Limabelas

34.6K 3.2K 72
                                    

Hai, hai, i'm back with Zayyeed and Ana Maria aka Hanaa >.< semoga masih menunggu.

Ga usah panjang lebar deh ya, met membaca aja, semoga suka. Jangan lupa vote dan meninggalkan jejak. I love read your comments, it makes my day :D

Luv,

Carmen

____________________________________________________________________________

Nyonya Kouri datang menjenguknya ketika ia usai makan. Sang Kepala Harem itu juga menunjukkan ekspresi yang sama, lega dan senang, sehingga Ana-Maria nyaris merasa ditipu – bahwa semua orang yang ada di sekelilingnya benar-benar peduli padanya. Tapi lagi-lagi, ia tidak bisa lupa alasannya berada di sini. Wanita itu tidak menyampaikan banyak hal, hanya berpesan pada kedua pelayan pribadinya untuk menjaga Ana-Maria dengan lebih baik. Wanita itu juga berkata pada Ana-Maria bahwa acara perkenalan formalnya akan ditunda sampai dokter menyatakan bahwa ia benar-benar sembuh. Dan itu terjadi tiga hari kemudian. Artinya, besok adalah acara untuk memperkenalkan Ana-Maria sebagai penghuni baru di harem terkutuk ini.

It's a great news, pikirnya muram, ketika dokter meninggalkannya dan Azra langsung mengungkapkan rasa senangnya.

"Besok, besok adalah acara perkenalan Anda, My Lady. Rasanya saya sudah tidak sabar lagi menunggu besok."

Sang Kepala Harem juga sudah menentukan jadwal acara tersebut, besok malam, setelah matahari terbenam, di bangunan istana utama. Jadi, Ana-Maria akan memiliki banyak waktu untuk mempersiapkan diri, begitu yang disampaikannya. Seandainya saja wanita itu tahu, Ana-Maria bahkan tidak tertarik untuk ke manapun apalagi sampai repot-repot menyiapkan diri. Memangnya apa yang perlu ia persiapkan? Tapi tentu saja, para pelayan memiliki pendapat yang berbeda, terutama Azra dan Nahla yang sepertinya tampak begitu bersemangat.

Pagi itu, seisi bangunan yang ditinggali Ana-Maria tampak sibuk. Semua orang tampaknya memiliki setidaknya lebih dari dua tugas untuk dikerjakan bersamaan. Hadiah datang silih berganti, nyaris tidak berhenti. Dari Kepala Harem, para selir dan tentu saja, sang raja rupanya juga tidak ingin ketinggalan. Ana-Maria sama sekali tidak tertarik, ia bahkan tidak menyentuhnya dan ketika Nahla membuka dan memperlihatkannya satu persatu, ia hanya melirik singkat.

Dua jam setelah makan siang, Ana-Maria kini tidak berhenti dikelilingi oleh para pelayan. Bak mandi besar sudah disiapkan, Ana-Maria diminta untuk mandi berendam di dalam ramuan bunga dan wangi-wangian. Setelah itu, tubuhnya dibaluri minyak yang aromanya enak, tetapi ia tidak akan mengakui hal tersebut. Pakaian yang harus dikenakannya sudah dijejerkan, menunggu Ana-Maria untuk memilih satu di antaranya.

Ia melotot ketika dihadapkan pada pilihan-pilihan tersebut, lalu menoleh untuk menatap Azra yang juga sedang menatapnya dengan mata berbinar. "Ayo, My Lady, Anda harus memilih satu. Walaupun kalau saya jadi Anda, saya juga bingung. Tapi warna merah ini sangat indah untuk Anda."

Ana-Maria melihat ke arah yang dimaksudkan Azra dan langsung menggeleng ngeri. Tidak, ia sudah pasti tidak akan tampil semencolok ini. Yang benar saja! Dengan cepat, ia menggeleng. "Tidak," tolaknya.

"Anda tidak suka?" Kini giliran Nahla yang bertanya lalu wanita muda itu menunjuk ke pilihan yang menurut Ana-Maria lebih mengerikan daripada yang disarankan oleh Azra. "Bagaimana dengan warna kuning cerah, kulit Anda akan terlihat cocok mengenakan warna tersebut."

Oh, Tuhan, erang Ana-Maria dalam hati.

"Tidak," tegasnya lagi. "Apa aku harus benar-benar mengenakan pakaian ini? Ini... ini... ini terlalu wah untukku. Terlalu mencolok," Ana-Maria berusaha mencari padanan kata yang lain, tapi hanya itu yang bisa diungkapkannya. Terlalu menarik perhatian, terlalu glamor, terlalu bling, terasa seperti pakaian untuk pesta kostum, seperti di negara dongeng, sesuatu yang terasa tidak wajar bila ia kenakan.

The Sheikh's Love-SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang