Dua puluh tiga

34.2K 3.3K 175
                                    

Hai.. hai... Sang western girl dan Raja Arab sudah kembali niih ^^ semoga masih menanti.

Jangan lelah menanti, i have done my best to write it asap wkwkwkwk... saya juga pengen cepet2 update tapi apa daya memang tidak memungkinkan >•< Cukup kasih vote dan komen biar semangat nulisnya naik terus ya, hehehe...

Sekalian numpang promo ebook terbaru saya yaahh...

Sekalian numpang promo ebook terbaru saya yaahh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Search pakai kata kunci : mybadprofessor (tanpa spasi) ATAU carmen labohemian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Search pakai kata kunci : mybadprofessor (tanpa spasi) ATAU carmen labohemian

Jadi, itu book2 nya. Ada book 1 nya juga.

 Ada book 1 nya juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kata kuncinya sama : mybadprofessor (tanpa spasi) ATAU carmen labohemian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kata kuncinya sama : mybadprofessor (tanpa spasi) ATAU carmen labohemian

Keduanya bisa dibaca terpisah cuman kalau mau lebih nendang yah startnya dari book 1 😄 Ada free sample, boleh didonlot gratis. Jangan lupa rate dan reviewnya juga yahh ^^

Dan bab selanjutnya moga bisa diupdate paling lambat mingdep... tinggal dikiiiit lagi wakakakaka.. semangatin yaa 😂😂😂

Luv you all 3000 😙

Carmen
________________________________________

Zayyeed tidak ingat kapan terakhir kali ia tidur begitu tenang sekaligus begitu gelisah, dengan seorang wanita di dalam pelukannya.

Ia menatap wanita itu lekat-lekat. Mulutnya menyimpan senyum. Zayyeed tidak tahu jam berapa mereka akhirnya tertidur - karena kelelahan, lengkap dengan semua pakaian dan atribut yang melekat di tubuh, tapi yang pasti tidurnya lelap sekaligus meresahkan. Siapa yang bisa menyalahkannya?

Senyum Zayyeed terbentuk kian lebar ketika ia memikirkan tentang apa yang akan dikatakan - atau mungkin dilakukan - wanita itu ketika dia terbangun. Yang terakhir diingatnya, Hanaa kaku dan tegang di dalam pelukannya, wanita itu diam walau memunggunginya, namun entah sejak kapan, dia mengubah posisi sehingga kini Zayyeed praktis memeluknya dengan posisi mereka yang saling berhadapan. Posisi yang memungkinkannya menatap dan memperhatikan wajah wanita itu lekat-lekat. Dan dengan tamak, Zayyeed mempelajari setiap garis wajah Hanaa yang jelita itu.

Zayyeed masih tidak percaya bahwa kata-katanya pada wanit itu di balkon pada perjumpaan pertama benar menjelma nyata, dengan cara yang tak terpikirkan olehnya. God works in mysterious way. Takdirnya dan takdir Hanaa bertaut, jodoh mereka begitu dekat. Dan Hanaa berakhir sebagai selir di kerajaannya - bahkan Zayyeed tidak pernah berpikir sejauh itu. Namun, itulah yang terjadi. Mungkin, ia harus berterima kasih pada si jahanam Bruce.

Senyumnya melekuk. Ia masih tidak mengerti mengapa ia begitu menginginkan wanita asing ini - namun Hanaa membuatnya tertarik, kian hari kian tertarik. Wanita itu layaknya hadiah yang dibungkus kertas kado yang indah, menarik untuk disentuh, memanggil untuk dibuka, dengan pelan, dengan hati-hati dan Zayyeed ingin berhati-hati. Karena ia yakin kejutan di baliknya sepadan dengan waktu yang digunakannya untuk membujuk pertahanan wanita itu dan pada akhirnya, menaklukkan Hanaa bukan lagi sebatas fisik tetapi juga hati, pikiran serta perasaan wanita itu.

Ada banyak cantik di balik cantiknya fisik Hanaa tapi untuk saat ini, Zayyeed cukup puas mengagumi keindahan wajah Hanaa - yang sedang terlelap. Ia menyentuhkan jemarinya di kehalusan pirang wanita itu, mengelusnya sangat berhati-hati agar Hanaa tidak terbangun.

Lagi, Zayyeed tersenyum mengingat reaksi keras Hanaa. Wanita itu tidak tertarik padanya. Belum, koreksinya sendiri. Tapi mungkin itu juga penyebab Zayyeed begitu tertarik pada Hanaa. Sikap yang menurut Zayyeed arogan itu yang awalnya membuatnya tertarik. Lalu semakin Hanaa menolaknya, Zayyeed mendapati dirinya semakin menginginkan wanita itu. Mungkin kedengarannya gila, mungkin itu tidak akan cukup sebagai alasan, tapi bagi Zayyeed itu sudah cukup. Ia menginginkan Hanaa karena ia menginginkan Hanaa dan Zayyeed harus mendapatkannya.

Ia ingin memiliki keseluruhan wanita ini. Dan pemikiran itu menyalakan bara di tubuh Zayyeed yang besar. Tangannya yang kuat dan panjang berusaha sehalus mungkin menyentuh Hanaa sementara seluruh instingnya meminta Zayyeed agar mendorong wanita itu telentang dan menindihnya cepat, lalu menyelesaikan segalanya. Belum, belum, begitu batin Zayyeed pada dirinya sendiri. Ia ingin berlama-lama bermain bersama Hanaa, ia ingin wanita itu yang menyerah padanya.

Jari-jarinya sedikit bergetar ketika ia menyentuh kehalusan kulit wajah Hanaa. Kelembutan itu akan menjadi miliknya nanti. Tulang pipi yang indah ini, juga akan menjadi miliknya nanti. Alis pirang yang melengkung sempurna juga akan menjadi miliknya nanti. Napas Zayyeed ikut bergetar saat ia menyentuh halus kelopak dalam wanita itu dan membayangkan Hanaa menatapnya penuh gairah dengan kedua bola mata birunya yang indah. Oh ya, mata itu juga miliknya. Begitupun hidung bangir tersebut. Dan bibir merah itu... Zayyeed merasa pertahanan dirinya melemah ketika ia menyentuh bibir penuh yang kenyal itu - terasa begitu lembut, begitu menggoda, begitu indah... bibir menawan itu sudah pasti adalah miliknya.

Zayyeed menggeram kecil ketika menelusuri tepian bibir Hanaa yang sempurna, sambil membayangkan mulut tersebut menjelajahi tubuhnya. Gairah bergolak di dalam dirinya, arus gelombang yang mengejutkan dirinya sendiri dan Zayyeed berusaha menekannya. Tapi gelombang gairah itu membentuk bayangan, bagaimana ia mulai menelanjangi Hanaa, menangkup dada indah wanita itu, mengelus kelembutan kulitnya, warna pucat yang berpadu dengan kegelapannya, beradu, menyatu, ia mulai membayangkan bagaimana rasanya seandainya wanita itu membiarkan Zayyeed menghamilinya dan...

Ia tersentak ketika mendengar suara kesiap keras. Matanya terbuka - entah sejak kapan matanya tertutup - dan ia mendapati Hanaa menatapnya terkejut.

"Ap... apa... apa yang kau lakukan?"

The Sheikh's Love-SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang