Part 8

37.2K 2.6K 38
                                    

Happy reading kawannn💕

**

Sudah 1 jam Aslan duduk di sebelah Belli menunggu mata cantik itu terbuka, hingga pergerakan tangan Belli membuat Aslan terkejut. Mata pria itu langsung memfokuskan pada mata Belli yang perlahan membuka.

Disisi Belli, gadis itu mengerjap matanya perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk kematanya. Pertama yang Belli lihat adalah langit-langit ruangan putih membuat gadis itu merasa bingung, hingga merasa tangan kanannya digenggam membuat Belli menoleh ke arah kanan. Belli dapat melihat seorang pria tak lagi muda memandangnya dengan penuh kelembutan, namun yang membuat Belli tambah bingung adalah siapa pria itu?

Melihat tatapan bingung dari gadis itu membuat Aslan terkekeh geli, wajah gadis itu terlihat sangat menggemaskan di mata Aslan. Aslan sudah tidak tahan dengan tatapan itu akhirnya menghujami kecupan di wajah gadis itu. terlihat gadis itu terkejut atas tindakan yang tidak terduga dari Aslan namun Aslan hanya terkekeh.

“apa ada yang sakit sayang?” tanya Aslan terdengar lembut namun tidak dipungkiri bahwa suara lembut itu terdapat kekhawatiran yang besar

Belli hanya menggeleng gugup, dipikirannya saat ini adalah apa pria ini seperti tuan jahat? Atau pria itu memang tuan jahat?

“ada apa sayang?” melihat tatapan gadis itu yang berubah takut membuat Aslan dilanda kebingungan, apa ia terlihat seram? Sehingga gadis kecil itu ketakutan?

Belli langsung memalingkan tatapannya menunduk takut, kedua tangannya bahkan kembali bergetar. Ingatan tentang penyiksaan ibu hari itu membuat traumanya kembali, pikiran negatif terus bermunculan seperti apa ibu menemukannya dan menjualnya pada tuan jahat? Apa keberadaanya di rumah sakit untuk pengambilan organ tubuh? apa dihadapannya adalah tuan jahat yang selama ini bersembunyi?

Sedangkan Aslan menatap Belli yang ketakutan dan bergetar membuatnya dilanda cemas, apalagi gadis itu mulai menangis dengan cepat Aslan memencet tombol agar dokter segera datang. Berulang kali Aslan mencoba menenangkan gadis itu namun tangisan gadis itu semakin kencang bahkan melihat ketakutan dari Belli membuat hati Aslan sakit.

tak menunggu lama seorang dokter datang bersama kedua suster yang berada belakangnya, dengan sigap Aslan berjalan mundur mempersilahkan dokter untuk mengecek Belli.

Aslan dapat melihat Belli yang terus meronta ketakutan saat dokter itu mencoba mengeceknya. Sungguh Aslan kembali merasa takut dan khawatir saat gadis itu terus berteriak dan meronta-ronta saat suster yang mencoba memegang kedua tangannya membantu dokter untuk menyuntik Belli.

Merasa sudah tidak ada pergerakan dari Belli dokter mendekat kearah Aslan. Aslan memandang dokter penuh tanda tanya, pria itu benar-benar dilanda rasa takut yang luar biasa. Aslan takut jika gadis itu kenapa-kenapa, Aslan takut kehilangan gadis itu padahal pria duda itu baru pertama kali bertemu Belli tetapi rasa sayangnya melebihi dirinya sendiri.

“apa putriku baik-baik saja”

Dokter menghela nafas pelan “putri tuan mengalami trauma, kemungkinan trauma ini terjadi karena putri tuan mendapatkan kekerasan fisik yang luar biasa sebelumnya. Saya juga mengecek pada lindahnya yang melepuh kemungkinan akibat dari kuah panas atau makanan panas lainnya, untungnya luka bakar pada lidahnya tidak terlalu parah sehingga putri tuan dapat berbicara kembali setelah penyembuhan selama 2 minggu dan usahakan untuk tidak terlalu banyak berbicara agar penyembuhannya dapat lebih cepat” jelasnya

“saya juga menyarankan putri tuan untuk dibawa ke psikolog untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut” lanjut dokter lalu pamit undur diri saat penjelasannya sudah selesai

BELLILA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang