Part 37

21.2K 2K 180
                                    

Happy reading 💕

**

Pagi ini di kediaman Maverick begitu berisik dengan keributan yang diciptakan Declan.

Anak laki-laki itu tidak ingin pergi kesekolah, ia ingin belajar dirumah saja bersama adiknya. Tetapi Rianzo dengan tegas tidak mengizinkanya karena jika begitu Declan tidak akan belajar dengan serius lagi pula Rianzo tau bahwa anaknya akan melaksanakan ujian.

"Papa please aku ingin dirumah sajaaa~" rengeknya dengan mata yang sudah ingin menangis

"Tidak bisa, kau harus sekolah" tolak Rianzo kembali

"Kakak sekolah saja, nanti kalo sudah pulang kan kita bisa bermain lagi. Boleh kan papa"

"Tentu" balas Rianzo seraya mengecup pipi putrinya

"Tuh papa bolehin kita main setelah kakak pulang sekolah, Lagian kakak Gaga juga sekolah kok jadi kakak ada temannya disana" bujuk Bellila agar kakaknya pergi sekolah. Padahal dalam hati Bellila iri kepada kedua kakaknya yang memiliki kesempatan untuk sekolah umum.

"Baiklah jika peri kecil yang meminta" ucapnya lesu

"Alay" cetus Zega sambil menyuapi roti lapis kedalam mulut Bellila

Declan hanya berdecih sinis lalu melanjutkan acara makannya yang tertunda.

Sedangkan Erland sudah pergi pagi-pagi sekali, karena harus ke luar negeri mengurus perusahaanya dengan hati yang berat. Pasalnya ia ingin bermain dan menghabiskan waktu bersama adik perempuannya tetapi ia tidak bisa.

Sedangkan Lucas duduk dengan anteng di bangkunya sambil menatap lekat wajah Bellila.

"Kau tidak berangkat kuliah Lucas?" Tanya Rianzo

"Tidak"

Rianzo hanya berdehem.

"Papa pilih kasih, kenapa papa bolehin Kakak Lucas tidak kuliah.... giliran aku tadi ngga boleh" ucapnya merasa tidak terima

Rianzo membuang nafas kasar "Kau hari ini ada ujian Declan"

"Ya tapi kan ak—"

Cup

Bellila mengecup pipi Declan "Kakak tidak boleh seperti itu. Kakak harus ikut ujian dan dapat nilai terbaik. Kalau kakak dapat nilai terbaik aku akan memberikan hadiah untuk kakak"

Pipi Declan bersemu memerah, senyumnya tidak bisa lagi ia tahan. Hatinya berbunga-bunga mendapatkan kecupan manis dari peri kecilnya.

"Baiklah peri kecil, kakak Declan yang tampan akan mendapatkan nilai terbaik untuk peri kecil kakak" Declan langsung memeluk tubuh mungil adiknya dan tak lupa mengecup kedua pipi berisi itu.

Sedangkan disisi lain ketiga pria di meja makan merasa cemburu karena Bellila memberika kecupan manis kepada bocah tengil itu.

**

"Kakak Lulu kenapa setiap Belli lihat kakak, wajah kakak selalu banyak luka. Apa ada yang jahatin kakak?" Tanya Bellila dengan mata bulatnya yang menatap Lucas dengan tatapan polos.

Lucas tersenyum simpul "tidak ada, tidak ada yang menjahati kakak" jawab Lucas lembut sambil mengelus rambut Bellila

Lucas tidak mungkinkan memberitahukan kepada Bellila bahwa setiap luka di wajahnya ia dapatkan dari Adu boxing. Kemungkinan terbesar adiknya akan takut jika tau Lucas dalam versi yang berbeda.

"Kalo ada kasih tau Belli, biar Belli hajar orangnya. Belli aja bilang papa, pasti papa juga akan menghajar orang yang jahati kakak, jadi kakak jangan diem aja ya" ujar Bellila sambil mengelus rahang kakak keduanya dengan lembut

BELLILA (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang