapi juga cerdas dan berbakat, penurut dan patuh, seolah dia memang sudah terlatih untuk menjadi selir kebanggaan. Setiap kali Zayyeed mengunjungi harem, gadis itu selalu menyenangkannya dengan suara merdu nyanyiannya dan gerakan gemulai lekuk tubuhnya. Ia hanya pria biasa. Ia pria yang lelah dengan tanggungjawab luar biasa. Ia pria yang letih hidup dalam kesendirian, dan Ameera terlihat seperti bunga segar di hadapannya, muda dan penuh janji, matanya berbinar menjanjikan surga dunia dan di dalam diri gadis itu, Zayyeed seolah menemukan kembali bagian kecil yang pernah hidup dalam diri Omaira – istri tercintanya tersebut. Jadi ia menyerah dan membiarkan gadis itu menggodanya, merayunya. Zayyeed tidak tahu apa yang akan dilakukannya pada para selir yang masih berdiam di harem tersebut, tapi setidaknya ia pernah berpikir bahwa ia memiliki rencana untuk Ameera.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sheikh's Love-Slave
RomanceAna-Maria Francise Taranu adalah seorang gadis muda penuh mimpi dari sebuah negara kecil di Eropa Timur yang bernama St. Monty. Demi impian dan cintanya, ia mengikuti sang kekasih untuk bekerja di sebuah negara eksotis berbentuk kerajaan di Timur Te...