Lima

39.6K 2.7K 33
                                        

Happy reading, semoga suka

Luv,

Carmen

Yang mau follow IG silakan add : carmenlabohemian

__________________________________________________________________

Apa urusan pria itu dengan pakaian yang dikenakannya, dengan keinginannya untuk sekadar melepaskan selendang konyol itu dari rambutnya dan merasakan tiupan angin?

Dasar pria kurang ajar yang tidak tahu sopan santun!

Bahkan tanpa nasihatnya sekalipun, Ana-Maria juga tahu tentang kode etik berpakaian di Zaazabyeer. Ia berusaha menghormatinya walaupun ia tidak benar-benar suka pada peraturan aneh tersebut. Rasanya sedikit seksis, bahwa seorang wanita harus menutupi dirinya seperti itu demi menjaga martabat dan menjauhkan mata lelaki dari godaan. Nah, masalahnya bukan ada pada wanita, tapi pada pria itu sendiri, yang tidak bisa menjaga matanya agar tetap melekat di tempat semestinya dan pikirannya tetap pada jalur positif.

Iya, kan?

Ana-Maria mendengus kasar dan melempar bantal hingga menubruk dinding kamar asramanya, - tempat tinggal menyerupai apartemen berkamar satu yang keseluruhan penghuninya adalah wanita. Sedangkan asrama pria berada di seberang jauh yang lain, terpisah beberapa ratus meter. Bagi negara kerajaan ini, pantang untuk menyatukan dua kelamin yang berbeda. Ya, ya, ia tahu tentang tradisi dan kultur Zaazabyeer yang kuno dan kuat ini, sedikit syok ketika menemukan fakta ini ketika mereka telah menginjakkan kaki di sini, tetapi lebih kesal lagi ketika ia mengingat ada seorang pria yang berani melecehkannya di tempat di mana mereka begitu menjunjung martabat wanita, hanya karena ia dituduh tidak berpakaian dengan pantas?

"Grrr!!! Dasar pria mesum sialan! Pria-pria di negara ini tidak ada setengahnya dibanding Bruce-ku!"

Ana-Maria menghempaskan tubuh atasnya ke ranjang dan berbaring telentang menatap langit-langit kamar. Bahkan setelah beberapa hari, perasaan tidak puas itu masih memenuhinya. Rasanya ia ingin sekali bertemu dengan pria congkak itu dan melanjutkan perdebatan tidak selesai mereka.

"Liar, nyatanya aku lari begitu mendapat kesempatan."

Tidak, Bruce memanggilnya dan ia terburu ingin menghampiri pria itu.

"Pria itu membuatku tidak nyaman." Ia kembali berbicara pada dirinya sendiri.

Ya, tentu saja dia membuat Ana-Maria tidak nyaman. Kata-katanya merendahkan, seharusnya Ana-Maria melaporkan pria itu karena sudah melecehkannya.

Tapi, ia tidak melakukannya. Ia bahkan tidak menceritakan hal ini pada Bruce. Mungkin ia hanya berusaha untuk melupakan kejadian tidak mengenakkan tersebut, karena sekonyol apapun kedengarannya, ia suka pada pekerjaannya, sama seperti ia menyukai mahasiswa-mahasiswi di sini dan kerajaan unik ini sendiri. Tapi yang menyebalkan, setiap kali ia pulang ke sini, kejadian itu akan kembali melayang di depan matanya, mengingatkan Ana-Maria akan insiden tidak menyenangkan di rumah Rektor Gordon. Ia juga merasa gelisah karena telah berbohong, tidak, yang benar adalah tidak mengoreksi asumsi pria itu bahwa ia bukanlah dosen. Bagaimana kalau kelak mereka bertemu lagi dan pria itu akan memiliki alasan lain untuk mengejek serta merendahkannya?

"Yang benar saja, Ana-Maria!" bentaknya pada dirinya sendiri.

Tidak ada lain kali, tidak boleh ada lain kali, ia sudah memutuskan bahwa tidak boleh ada lain kali.

Tapi pria itu bisa saja adalah salah satu pengajar asing seperti dirinya, mungkin salah satu kolega Rektor Gordon dan kemungkinan bertemu bisa saja lebih besar.

"You're a fool. Kenapa pula kau sibuk menghabiskan waktu untuk memikirkan hal tolol seperti itu?"

Dan lebih tolol lagi jika ia terus-menerus berbicara pada dirinya sendiri. Ia menggerung kesal, bangkit dengan cepat untuk meraih bantal yang tadi dilemparkannya, lalu kembali ke tempat tidur dan merebahkan diri serta menarik selimut hingga menutupi wajahnya. Waktunya tidur, atau besok ia akan terlambat.

The Sheikh's Love-SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang