Happy reading kawann 💕
**
Sudah hampir 30 menit Bellila menangis sedari gadis itu terbangun dari tidurnya dan sekarang gadis itu tengah berada dipelukan Aslan.
Awalnya Aslan sandiri terkejut mendengar suara teriakan yang berasal dari luar kamar mandi disaat pria itu sedang buang air kecil. Aslan terburu-buru keluar dari kamar mandi untuk memastikan Bellila baik-baik saja.
Matanya langsung tertuju pada Bellila yang sedang menangis tersedu-sedu di atas ranjang rumah sakit. Dengan langkah lebar Aslan menghampir Bellila dan langsung menarik lembut tubuh gadis itu kepelukannya, untung saja gadis itu tak memberontak saat ia memeluknya.
Sedangkan Bellila sendiri tak menyadari bahwa pria yang sedang memeluknya adalah pria yang ia anggap sebagai tuan jahat saat pertama kali gadis itu melihatnya. Bellila terlalu nyaman serta merasa hangat di pelukan Aslan terlebih lagi pria itu terus mengelus punggungnya.
"sttt... berhenti menangis sayang, nanti nafasnya sesek" ujar Aslan yang terus mengelus punggung Belli
Mendengar ucapan lembut Aslan Bellila perlahan melepas pelukan itu lalu mendongak menatap wajah Aslan dengan matanya yang berkaca-kaca hidung yang memerah serta pipi yang terdapat jejak air mata. Sialnya hal itu terlihat menggemaskan dimata Aslan.
Cup
Cup
Aslan mengecup kedua mata Bellila dengan lembut lalu menangkup wajah Belli dengan kedua tangan besarnya seraya mengusap jejak air mata di pipi tirus Bellila dengan ibu jarinya.
Bellila yang mendapatkan kecupan pada kedua matanya serta elusan di pipinya hanya memandang bingung ke arah pria di depannya. Seketika teringat tentang tuan jahat membuat Bellila langsung menundukan kepalanya dengan tangan yang memilin ujung baju yang gadis itu kenakan, perasaan takut kembali menguasainya.
Sementara itu Aslan yang melihat Bellila menunduk ketakutan langsung menarik tubuh mungil itu kembali ke pelukannya sambil mengelus rambut panjang Bellila dengan lembut
"tak perlu takut sayang... aku bukan orang jahat" ujar Aslan seakan tau apa yang gadis itu pikirkan
"Belli ingat tidak... malam itu Belli hampir tertabrak mobil?" tanya Aslan terdengar lembut
Bellila mengangguk tanda mengingat kejadian itu.
"aku yang hampir menabrak mu malam itu dan membawamu ke rumah sakit saat kau tidak sadarkan diri.... maaf sudah membentakmu malam itu baby girl" jujur Aslan di yang dibarengi dengan rasa bersalah karena telah membentak gadis itu saat kondisinya tak baik-baik saja.
Bellila kembali mengangguk, gadis itu bahkan menikmati pelukan hangat dari Aslan dan tanpa sadar kedua tangannya yang terperban itu membalas pelukan Aslan seraya menikmati wangi tubuh Aslan yang membuat Bellila merasa tenang.
Aslan hanya tersenyum kecil dan tak urung hatinya merasa senang saat tangan kecil itu membalas pelukannya, dengan rasa sayang Aslan mengecup lama puncak kepala Bellila seraya memejamkan matanya.
Setelah mencoba menenangkan dan memberikan penjelasan pada gadis itu Aslan merasakan tidak ada lagi pergerakan dari Bellila bahkan ia merasakan hembusan nafas yang teratur, membuat Aslan menundukan kepala menatap Bellila yang ternyata gadis mungil itu tertidur pulas di pelukannya.
Perlahan Aslan menidurkan Bellila di atas ranjang rumah sakit lalu menyelimuti gadis itu hingga batas dada tak lupa Aslan mengecup lama kening Bellila.
Cup
KAMU SEDANG MEMBACA
BELLILA (End)
Teen FictionBellila Andromeda gadis cantik berusia 9 tahun yang mengalami kekerasa fisik saat gadis itu berada di panti asuhan. Panti yang selama ini memberikan ribuan kasih sayang nyatanya hanya ilusi belaka untuk mereka semua. Ibu panti adalah pembohong terb...