Part 28

24.6K 1.7K 47
                                    

Happy reading 💕

**

"Daddy"

Pintu ruangan meeting terbuka lebar oleh seorang gadis cantik yang mengenakan pakaian dress pink, gadis itu tersenyum lebar hingga kedua matanya membentuk bulan sabit.

Deg

Semua orang dalam ruangan terdiam membisu sekaligus terpanah dengan wajah cantik gadis di hadapan mereka.

namun berbeda dengan Aslan, jantungnya kini berdetak lebih cepet. Pikiran buruk kini memenuhi otaknya, hingga perasaan takut juga muncul dihati pria itu.

'Sial'

Lain halnya dengan dua orang yang terdiam kaku saat melihat wajah gadis itu sangat familiar. Pikiran keduanya langsung tertuju 'apa gadis itu anaknya/adiknya'

Aslan mengatur nafasnya, ia mencoba untuk bersikap biasa saja. Aslan perlahan menghilangkan rasa takutnya walaupun tidak sepenuhnya menghilang.

"Come here baby" Aslan merentangkan kedua tangannya

Bellila, gadis itu berlari dengan senyum yang tidak pudar. Memeluk erat daddynya seraya menghirup wangi tubuh Aslan.

"Belli rindu daddy" Belli mendusel pada dada bidang Alsan mencari tempat ternyaman.

Aslan tersenyum simpul sambil mengangkat tubuh Bellila untuk duduk di pangkuannya.

"Padahal baru daddy tinggal sebentar" kata Aslan sembari mengelus punggung Bellila

Bellila mendongak menatap kesal pada Aslan "Daddy juga suka rindu Belli kalo kita tidak bertemu sangat lama. Apa sekarang daddy tidak merindukan Belli lagi" wajah kesalnya kini berganti sedih

Cup

Aslan mengecup jidat Bellila "No! Daddy selalu rindu Bellila. Menyayangi Bellila juga, princessnya daddy sampai kapanpun" Aslan menekan kata terakhir dengan suara sedikit meninggi. Jelas bahwa Alsan sengaja mengatakan itu agar kedua orang di depannya tau bahwa Bellila hanya miliknya sampai kapanpun.

Sedangkan Rianzo merasa sesak melihat kedua orang di depannya saling memberikan kasih sayang yang begitu besar. Jika saja putrinya disini mungkin Rianzo akan seberuntung Aslan dan mungkin putrinya juga sebesar putrinya Aslan.

Rianzo mendunduk tidak sanggup melihat hal yang menyakitkan didepannya. Rianzo iri, sangat iri

Sedangkan Erland menatap datar keduanya, tetapi jika di teliti lebih jauh raut wajah Erland maka kalian akan melihat kesedihan disana. Kedua tangannya bahkan terkepal kuat di bawah meja.

Kenapa?kenapa dadanya begitu sesak saat melihat pemandangan itu? Kenapa ia begitu ingin memeluk gadis didekapan Aslan?

Erland merindukan kelinci kecilnya yang entah berada dimana

"Daddy akan melanjutkan meeting terlebih dahulu oke, agar cepat selesai biar daddy bisa bermain dengan Belli oke baby"

"Oke daddy, tapi Belli tetap peluk daddy seperti ini ya"

"Tentu" Aslan tersenyum kecil lalu kembali mengecup puncak kepala Bellila

"Silahkan dilanjut" titah tegas Alsan, raut wajahnya berubah seketika menjadi datar dan dingin

Meeting kembali di mulai. Bellila juga mendengar apa yang orang-orang itu bicarakan walaupun ia tidak lah mengerti.

Sesekali Bellila mendongak menatap Aslan yang tengah serius mendengarkan orang-orang saling bersautan. tetapi tidak dengan pikiran pria itu yang merencanakan sesuatu untuk tetap mempertahankan Bellila di sampingnya. Agap saja Aslan egois

BELLILA (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang