Part 7

36.7K 2.3K 12
                                    

Happy reading gais 💕

**

S

eorang pria dewasa terbangun saat cahaya matahari menerpa wajahnya, beberapa kali matanya mengerjap perlahan hingga tatapannya tertuju pada tangan besarnya yang masih setia menggenggam lembut tangan Belli yang terperban. Ia ingat jelas bahwa anak gadis di depannya ini bernama Belli.

Aslan akui bahwa gadis itu sangat cantik dan imut bahkan goresan luka pada wajahnya tidak memudarkan kadar kecantikan pada gadis itu, perlahan Aslan mengangkat tangan kanan Belli lalu mengecupnya penuh kasih sayang. Jika diingat-ingat dulu ia sangat ingin sekali memiliki anak perempuan namun apa boleh buat tuhan sangat sayang dengan istrinya hingga menjemputnya pulang lebih dulu dan meninggalkan dirinya dan ketiga putranya.

‘fuck!’ umpatnya kala mengingat semalam ia seharusnya pergi ke bandara

Betapa bodohnya ia melupakan kembali hari ulang tahun putra ketiganya saat perasaan takut kehilangan gadis kecil sangat besar. Aslan meraba kantong celananya mencari dimana ponselnya namun nihil ponselnya tidak ada bahkan di jasnya pun tidak ada.

'Damn!'

Pria itu langsung keluar ruangan Bellila menuju parkiran mobil, karena semalam seorang satpam memindahkan mobilnya ke parkiran. Semalam ia terlalu kalut hingga melupakan banyak hal.

Aslan berjalan cepat keluar rumah sakit tanpa memperdulikan tatapan para perempuan yang terpesona saat melihatnya, bagaimana tidak kancing atas kemeja hitamnya yang terbuka, rambutnya yang sedikit berantakan, bahkan kedua lengan bajunya digulung hingga siku ditambah wajahnya yang sangat tampan membuat para perempuan langsung jatuh pada pesona seorang Aslan Aldiano Santiago. Namun seorang Aslan hanya acuh melewati mereka semua.

Sesampainya Aslan di depan pintu mobil hitamnya, ia langsung membuka pintu mobil mengambil ponselnya. Betapa terkejutnya 30 panggilan dari putra keduanya dan 3 kali panggilan dari orang suruhannya. Aslan langsung menghubungi putranya kembali, ia harus meminta maaf atas kesalahannya kali ini.

Tut….

Tutttt….

‘hallo’

“Lucas, maaf daddy tidak pulang semalam” ucapnya terdengar sangat menyesal

“tolong bilang pada adikmu, daddy minta maaf” ucapnya kembali

‘akan aku sampaikan’ balasnya terdengar datar

“setelah semuanya selesai daddy akan pulang dan memberikan kejutan untuk kalian, daddy harap kalian menyukainya”

‘akan aku tunggu’ ujarnya singkat

“yasudah… daddy harus kembali. Sekali lagi daddy minta maaf”

Tut

Lucas lebih dulu mematikan panggilan, Lucas hanya menatap datar ponselnya lalu melemparnya ke kasur. Ia tidak marah hanya kecewa bahwa daddynya kembali tidak menepati janji bahkan ulang tahun sang adik harus diingatkan terlebih dahulu olehnya. Mungkin jika hari itu Lucas tidak memberitahukan pada Aslan kemungkin Aslan akan terus berada disana hingga waktu yang tidak ditentukan.

Sedangkan di sisi Aslan hanya menghela nafas pelan lalu kembali masuk kedalam rumah sakit, saat dijalan Aslan menghubungi orang suruhannya untuk membawakan makanan dan juga pakaian ganti untuk dirinya karena Aslan masih mengenakan pakaian semalam. Ia berniat menunggu gadis cantik itu hingga membuka mata, rasanya ia ingin saat gadis itu membuka mata dia menjadi orang pertama yang gadis itu lihat.

Saat membuka pintu ruangan Belli, Aslan melihat seorang suster yang terlihat sedang mengganti cairan infus. Aslan jalan mendekat ia menatap gadis itu masih setia memejamkan mata.

“apa dia baik-baik saja?” Aslan bertanya dengan raut wajahnya yang datar

“iya tuan, dokter baru saja memeriksanya. Dokter bilang kemungkinan nona akan segera siuman” jelasnya dengan nada ramah
Aslan hanya mengangguk lalu berjalan untuk duduk di sebelah gadis itu dan kembali memegang tangan mungilnya, ia sedikit heran kenapa tangan gadis ini sangat mungil. Jika dilihat umur gadis ini tidak terlalu jauh dengan putra ketiganya hanya saja gadis ini memiliki tubuh yang mungil tetapi tidak masalah Aslan sangat suka.

“kalau begitu saya permisi tuan” pamit suster itu lalu pergi meninggalkan pria duda yang masih setiap menatap wajah gadis di depannya

Seketika ingatan mengenai ucapan dokter malam itu membuat dirinya kembali emosi, ada rasa sakit di hati Aslan saat melihat perban di kepala gadis itu dan juga di kedua tangannya. Dokter mengatakan bahwa gadis ini mengalami kekerasan fisik yang cukup lama, karena ada beberapa bagian tubuhnya yang memar akibat dari cambukan yang terus menerus yang gadis itu dapatkan ditambah pola makan yang tidak teratur membuatnya lebih kurus.

Aslan berjanji akan menjaga gadis ini mulai sekarang atau mungkin mengangkatnya menjadi putrinya, tidak peduli jika nanti ketiga anaknya akan menolak karena Aslan sudah terlanjur menyayangi anak gadis di depannya ini. Ia juga akan mencari tau lebih lanjut tentang gadis ini dan akan membunuh orang dibalik semua luka yang anak gadisnya dapatkan.

**

Sedangkan di panti asuhan ibu sedang dilanda amarah saat di pagi hari ia berniat ke kamar Bellila untuk menyuruhnya untuk turun agar anak panti lainnya tidak curiga namun ibu tidak mendapatkan Bellila di kamar. Berulang kali ibu mencarinya di seluruh ruangan di panti namun nihil ia tidak menemukan Bellila dimana-mana.

“sialan! Kau benar-benar ingin bermain denganku Bellila” wajah ibu memerah padam dengan tangan yang mengepal kuat

“kau akan menyesal karena telah membuatku marah sayang, maka lihatlah apa yang akan aku lakukan pada seluruh saudara-saudaramu. Akan aku pastikan mereka semua mati di tangan tuan james” desis ibu dengan tatapan tajam mengarah ada jendela ruangan kerjanya

Ibu keluar ruangan kerjanya, wajah penuh emosi itu berubah lembut bahkan senyum lebar terukir dari bibir merahnya saat wanita itu berjalan menuju ruang makan. Sesampainya di ruang makan ia menatap semua anak panti satu persatu dan pandanganya terhenti saat melihat Pinny hanya duduk diam dengan pandangan kosong.

Selepas menatap Pinny ibu berjalan untuk mengambil sebuah koran pagi ini, tangan kanannya mengambil koran sedangkan tangan kirinya mengambil sebuah kamera sangat kecil di dalam pot bunga.

Sebelum kembali ke ruangan kerja ibu menoleh ke arah Pinny yang masih dengan posisi yang sama saat beberapa menit lalu, ibu dapat melihat ada ketakutan, cemas, gelisah di mata Pinny bahkan kedua tangan Pinny terpaut erat. Ibu tersenyum remeh saat melihat Pinny lalu pergi berlalu keruangan kerjanya.

Wanita itu kembali tidak menyadari jika semua gerak geriknya saksikan oleh Oni yang berada di lantai dua, awalnya Oni ingin kembali turun ke bawah untuk melanjutkan menjemur pakaian namun saat matanya tak sengaja melihat ibu mengambil sesuatu yang berada didekat koran membuatnya memilih untuk melihat apa yang ibu ambil dari balik pot kecil disamping koran itu. Oni juga melihat ibu terus memperhatikan Pinny setelah mengambil koran lalu pergi berlalu mengarah pada ruang kerja. Melihat ibu sudah pergi Oni turun ke lantai satu untuk menjemur pakaian

**

Ada bisa tebak Pinny kenapa?🤔

Jangan lupa vote dan comment ya kawannn

Sampai jumpa di part selanjutnya
👋👋👋❤❤

BELLILA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang