Part 5

36.4K 2.1K 22
                                    


Happy reading 💕

**

Flashback on

Bellila mulai melihat jelas cahaya dari jalan besar, dengan semangat gadis itu berlari cepat ke arah cahaya. Senyum terukir sangat jelas kala dirinya sampai pada pinggir jalan, namun sedetik kemudian senyumnya menghilang saat sebuah mobil dengan sengaja menyerempet dirinya hingga terjatuh. Bellila meringis perih pada kedua telapak tangannya yang lecet akibat gesekan batu kerikil.

Dengan keadaan terduduk ditanah gadis itu menoleh ke arah pintu pengemudi, matanya menyipit berusaha untuk melihat namun cahaya lampu mobil yang menyorot ke arahnya membuatnya sulit untuk menatap dengan jelas. Wajahnya mendadak pias kala memandang seorang perempuan berdiri di hadapannya dengan wajah datar serta tatapan tajam.

Ibu, wanita itu yang Bellila takuti sekarang berada di hadapannya, tubuhnya bergetar ketakutan saat ibu berjongkok di depannya sambil tersenyum menyeringai.

“wah... wah… seekor rubah ternyata ingin melarikan diri” ucap ibu tersenyum smirk

“Belli apa kau sudah tidak sayang dengan ibu? sehingga memutuskan untuk meninggalkan ibu seperti ini” ibu memiringkan kepalanya menatap sedih kearah Bellila, Bellila hanya dapat menggelengkan kepala cepat

Ibu melihat kedua telapak tangan Bellila yang terluka, dengan lembut ibu menarik tangan mungil itu. “lihat bahkan kedua telapak tanganmu terluka…. Ayo kita pulang dan obati luka mu sebelum infeksi”

Genggaman lembut itu seketika berubah kasar saat ibu menarik Bellila untuk berdiri, hal itu membuat Bellila meringis perih pada telapak tangan kanannya. Bellila hanya dapat menangis di dalam mobil sambil meratapi takdirnya yang sungguh menyedihkan.

Bellila kembali mengingat ucapan anak-anak di taman hari itu, seakan membenarkan ucapan mereka yang berkata bahwa dirinya hanya anak pembawa sial. Tidak hanya untuk orang-orang di sekitarnya tetapi juga untuk hidupnya sendiri, mungkin ini juga yang membuat ia tidak memiliki ayah dan ibu.

Sesampainya mereka di panti ibu membukakan pintu mobil lalu menariknya keluar dengan kasar, hingga sampai di depan pintu ibu langsung merubah genggamannya yang erat menjadi lembut, wajahnya yang datar berubah sedih hanya dalam hitungan detik.

Cklek

Tak

Tak

Tak

Bellila pikir mereka semua sudah berada di kamar namun nyatanya mereka masih di ruang tengah, tatapan terkejut mereka membuat ia tidak sanggup untuk melihat ke arah mereka. Gadis itu merasa sudah mengecewakan Ka Oni, Pinny serta saudara-saudaranya yang lain karena usaha mereka sia-sia, yang pada akhirnya ia tertangkap oleh ibu.

Flashback of

Ibu menatap anak-anaknya yang masih berada di ruang tengah di jam yang seharusnya mereka sudah kembali ke kamar. “ini sudah malam kenapa masih diluar?” tanyanya begitu dingin
“ki-kita baru saja beres-beres meja makan” ucap Vivi gugup, serta wajahnya yang juga tidak kalah terkejut dengan yang lain

Ibu mengangguk, tidak sengaja matanya menatap Oni yang memegang mangkuk berisikan sup panas. “Oni untuk siapa sup itu?” tanya ibu

“u-ula bu”

“kemarikan” pinta ibu

Oni menatap ibu dengan raut wajah bingung, tidak hanya Oni tetapi semua anak panti menatap ibu bingung. Untuk apa sup itu? Pikir mereka

BELLILA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang