Delapan

35K 3.3K 99
                                    

We are back, anyone here miss us? Hahaha... semoga masih menunggu ya.

Jika suka, jangan lupa vote dan tinggalin komen.

Oh ya, happy fasting ya bagi teman-teman muslim.

Bagi yang mau follow akun wattpad, sila ya. Mau follow ig aku jug, sila. Ini ig nya : carmenlabohemian

Jumpa next chapter

Luv,
Carmen

--------------------------------------------------------------------------------------------------

Wanita itu terlihat berbeda dari yang pertama kali diingatnya, dari yang pertama kali dilihat Zayyeed.

Wanita itu, tidak diragukan lagi, masihlah wanita yang sama. Namun seperti burung yang dipatahkan sayapnya, keangkuhan yang pernah dilihatnya memancar dari mata biru itu telah sirna sepenuhnya. Kepercayaan diri yang dimiliki wanita itu seolah telah ditelanjangi dan dirobek-robek serta diinjak-injak hingga tak lagi bersisa.

Wajah wanita itu pucat, tatapannya yang nanar tampak berusaha memancarkan keberanian serta ketangguhan palsu, padahal Zayyeedd tahu pasti wanita itu sudah menangis semalaman di dalam sel. Pakaiannya tampak kotor dan sedikit berantakan dan walaupun orang-orangnya memberikan kesempatan untuk membersihkan diri, kesan kotor dan kusam masih melekat di diri wanita itu. Namun tak bisa dipungkiri, dia masih tetap cantik walau rambut pirangnya kusut-masai. Zayyeed berusaha menyimpan senyum sinis saat keterkejutan mewarnai ekspresi wanita itu tatkala mendengarnya memperkenalkan diri. Sunggun berharga, bisa melihat bagaimana sisa ketangguhan dan keberanian wanita itu runtuh seketika.

"Duduklah, Miss Taranu," ujarnya kemudian, menunjuk pada kursi sementara ia sendiri mengambil tempat di hadapan wanita itu.

Ana-Maria Francise Taranu, dua puluh dua tahun, lulusan sastra Inggris yang kini bekerja sebagai asisten dosen, merupakan warna negara St. Monty, negera kecil yang menurut Zayyeed hanyalah boneka Inggris, mengapa wanita muda tidak berpengalaman seperti dirinya bisa datang jauh-jauh ke Zaazabyeer? Namun semua data tentang wanita itu cocok dengan informasi yang didapatkannya. Entah seluruh kehidupan Ana-Maria adalah palsu, maka tak mungkin wanita itu adalah teroris. Dia tidak memiliki alasan untuk melakukannya.

Namun Bruce Landon...

Bruce Landon... nama itu disebutkan Ana-Maria berkali-kali.

Saat wanita itu akhirnya duduk di hadapannya, Zayyeed tidak sanggup untuk tidak menampilkan senyum sinisnya. "Kau tidak tampak seangkuh kemarin, Dosen Taranu," cibirnya.

Wanita itu memucat sedikit. "Anda tahu aku bukan."

"Jadi, kau siap untuk jujur hari ini, Miss Taranu?"

"Aku tidak pernah berbohong. Anda yang berasumsi."

"Lancang! Berani-beraninya wanita seperti..."

Zayyeed mengangkat tangannya kembali untuk menghentikan langkah Achmed dan memotong ucapan kasar pria itu. "Achmed, biarkan aku berbicara pada Miss Taranu terlebih dulu."

"Baik, Yang Mulia."

Perhatian Zayyeed teralihkan kembali kepada wanita itu. Ana-Maria kini tampak mulai bisa menguasai diri. Dia membuka mulut sebelum Zayyeed sempat berbicara. Di kesempatan lain, ia mungkin akan menghardik ketidaksopanan wanita itu.

"Ini adalah kesalahan."

Achmed tentu saja murka jika Zayyeed tidak segera menghentikannya. Ia juga sebenarnya murka, namun Zayyeed tidak percaya Ana-Maria memiliki motif untuk menyakiti keluarga kerajaan ataupun meneror kerajaannya.

The Sheikh's Love-SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang