Part 42

19K 1.7K 39
                                    

Happy reading 💕

**

Lucas menatap ponselnya yang berbunyi lalu mengangkatnya.

"Katakan"

"Begini tuan, saya mendapatkan laporan dari anak buah saya kalo nona muda sudah menunggu tuan Oscar selama 1 jam di sekolah, tuan Oscar telat menjemput nona pulang sekolah, anak buah saya juga melihat bahwa nona terlihat menangis dan ketakutan tapi nona menutupinya dengan cara menunduk"

"Kenapa kau tidak menghampiri adik ku sialan! Kenapa baru mengatakannya sekarang" sentak Lucas yang terlihat sangat marah

"Ma-Maaf tuan saya hanya diperintahkan tuan Rinzo untuk menjaga nona dari jauh dan mendekat jika nona sedang dalam bahaya. Tuan Rianzo juga mengatakan bahwa Tuan Oscar yang akan menjemput"

"Tidak berguna bajingan!"

Prang

Lucas membanting ponsel seharga 24 juta itu ke sembarang arah hingga hancur.

Pria itu keluar dari ruangan kerjanya dengan amarah yang sudah memuncak.

Meskipun Lucas masih duduk di bangku kuliah bukan berarti pria itu tidak mengurus perusahaan keluarga. Pria itu ikut adil dalam bisnis keluarganya.

Sedangkan di sisi lain seorang pria paruh baya sedang menatap dingin anak pertamanya.

"Aku dengar kau terlambat menjemput Bellila" Aslan mengetuk ngetuk pulpen pada meja kerjanya

"Jika kau memang tidak ingin menjemput putriku katakan, biar aku yang menjemput putriku sendiri tanpa harus mengandalkan orang tidak becus sepertimu"

"Maaf dad, aku tau aku salah telah membuat Bellila menunggu terlalu lama, tapi aku tidak bermaksud untuk melakukan hal itu. Aku sangat ingin menjemput Bellila bahkan jika daddy meminta aku menjemput Bellila setiap hari pun aku akan dengan senang hati melakukannya dad"

"Tapi karena ulahmu kau membuat putri ku menangis dan ketakutan sialan!" Sentak Aslan dengan menggebrak meja kerjanya cukup keras.

Oscar tersentak mendengar ucapan yang baru saja keluar dari mulut Aslan. Menangis? Ketakutan? Oscar tidak melihat bekas air mata di wajah Bellila. Gadis itu tersenyum lembut kepadanya bukan wajah bekas menangis apa lagi ketakutan.

"Kau melakukan kesalahan yang paling aku benci Oscar" Aslan bangkit dari duduknya "renungkan kesalahanmu, jangan sampai kesalahan ini terulang kembali. Karena jika sampai terulang, aku akan mengirimmu seperti Prince dan mungkin dengan jangka waktu yang lebih lama" setelah mengatakan hal itu Aslan keluar dari ruang kerjanya menuju kamar Bellila.

Beberapa detik kepergian Aslan, Oscar langsung memukul kepalanya berulang kali.

"Bodoh, bodoh, tolol"

"Aaaaaakhhh"

Oscar benci dirinya sendiri, kenapa ia tidak sadar jika Bellila menangis. Pria itu benar-benar merasa bersalah.

"Halo" Oscar mengangkat panggilan di ponselnya

"Tuan, sekretaris bernama Nina dikabarkan meninggal di apartemennya dan salah satu anak buah saya mengatakan bahwa tuan Aslan yang melakukannya"

Oscar sedikit terkejut dengan informasi yang dirinya dapat. Nina adalah sekertaris sementara Oscar dan sekarang meninggal.

"Urus semuanya, dan terima kasih atas informasinya"

Oscar langsung menutup panggilan. Pria itu berjalan keluar dan berniat bertemu Bellila untuk meminta maaf kembali.

**

BELLILA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang