Part 45

16.3K 1.5K 40
                                    

Happy reading gais 💕

**

"Sedang apa disini" 

Bellila tersentak lalu dengan cepat menoleh kearah suara. Matanya melebar sempurna serta perlahan senyum terukir 

"Kak Berto" Bellila bangkit dan lalungsung memeluk tubuh Berto dengan erat 

"Kakak, Belli rindu kakak" 

Berto membalas pelukan tak kalah erat. Dia juga merindukan Bellila, sudah terhitung sebulan mungkin dia tidak bertemu Bellila lagi. 

"Kenapa melamun disini?" Tanya Berto yang masih memeluk Bellila 

Bellila menggeleng, gadis itu enggan untuk berkata jujur. Dan Berto tau ada sesuatu yang mengganggu pikiran adik kecilnya. 

Berto menghela nafas panjang lalu melepas pelukan, kedua tangannya memegang lembut pundak Bellila.

"Kenapa? Apa yang membuat Belli terlihat sedih? Coba beritahu kakak, kenapa Belli melamun disini? Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiran Belli hm? " cecarnya dengan suara yang terdengar lembut

"Hiks…hiks.." Bellila langsung menangis 

Berto tersenyum tipis, nyatanya gadis itu tidak pernah berubah. Sedari dulu, setiap kali ada sesuatu yang membuat Bellila termenung dan sedih. Gadis itu berusaha memendam dan melamun di taman sambil memeluk boneka kesayangannya. Gadis itu selalu enggan untuk bercerita kepada kakak atau saudara panti yang lain. Katanya 'masalah mereka pasti sudah berat, jadi Belli tidak ingin menambah pikiran mereka hanya karena rasa sedih Belli yang nantinya akan hilang sendiri'

Oleh karena itu Kino selalu berusaha membujuk gadis itu untuk bercerita, dan hanya Kino yang bisa membuat Bellila menceritakan apapun termasuk kesedihannya. 

Namun, jika Kino sedang melakukan tugas lain dan sedang tidak bersama Bellila maka Berto yang menggantikan peran Kino untuk Bellila. Berto selalu datang disaat dimana Bellila pasti menangis dan melamun, Berto juga yang akan memeluk Bellila dan menenangkan gadis itu. Berto sangat menyayangi Bellila seperti adik kandungnya sediri, oleh karena itu tanpa Kino meminta Berto untuk menjaga Bellila maka tanpa disuruh Berto pasti akan menjaga adik kecilnya. 

"Ssstt… kenapa hm?" Berto mengelus lembut Bellila kedalam dekapannya 

"Hikss….. Belli rindu kak Kino hiks, kenapa kakak Kino ninggalin Belli" 

"Ibu jahat….. ibu jual kak Kino sama kak Wita ke paman jahat, padahal mereka sayang ibu… hiks ibu jahat… Belli benci ibu hiks" 

Bellila mendongak dengan air mata yang terus mengucur "Kak Berto, Belli juga jahat hiks Belli jahat ngga ngasih tau ke kak Kino dan kak Wita kalau ibu punya niat jahat hiks… andai waktu itu Belli berani, Kak Kino dan kak Wita pasti masih disini sama Belli hiks… Belli jahat… Belli nakal, pasti kak Kino benci Belli" 

Berto hanya diam membiarkan Bellila menangis dan berbicara sesuka hati. Bellila memang seperti anak kecil jika menangis, padahal usia gadis itu sudah 12 tahun tetapi jika menangis dan mengadu gadis itu seperti Bellila waktu umur 7 tahun. Entah gadis itu akan seperti ini kepada orang lain apa hanya kepada Berto dan Kino. 

"Sudah selesai?" 

Bellila mengangguk didalam dekapan Berto

BELLILA (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang