Part 49

12.9K 1.2K 78
                                    

Happy reading 💕

**

"Teo"

"Kenapa kamu kesini?"

"Emang ngga boleh aku kesini?" Tanya perempuan berambut piring dengan kesal raut wajahnya berubah cemberut

Pria itu menghela nafas lalu berdiri dari duduknya dan merentangkan tangan ke hadapan perempuan cantik di depannya "sini peluk"

Perempuan itu berjalan mendekat ke arah pria yang merentangkan tangan. Dengan senang hati perempuan itu masuk kedalam pelukan hangat sang pacar.

"Kamu lagi hamil, aku ngga mau kamu kecapean dan berakhir buruk ke kandungan kamu"

"Tapi aku kangen"

"Teo, nanti malam kamu tidur di apartemen kan?" Tanya perempuan itu seraya mendongak menatap wajah tampan yang telah menjadi kekasihnya.

"Maaf aku nggak bisa, aku udah janji sama adik aku kalo malam ini akan ikut ngumpul keluarga"

"Loh kok gitu sih, kamu selalu aja mementingkan adik kamu itu. Bisa nggak sih jadiin aku prioritas utama kamu?, aku kesel sama kamu, kamu selalu jadikan adik kamu prioritas utama kamu dibandingkan aku yang jelas-jelas sekarang hamil anak kamu"

"Hey, dengerin aku dulu"

"Nggak kamu yang harusnya dengerin aku. Teo, Bellila ngga cuman punya kamu, tapi dia punya kakak yang lain selain kamu bahkan dia ada tuan Rianzo sebagai papanya. Jadi stop berpikiran bahwa Bellila selalu butuh kamu dan stop untuk mementingkan Bellila disaat kamu juga punya kepentingan pribadi. Teo umur kamu sudah siap untuk menikah, dan aku selalu nunggu kamu untuk bilang papa kamu kalo kamu mau nikah sama aku. Bahkan setelah 1 bulan kejadian itu dan sekarang ada makhluk kecil di perut aku, kamu sama sekali nggak ngenalin aku ke papa atau adik-adik kamu. Sebenarnya aku ini penting nggak sih di hidup kamu?"

"Maaf kalo aku baru dateng di kehidupan kamu lagi, maaf karena aku egois memilih untuk menyelesaikan pendidikan dibanding tetap stay sama kamu dan menikah sama kamu saat itu. Tapi sekarang, aku udah disini bahkan hamil anak kamu, terus apa yang jadi masalah? Kamu tinggal kenalin aku ke papa dan kamu tinggal minta restu ke papa untuk nikahin aku"

"Anya, kamu tau aku lagi ada masalah kan. Jadi aku mohon untuk tunggu sebentar lagi, dan aku juga harus ngomong ini ke Bellila. Please Bellila udah jadi hidupku setelah kepergian bunda"

"Terus kalo Bellila nggak setuju sama tujuan kamu, kamu juga nggak jadi nikahin aku?" Pria itu terdiam cukup lama "Erland Atteo Maverick, aku benci sifat kamu yang labil" ucap perempuan itu penuh penekanan

Perempuan itu berbalik berbalik namun belum sampai pintu, Erland menarik lembut tangan kanannya.

"Kamu mau pulang? Aku anter ya" Erland berusaha bersikap lembut

"Ngga perlu, aku bawa mobil sendiri" tolak dengan ketus oleh Anya

"Kenapa bawa mobil sendiri? Kenapa ngga minta anterin supir sayang? Nanti kalo kamu kenapa-kenapa gimana?" Cecer Erland penuh kekhawatiran

Anya menyentak tangan Erland dengan kasar "Nggak usah sok khawatir"

Erland membuang nafas kasar "pulang sama supir aku ya, nanti aku ke apartemen. Tunggu aku disana, aku selesain pekerjaanku dulu"

"Ngga perlu katanya kamu mau kumpul keluarga, lagian nanti Bellila nyariin kamu"

"Aku tetep ke apartemen, nanti aku bisa ngasih pengertian ke Bellila. Oke, jangan marah lagi. Aku minta maaf" ujar Erland seraya menarik lembut tangan kanan Anya lalu mengecup penuh cinta

BELLILA (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang