Bab 55 C

6.7K 714 70
                                    

Happy reading, semoga suka.

Untuk yang mau baca cepat, boleh silakan ke Karyakarsa dulu ya, sudah update sampai bab 83.

Akun KK : carmenlabohemian

And enjoy my newest dark erotic romance di wattpad

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


And enjoy my newest dark erotic romance di wattpad. Temanya dark dan mengandung forced submission serta adegan eksplisit, so khusus dewasa ya. Hope you love it.

 Hope you love it

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enjoy

Luv,

Carmen

_____________________________________________________________________________

Mereka tiba di villa satu setengah jam sebelum jadwal malan malam. Jadi masih ada waktu yang lebih dari cukup untuk berkeliling properti itu. Lingkungan yang asri, hijau dengan bunyi burung yang bernyanyi membuat Ana-Maria dengan cepat melupakan kekesalannya. Mereka mengunjungi kebun anggur milik Zayyeed yang lumayan luas dan itu membuat Ana-Maria kemudian bertanya heran.

"Untuk apa kau memiliki kebun anggur? Kau sudah memiliki lebih dari segalanya."

Mendengar itu Zayyeed menoleh untuk menatapnya geli. "Kebun ini sudah ada sejak aku membelinya."

"Oh."

"Dan aku tidak mengambil keuntungan dari kebun ini. Aku menyerahkan semua urusannya pada suami istri Carozza. Mereka yang mengurus segalanya dengan sistem bagi hasil, 30% untuk mereka dan 70% keuntungan akan disalurkan pada yayasan sosial di Florence."

"Oh..." Bahkan di sini, pria itu masih saja melakukan sesuatu untuk penduduk di sini. Zayyeed memang terlahir sebagai seorang pemimpin dan penguasa.

"Kenapa? Apa kau pikir aku raja yang tamak?"

Ana-Maria mencibir pelan. "Tidak. Tapi kurasa kau tamak wanita."

Itu hanya dimaksudkan sebagai gurauan tapi ekspresi Zayyeed berubah.

"Here we go again, same old topic."

Ana-Maria hanya diam.

Lalu...

"Aku tak ingin berdebat denganmu dan merusak hari indah ini. Let's go somewhere, kau akan suka."

Ia membiarkan Zayyeed menggenggam jemarinya dan menariknya ke tempat yang dimaksud pria itu. Mereka menuju ke bibir bukit di mana hamparan Florence terlihat memukau di bawah sana. Ada beberapa kursi santai di situ dan Zayyeed berkata bahwa inilah spot favoritnya, tempat dia selalu duduk untuk menikmati matahari terbit dan terbenam. Ana-Maria merasa dadanya mengembang oleh kagum saat menatap pemandangan di bawahnya. Langit sudah mulai jingga ketika mereka berdiri bersisian di bukit itu. Tak ada yang bicara selama mereka mengagumi pemandangan senja tersebut. Baru lama setelahnya, Ana-Maria mendongak untuk menatap Zayyeed.

"Thank you, Zayyeed. It was really beautiful."

Pria itu menunduk dan tersenyum lembut padanya.

"Now i know, mengapa kau jatuh cinta pada tempat ini. It heals your soul."

Senyum Zayyeed, juga tatapannya menjadi semakin lembut. Ana-Maria merasa waktu berhenti ketika mereka saling menatap seperti ini. Pria itu lalu menundukkan kepalanya sedikit dan Ana-Maria tegang menunggu. Tapi secara mengejutkan, Zayyeed kembali menarik kepalanya menjauh.

"It's dinner time, Hanaa."

Ana-Maria berjuang mengendalikan kekecewaannya ketika berjalan bersama Zayyeed menuju outdoor lounge and dining area, di mana mereka bisa menikmati makan malam sambil masih ditemani pemandangan Florence dari berbagai sisi. Tapi Ana-Maria tidak bisa benar-benar menikmati makan malamnya, terlebih karena kesopanan Zayyeed membuatnya resah.

Saat mereka berjalan kembali ke kamar dan Zayyeed lalu mengucapkan selamat malam padanya, Ana-Maria tahu ia sudah gila tatkala ia meraih lengan pria itu dan menghentikan langkahnya.

"Kenapa?"

Zayyeed berbalik bingung. "Ada apa, Hanaa?"

"Kau akan tidur di mana malam ini?"

"Apa kau peduli, Hanaa?"

Sudah terlambat untuk mengatakan yang sebaliknya. "Yes, because I want you to stay here with me, tonight."

Raut wajah Zayyeed berubah keras. "Don't play me, Hanaa. I have my limit."

Ana-Maria menggeleng.

"Kau tahu apa yang kau katakan? Kalau aku tidur di kamarmu malam ini, itu berarti..."

"Ya, i want you. I couldn't say it last night."

Kedua mata hitam Zayyeed kini berbinar.

"What did you say?" bisik Zayyeed, tapi pria itu mendekat padanya sekarang. "Tell me again."

"I couldn't fake it anymore, Zayyeed. Aku menginginkanmu. Spend the night with me."

Ana-Maria tahu mungkin akan ada banyak penyesalannya setelahnya, pria itu bukanlah pria biasa, tapi Ana-Maria sudah lelah berlari dan menghindar. Seperti kata Zayyeed, mungkin ini adalah takdirnya. Seperti apapun ia berlari, ia akan selalu kembali ke tempat yang sama, untuk menjadi milik penguasa Zaazabyeer ini. Jadi kali ini, Ana-Maria akan membiarkan takdir menuntunnya.

The Sheikh's Love-SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang