Part 56

15.9K 1.5K 85
                                    

Happy reading 💕

**

Pernikahan Erland batal, semua persiapan dihentikan. Padahal Erland sudah menyiapkan pesta pernikahan seperti yang Anya inginkan dengan waktu yang sangat singkat. Beruntungnya Erland belum menyebar undangan, padahal tinggal 3 hari lagi menuju hari H, dimana sepasang kekasih itu akan melaksanakan hari paling ditunggu.

Erland cukup bersyukur tuhan memperlihatkan semua kebohongan Anya sebelum pernikahan mereka dilaksanakan, mungkin jika tuhan memperlihatkan lebih lama lagi. Erland lebih baik mati karena terlalu banyak melukai hati adiknya. Erland lebih baik mati dengan membawa seluruh rasa penyesalan, rasa bersalah. Dibanding hidup dengan rasa bersalah, dan persen kemungkinan Bellila juga tidak akan mau bertemu dengannya atau bahkan akan terus takut kepadanya.

Erland meringis ketika kepalanya terasa sangat pusing. Tubuhnya benar-benar lemas, terlebih suhu tubuhnya benar-benar panas. Meskipun begitu, saat mendengar ucapan Rianzo, Erland sedikit lebih semangat untuk sembuh. Ia ingin bertemu Bellila dengan keadaannya yang sehat. Dia ingin memeluk adiknya kembali, mengecup seluruh wajah Bellila, tidur bersama seperti sebelum-sebelumnya. Jika Bellila menjaga jarak dengannya dalam waktu cukup lama, demi tuhan Erland tidak akan sanggup.

Beberapa menit memejamkan mata, ponsel Erland berdering. Tertera nama Bimo disana, Erland mengangkat dan menempelkan ponsel ke dekat telinga.

"Maaf mengganggu waktu ada tuan, saya hanya ingin menyampaikan sesuatu"

"Katakan"

"Maaf, perempuan bernama Zefanya Almerra mengalami keguguran akibat racun yang tercampur dalam gelas berisikan susu. Syukurnya Zefanya selamat dan masih dirawat di ruang inap tuan"

Deg

Erland memejamkan mata sejenak, dia memang membenci Anya tapi tidak dengan bayi dalam kandungannya. Walaupun Erland masih sulit untuk percaya bahwa bayi tersebut ialah anaknya bukan berarti Erland membenci bayi dalam perut Anya, Erland hanya belum menerima.

Tidak seperti awal kehamilan Anya, Erland begitu menjaga anaknya yang masih dalam kandungan. Namun setelah semua kebenaran terungkap membuat Erland ragu dan sulit untuk menerima bahwa bayi tersebut memanglah anaknya.

"Terima kasih informasinya, setelah ini jangan hubungi saya dan jangan beritahukan apapun mengenai perempuan itu. Karena saya tidak ada hubungan apapun lagi. Saya juga sudah melunasi seluruh biaya rumah sakit . Terserah anda mau bagaimana dengan perempuan itu"

Erland mematikan panggilan lebih dulu, dia meletakkan ponselnya diatas meja. Lalu memejamkan mata hingga tak sadar air matanya metes diujung mata. Saat mendengar bayi itu meninggal hati Erland yang terasa penuh tiba-tiba terasa ada setitik ruang kosong tercipta, seperti seakan ada yang menghilang begitu saja ruang hatinya. Mungkin tanpa sadar Erland memang menanti kehadiran bayi tersebut, namun dia selalu menepis karena mengingat kesalahan ibunya.

'Maaf, karena saya kamu tidak bisa melihat dunia ini. maaf, saya bukan ayah yang baik untuk kamu, saya ayah yang buruk…saya tau itu. Tapi jika di masa depan kamu terlahir kembali dan tuhan memberikanmu lagi kepada saya. Saya berjanji akan menjadi ayah yang baik untuk kamu, baby'

**

"Apa kakak Erland baik-baik saja papa" Tanya Bellila dalam dekapan Rianzo

Rianzo pergi ke mansion Aslan untuk bertemu Bellila. Keduanya berada di taman, dengan posisi Bellila berada di pangkuan dan memeluk Rianzo.

"Kalau papa bilang tidak bagaimana?" Tanya balik Rianzo seraya mengelus rambut Bellila

"Tidak tahu"

BELLILA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang