Sembilan

34.6K 3.2K 72
                                    

Happy reading, semoga suka.

Ditunggu vote dan komen serta masukannya.

Bagi yang mau follow ig aku, silakan : carmenlabohemian

Luv,

Carmen

________________________________________________________________________________

Apa yang tadi dikatakan pria itu?

Ana-Maria masih terhenyak oleh cerita tak masuk akal yang diberitahukan pria itu padanya. Ia masih ingin tertawa – apa kata sang penguasa Zaazabyeer? Bruce menghilang, pria itu tidak pernah terbang ke London, Bruce bisa jadi tidak pernah ada, atau dengan kata lain – Bruce sudah menipunya mentah-mentah.

Itu tidak mungkin, itu sama sekali tidak mungkin, bukan?

Namun tatapan pria itu yang menghunjam membuat Ana-Maria merasa tercekik. Tatapan tersebut tidak terlihat seperti tatapan orang yang sedang bercanda. Tatapan itu serius, intens, membakar dan membuat Ana-Maria bergidik di saat bersamaan. Tatapan itu juga dipenuhi amarah, tajam dan menyelidik. Tatapan itu juga penuh ancaman, seolah pria itu ingin berkata bahwa jika Ana-Maria berani sekali saja membantah, maka tidak ada negosiasi, tidak ada ampun – bersalah ataupun tidak, ia mungkin akan digiring ke tiang gantungan, tempat pancungan, atau apapun bentuknya hukuman eksekusi di negara primitif seperti Zaazabyeer ini.

Pemikiran itu membuat seluruh tulang di tubuh Ana-Maria mendingin, Rasanya lebih mengerikan daripada dicambuk.

Semua tergantung pada apa jawabanmu, Miss Taranu. Jika kau menolaknya, maka aku tidak punya pilihan selain membiarkan orang-orangku mengeksekusimu.

Kata-kata pria itu kini terulang lebih jelas.

Apa pertanyaannya tadi? Ana-Maria mencoba mengalihkan tatap dan berusaha mengabaikan jari-jemari pria itu yang sedang berlabuh di dagunya. Ia perlu konsentrasi. Pikirannya memang sudah kacau jadi Ana-Maria membutuhkan fokus yang lebih banyak.

Tapi aku bisa menyelamatkan nyawamu.

Ya, pria itu berkata dia bisa menyelamatkan nyawanya.

Tentu saja, Ana-Maria kembali ingin tertawa keras jika seandainya saja ia bisa. Tentu pria itu bisa menyelamatkan nyawanya, bahkan membebaskannya, membiarkannya pulang kembali ke St. Monty jika saja pria itu menginginkannya. Memangnya apa yang tidak bisa dilakukan seorng penguasa tertinggi di Zaazabyeer?

Tapi Ana-Maria tahu, tawaran Sang Raja tidaklah sebaik itu. Dia bisa menyelamatkan nyawa Ana-Maria, tapi dia tidak membicarakan tentang pengaturan lain. Menyelamatkan nyawanya tidak berarti melepaskan Ana-Maria dari penjara terkutuk ini, bukan?

"Bagaimana caranya?" Ia nyaris tidak sadar mendesiskan pertanyaan balasan. Dan ketika mata mereka saling bertatapan, pria itu menyipit tidak senang.

"Jawabanmu, Miss Taranu," peringatnya pelan.

Ana-Maria tampak ragu, tapi hanya sesaat. Bukankah sudah jelas? Ia tidak ingin mati sebagai kriminal, sebagai teroris di negeri yang tidak dikenal, padahal jelas-jelas ia tidak bersalah!

"Aku... aku tidak ingin mati di sini," ucapnya kemudian, kejujuran melembutkan suaranya, menurunkan ketegangan di pita suara Ana-Maria dan membuatnya terdengar seolah ia sedang memohon untuk hidupnya. Tapi ini juga tidak memalukan, Ana-Maria memang harus memohon, karena hanya pria itu satu-satunya tempat ia bisa menggantungkan harapan sekarang. Ana-Maria yakin sebagai penguasa Zaazabyeer, pria itu pasti bijaksana, pria itu pasti tahu bahwa ia tidak bersalah. "Kumohon, bantu aku. Aku tidak bersalah, Yang Mulia."

The Sheikh's Love-SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang