Part 24

25.6K 1.9K 43
                                    

Happy reading 💕

**


"Apa sudah ada perkembangan tentang putri ku Biovan?" Tanya Rianzo penuh harapan bahwa apa yang akan di katanya Biovan membuatnya sedikit senang, namun kenyataannya Biovan menggeleng pelan sebagai jawaban

"Saya akan terus berusaha tuan" katanya penuh keyakinan

Rianzo diam seraya menatap sendu foto istrinya. Penyesalan benar-benar menyakitkan, rasa bersalah masih bersarang di hatinya.

Pertanyaan di benaknya terus berputar mengenai putrinya. Apa putrinya baik-baik saja? Apa putrinya makan dengan baik? Apa putrinya berada di tempat yang layak?

Ia hanya bisa berharap tuhan masih memberikan sedikit belas kasih kepada pria bajingan sepertinya. Rianzo berharap tuhan masih mah membantunya menemukan putrinya yang dulu sangat ia tunggu kehadirannya.

"Tuan tadi malam saya mendapatkan telpon dari tuan muda. Dia meminta saya memberikan boneka domba dan berbagai macam coklat" lapor Biovan, entah mengapa ia merasakan sesuatu antara tuan muda Declan dengan seorang anak gadis yang ditemuinya di rumah sakit

Biovan sempat melihat Declan mengunjungi seorang anak gadis di ruangan yang tak jauh dari ruangan tuan Rianzo kala di rumah sakit hari itu.

Tanpa sengaja Biovan melihat keakraban keduanya di ruangan itu dan nyatanya Declan tidak hanya mengunjungi gadis itu sekali tapi beberapa kali.

Namun sialnya Biovan tidak pernah bisa melihat jelas seperti apa wajah gadis itu karena kehilangan pintu. Tetapi entah mengapa Biovan merasakan sesuatu pada gadis itu. Itu mengapa sekarang dirinya akhirnya mengatakan bahwa Declan meminta sesuatu yang tentunya untuk perempuan, Biovan yakin bahwa boneka domba dan coklat itu untuk gadis yang berada di rumah sakit hari itu.

"Lalu" Rianzo bingung, lalu mengapa jika anaknya meminta hal itu. Barang kali jika hal itu untuk teman sekolahnya kan? Lalu mengapa Biovan memberitahukannya

"Tuan, saat di rumah sakit pada hari anda dirawat. Saya beberapa kali melihat tuan muda Declan memasuki kamar yang tidak jauh dari kamar anda. Saat saya mengikuti tuan muda ternayata tuan muda bertemu seorang anak gadis yang juga di rawat disana"

"Tidak hanya sekali tapi berulang kali, yang saya tau tuan Declan tidak suka dengan anak perempuan tapi yang saya liat tuan muda malah terlihat akrab bahkan membawakan buah-buahan setiap kali menjenguk gadis itu"

Rianzo setia mendengar semua ucapan Biovan mengenai anak terkahirnya, kini pikirannya hanya ada satu pertanyaan 'siapa anak gadis itu?'. Biovan benar Declan memang tidak menyukai anak perempuan bahkan tidak mudah akrab dengan orang baru. Lalu siapa gadis yang membuat anaknya menjadi sedikit berbeda.

Ah dia ingat, beberapa kali juga Declan tersenyum-senyum sendiri saat sedang menjaganya di rumah sakit. Apa karena gadis itu juga Declan tersenyum.

"Apa kau sudah mencari tau siapa gadis itu?" Tanyanya sangat penasaran

Biovan mengangguk ragu "Saya sempat bertanya pada suster yang keluar dari ruangan itu. Suster itu berkata bahwa gadis itu adalah putri dari tuan Aslan Aldiano Santiago"

"Aslan mempunyai putri?" Rianzo menyergit bingung, apa ia tidak salah dengar. Bukankah Aslan tidak memiliki seorang putri.

"Saya juga tidak tau tuan, bahkan saya sudah berulang kali bertanya tapi suster itu berkata hal yang sama hanya saja suster itu tidak memberitahukan siapa namanya karena hal itu privasi" jelasnya kembali

'Apa selama ini Aslan diam-diam memiliki putri?' Batin Rianzo

Rianzo sebenernya tidak ingin terlalu ikut campur tapi kenapa hatinya menyuruhnya untuk mencari tau tentang gadis itu. Seakan ada dorongan kuat untuknya mencari tau mengenai putri dari Aslan Aldiano Santiago.

BELLILA (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang