Part 20

28.9K 2K 22
                                    

Happy reading 💕

**

Setelah pulang dari panti senyum Bellila terus mengembang. Rasa senang ketika Aslan berkata akan memindahkan semua saudaranya ke sebuah panti yang sangat bagus bahkan terlihat seperti rumah besar yang sama seperti milik Aslan ketimbang di bilang sebagai panti.

Bellila senang ketika melihat semua saudaranya ikut senang dan tersenyum ceria saat mendengar ucapan Aslan.

Bahkan semua adik-adiknya langsung bergegas merapihkan barang yang akan mereka bawa ke panti yang baru.

Dari di hari itu juga Aslan membawa mereka semua ke panti yang baru. Sungguh sesampainya mereka semua di depan bangunan yang di sebut panti, mereka langsung dibuat takjub dan terdiam kaku dengan bangunan yang mewah di hadapan mereka semua.

Kini mereka resmi pindah ke panti yang baru. Dengan rasa syukur mereka mendapatkan semua yang dulu tidak mereka dapatkan seperti sekolah, kini mereka dipanggilkan guru khusus di panti yang baru oleh Aslan.

Di panti terdapat perpustakaan, ruang belajar, ruang bermain, ruang menonton dan masih banyak ruangan lainnya yang mereka dapat gunakan sesuka hati.

Kembali pada Bellila, gadis itu sudah rapih dengan dress biru yang membuatnya terlihat sangat cantik.

Gadis itu melangkah menuju sebuah ruang kerja milik Aslan sebelum ia menemuin kakak laki-lakinya.

Tok

Tok

"Masuk"

Bellila perlahan membuka pintu besar itu, pandangan pertama jatuh pada sang daddy yang terlihat tengah serius dengan laptop di depannya

Sebenarnya Belli tidak ingin mengganggu tapi ia harus memberika sesuatu untuk sang daddy sebagai ucapan terima kasih dirinya kepada Aslan.

"Daddy"

Aslan mendongak menatap Bellila, lalu merentangkan tangannya.

Grepp

Bellila memeluk erat tubuh Aslan, begitupun dengan dengan Aslan bahkan pria itu menghirup dalam tubuh wangi putrinya.

"Cantik sekali putri daddy.... ingin kemana hmm?" Tanyanya seraya memuji kecantikan Bellila

Pipi putih itu bersemu, padahal bukan sekali dua kali Aslan memujinya cantik tapi tetap saja ia sedikit malu karena mendapatkan pujian.

"Belli ingin keluar dengan kak Oscar.... boleh ya daddy" izinnya penuh harapan

Melihat tatapan putrinya, Aslan mau tidak mau harus mengiyakan permintaannya walaupun hatinya sedikit dongkol karena Oscar mengajak putrinya keluar ditambah ia pun tidak bisa berbuat apa-apa terlebih kerjaannya yang menumpuk.

"Daddy.... Belli ingin memberikan sesuatu"

"Apa itu?"

"Tunggu sebentar" Bellila mengambil benda tersebut dalam tas kecil miliknya

"Ini dia... untuk daddy" pekiknya girang seraya menyodorkan sebuah sapu tangan dengan gambar mawar merah yang sangat indah

Aslan terdiam memandangi sabu tangan di tangan kecil putrinya. Cantik, satu kata yang menggambarkan sapu tangan pemberian putrinya

Dengan rasa terharu Aslan langsung mengambilnya. Dan yang membuat dirinya tambah terharu ada ukiran namanya di bawah mawar merah.

"Belli buatkan sapu tangan untuk daddy...... semoga daddy suka" ujarnya

Tanpa berkata Aslan langsung membawa Bellila kepelukannya, sungguh Aslan dibuat terharu oleh putrinya.

"Daddy sangat suka apapun pemberian Belli..... terima kasih sayang" Aslan mengecup lamat puncak kepala Bellila

Bellila tertawa kecil "harusnya aku yang bilang makasih ke daddy, karena udah bantu saudara Belli di panti— Makasih daddy, daddy baik banget. Belli harap daddy selalu bahagia"

Aslan tertegun sesaat mendengar ucapan Bellila. Demi tuhan ia bukan orang baik seperti ucapan putrinya, ia adalah seorang pembunuh, ketua mafia yang selalu bersangkutan dengan hal yang tidak baik.

Jantungnya berpacu, ia takut jika suatu hari Bellila akan pergi jika tau bahwa dirinya bukan orang baik seperti apa yang putrinya ucapkan.

"Daddy akan terus bahagia selagi Belli berada di samping daddy" gumamnya lirih

Bellila melepaskan pelukannya lalu mengecup pipi Aslan

Cup

"Belli akan selalu di samping daddy, tidak akan kemana-kemana— Belli yang selalu takut daddy pergi karena Belli orang baru di kehidupan daddy"

"Tidak mungkin daddy pergi meninggalkan Bellila, jika itu terjadi daddy adalah orang terbodoh yang melepas berlian seperti Belli"

Bellila kembali terkekeh geli "oke deh jangan sedih-sedih, daddy tidak cocok" tawanya mengelegar, lucu sekali melihat wajah Aslan yang sedih itu sangat tidak cocok

"Oh jadi sekarang sudah berani mengatai daddy" 

"Hahahahha—ampun daddy"

Aslan terus menggelitiki Bellila, mereka tertawa bersama hingga tanpa sadar seorang pria berada di depan pintu ruangannya menyaksikan semua obrolan kedua orang tersebut

Oscar, untuk pertama kalinya melihat Aslan tertawa lepas. Bahkan Oscar pertama kali melihat ekspresi sang daddy yang sering berubah-ubah tidak hanya raut wajah datar saja.

**

Setelah melakukan perjalanan yang lumayan lama, dua orang pria keluar dari bandara internasional

Untuk pertama kalinya lagi mereka menginjakan kali di negara yang cukup lumayan lama mereka tinggalkan

Jika boleh jujur mereka berdua merindukan negara ini, karena semua kenangan indah juga berada di negara ini. Namun lagi-lagi kenangan menyakitkan itu lebih dominan hingga mereka semua memutuskan pindah negara

Kedua pria itu memasuki mobil jemputan miliknya, mereka datang tanpa memberitahukan kesiapapun. Bahkan ke daddy mereka pun tidak

"Jalan pak"

"Baik tuan muda"

Di perjalanan menuju mansion El terus menatap keluar jendela dengan tatapan kosong.

"Apa daddy ada di mansion?" Tanya Prince

"Tuan ada di mansion sedari kemarin tuan muda" jelas sang supir

Prince hanya mengangguk sebagai jawaban

Setibanya mereka di sebuah bangunan megah, mereka berdua langsung turun lalu berjalan memasuki mansion namun langkah mereka terhenti ketika mendengar suara tawa yang merdu dari taman samping mansion

Itu suara seorang perempuan kan? Tapi siapa? Tanpa berpikir panjang mereka langsung mendekat kearah sumber suara

Tap

Tap

Tap

Deg

**

Jangan lupa vote dan komen

Oke

Byee

Neexxtt



BELLILA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang