Bab 50 C

9.2K 1K 32
                                    

Happy reading, semoga suka.

Untuk Karyakarsa sudah update sampai Bab 69, yang mau baca duluan boleh ke akun saya di sana dulu.

Follow my acc di KK: carmenlabohemian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Follow my acc di KK: carmenlabohemian

Luv,
Carmen

______________________________________

Saat Zayyeed kembali ke suite sore itu, Hanaa sudah ada di dalam. Ia berhenti sejenak ketika melihat wanita itu yang tengah merenung menatap Sungai Thames.

"Apa kau sudah merindukan Andreaa hanya beberapa jam setelah dia pulang?"

Hanaa menoleh saat menyadari kedatangannya dan tampak sedikit kaget, agak salah tingkah. Bahasa tubuh wanita itu agak lain, terlihat tak yakin dan sedikit ragu. Atau Zayyeed yang terlalu banyak berpikir?

"Yang Mulia... Anda sudah kembali."

Zayyeed mengembangkan senyum. "Kau tidak rindu padaku?"

Biasanya Hanaa akan membentak ataupun melengos. Tapi kali ini wanita itu hanya bergeming.

"Yang Mulia selalu suka bermain-main," ujarnya kemudian.

Zayyeed tidak tahu apakah ini hanya perasaannya saja, tapi Hanaa tampak sedikit berbeda. Wanita itu terlihat waspada dan menjaga jarak padahal malam sebelumnya, Hanaa sudah mulai menurunkan semua pertahanan dirinya.

"Ada apa?" tanyanya kemudian sambil berjalan mendekat. "Kau tampak sedih."

Mungkin Andreaa mengatakan sesuatu pada Hanaa yang membuat adiknya tampak cemas.

Hanaa menggeleng.

Tapi Zayyeed tidak akan membiarkan ada celah bagi keraguan Hanaa untuk tumbuh. Ia meraih Hanaa yang tak siap, meraup pinggang ramping tersebut dan memeluk Hanaa agar menempel di tubuhnya.

"Aku tahu kau mencemaskan sesuatu."

Setelah diam sejenak, Hanaa mengangkat wajah menatapnya. "Kau bertanya padaku, apa aku mempercayaimu."

"Hmm..."

"I do. Kau tidak akan memberiku alasan untuk berpikir sebaliknya, bukan?"

"Tentu saja, Hanaa," jawab Zayyeed cepat. "You can always trust me."

Ia lalu merendahkan wajah dan mencium bibir Hanaa yang setengah terbuka. Zayyeed tak akan mengendurkan usahanya setelah kemajuan yang mereka capai. Ia tak akan membiarkan siapapun berdiri di antara dirinya dan Hanaa. Wanita itu harus jadi miliknya.

"I have finished my business here," bisiknya di bibir Hanaa yang ranum. "We can enjoy our holiday, somewhere, in private."

Hanaa hanya mengerang pelan.

"What do you say?"

"Bukankah jika Yang Mulia punya waktu, lebih baik mencari keberadaan... pria itu?" Ia senang mendengar Hanaa menghindar menyebut nama Bruce.

"Aku punya tim khusus untuk itu, Hanaa."

Wanita itu memberengut pelan. "Sepertinya mereka kurang ahli. It takes so long just to find a guy."

"Mmm... If i find him, you'll be the first to know."

Pada tahap ini, Zayyeed tak peduli lagi jika ia berbohong ataupun menipu Hanaa. Apapun caranya, sekotor apapun itu, pokoknya Hanaa harus menjadi miliknya. Atau Zayyeed akan menjadi gila.

"Can we drop this conversation?" tanya Zayyeed kemudian. "Sementara aku berada di luar Zaazabyeer, aku hanya ingin menikmati waktuku, Hanaa. I deserve some holiday too, i've worked too hard."

"Where do you want to go?" bisik wanita itu akhirnya.

"Anywhere you want to go, My Hanaa."




The Sheikh's Love-SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang