Part 30

23.5K 1.8K 55
                                    

Happy reading 💕

**

"

Hahahaha dorong yang kuat abang" tawa merdu dari soerang gadis cantik hampir membuat para pengunjuk taman bermain menatap kagum.

"Ini udah paling kuat sayang, nanti kamu bisa jatoh kalo terlalu kuat dorongnya" ujar lembut dari Declan seraya mendorong ayunan yang sedang di duduki Bellila

"Biar aku yang dorong, kau tidak becus" El mendorong kasar Declan seraya berucap sangat ketus

Declan berdecih malas, anak laki-laki itu memutuskan untuk duduk di ayunan yang sama di sebelah Bellila dengan pandangan mata yang terus tertuju pada wajah cantik Bellila yang terus tertawa.

'Menggemaskan'

"Udah kakak" pinta Bellila kepada El

El langsung memberhentikan ayunan dengan kedua tangannya yang memegang tali di kanan dan kiri ayunan

Bellila turun dari ayunan langsung menghampiri El dan memeluk laki-laki itu "Kakak El, Belli lapar" ucapnya sambil mendongak menatap El

"Baiklah mari kita cari restoran"

"Tuan putri ini makan dimana?" Tanya El

"Dimana aja yang penting kita makan"

"Gimana kalo kita makan di restoran Jepang di depan sana?" Usul Declan yang masih duduk di bangku ayunan namun dengan posisi yang berbalik menghadap Bellila dan El

"Boleh. Ayoo" seru Bellila sambil memegang tangan kanan El dan tangan kiri Declan

El berdecak tak suka, ia tidak suka Bellila menggenggam tangan bocah tengik yang entah bocah itu tau dari mana jika dirinya dan Bellila berada di taman setelah mereka pulang untuk berganti pakaian.

'Pengganggu' cibir El dalam hati

Bellila awalnya meminta paman Xio untuk menemaninya menjemput El di sekolah kakaknya itu, dan untuk pertama kalinya Bellila melihat sekolahan yang begitu besar. Gadis itu dibuat takjub dengan bangunan yang sangat besar dan ternyata milik Aslan.

Setalah menunggu El, Bellila meminta El untuk menemaninya bermain di taman yang terdapat ayunan dan berbagai mainan lainnya.

Di taman bermain, ketika keduanya sedang kejar-kejaran Declan datang dengan senyum lembarnya, memperlihatkan gigi putih yang terlihat rapih milik anak laki-laki itu.

Kembali ke tiga manusia yang kini sedang berjalan beriringan menuju restoran di sebarang taman bermain.

"KAK ZEGA"

Zega, pria tanpa ekspresi itu menoleh kearah suara. Ternyata adiknya Declan yang memanggil, namun perhatiannya justru pada kedua manusia yang berada di samping adiknya.
Siapa mereka?

Declan langsung menarik lembut Bellila dan diikuti El yang tertinggal. Declan mendekat kearah Zega yang juga ingin masuk kedalam restoran.

"Kakak sedang apa disini?" Tanya Declan yang masih setia menggenggam tangan Bellila

"Makan"

"Kalo gitu kita bareng aja kak" Declan menatap Bellila yang sedang memandang lugu kearah Zega
"Kakak Zega boleh ikut kita kan peri kecil?"

Bellila membalas tatapan Declan "boleh, semakin banyak orang semakin seru. Iya kan kak El"

El mengangguk, ia terlalu malas. Kenapa harus menambah laki-laki lagi di dekat adiknya, si bocah tengik aja sudah membuatnya muak dan sekarang kakaknya pula yang datang.

BELLILA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang