Part 51

13.5K 1.4K 166
                                    

Happy reading 💕

**

B

ellila telah siap dengan seragam sekolahnya, baru saja gadis itu membuat pintu kamar sudah dikejutkan dengan kehadiran Anya yang berdiri tepat di depan pintu dengan tangan bersedekap di dada.

"Kakak Anya ada apa?"

"Kata Erland hari ini dia ingin mengantarmu ke sekolah, itu bener?" Tanya Anya dengan raut datar

"Iya kak, kakak Erland udah janji mau nganter aku ke sekolah sebagai permintaan maaf karena malam minggu tidak bisa datang" balas Bellila dengan kedua tangannya memegang erat pada tali tasnya.

"Kamu lebay banget sih Bellila. Harusnya kamu paham dong kenapa kakak kamu ngga dateng. Dia juga punya kesibukan sendiri terlebih sekarang kamu tau aku hamil yang artinya dia harus sama aku terus. Tolong ya ngertiin posisi kakak kamu yang sekarang udah jadi milik aku, kamu masih bisa minta perhatian sama kakak kamu yang lain. Jangan kekanak-kanakan cuman karena Erland ngga nepatin janji kamu maksa dia buat anterin kamu ke sekolah, kamu udah gede loh, harusnya kamu bersyukur masih bisa ketemu sama keluarga kandung kamu, jadi jangan minta banyak hal. Kamu harus tau kalau semua kakak kamu juga punya kehidupan masing-masing yang nggak selamanya selalu berpatokan sama kamu, ngikutin keinginan kamu dan semisalnya mereka nggak ngikutin atau ngga nepatin. kamu sedih, merasa dibohongi, merasa paling tersakiti. Kamu terlalu berlebihan, manja, kekanak-kanakan" Anya menatap jengah Bellila, ia harus menegaskan hal ini pada adiknya Erland agar adiknya tidak terlalu manja "Sekali lagi tolong pahami posisi Erland yang sekarang punya tanggung jawab sama aku sebagai pacar sekaligus calon istri dan pahami kehidupan kakak kamu yang nggak selamanya selalu sama kamu" setelah mengatakan hal itu Anya pergi meninggalkan Bellila yang sudah menangis

Bellila dengan cepat menghapus air matanya dan berjalan turun menuju lantai bawah. Bellila tersenyum manis untuk menutupi sakit hati dan kesedihannya.

"Pagi papa" Cup

"Pagi Princess"

"Pagi kakak"

"Pagi peri kecil. kenapa wajahnya terlihat murung?" Tanya Declan yang melihat jelas raut wajah yang berbeda walaupun Bellila berusaha tersenyum manis

Semua orang di meja makan langsung memusatkan pandangannya pada Bellila hingga membuat gadis itu dilanda gugup.

"Ah ngga, Belli cuman merasa sangat lapar aja kok" jawab Bellila

"Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu sayang?" Tanya Rianzo menatap putrinya khawatir

"Belli baik-baik saja papa" Belli berusaha menyakinkan Rianzo dengan menampilkan senyum terbaiknya

Sedangkan di sisi lain Anya menatap malas, ia sudah sangat lapar tapi karena drama Bellila ia harus menunggu.

"Kalo gitu ayo makan, nanti Bellila telat loh" ujar Anya yang terlihat perhatian

Selesai sarapan pagi, Bellila melirik Erland yang tengah membantu Anya untuk meminum susu ibu hamil.

"Kakak Er hari ini aku berangkat bareng kakak Declan aja" celetuk Bellila secara tiba-tiba

"Kenapa?" Tanya Erland menatap bingung pada adiknya. Semalam Bellila begitu antusias dan menerima saat Erland mengatakan akan mengantarnya, tapi kenapa sekarang malah berubah.

"Ngga apa-apa, hanya saja aku berubah pikiran. Aku pengen bareng kakak Declan aja, lagi pula kita satu sekolah jadi bukannya lebih baik berangkat bersama" alibi Bellila, dalam hati gadis itu berdoa agar Erland percaya

BELLILA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang