Jangan lupa follow akun aku kawann heheheheHappy reading kawannn 💕
**
Awan cerah berubah menjadi gelap seolah langit siap menumpahkan air hujan kapan saja. Seorang pria berpakain serba hitam berjalan di pemakaman dengan kaki yang perlahan melemas kala matanya tertuju pada batu nisan bertuliskan nama seseorang yang begitu berarti dalam hidupnya ‘Ginata Mozalika Maverick’
Pria itu jatuh bersimpuh di samping makam istri tercintanya, wanita yang 12 tahun ia tunggu kehadirannya, wanita yang selalu memberikan pelukan hangat padanya, wanita yang selalu sabar kala dirinya dilanda emosi, wanita yang selalu ada disampingnya kala dirinya dilanda musibah, wanita yang bersedia mengurus keempat anaknya tanpa mengeluh, wanita yang menerimanya dari semua kekurangan yang ada dalam dirinya. kini wanita itu berada di bawah tanah, tempat yang sempit dan gelap
Demi tuhan ini sangat menyakitkan, bisakah ia bertukar posisi dan membiarkan dirinya yang berada disana ketimbang wanitanya. Ia sangat tau bahwa Ginata sangat takut kegelapan terlebih lagi jika itu ruangan sempit, ia tidak ingin membuat Ginata ketakutan, ia ingin memeluknya sekarang, mengelus rambutnya.
Rianzo Arta Maverick menangis pilu seraya memeluk batu nisan sang istri, pria itu terus bergumam maaf tanpa henti. Bukan pertemuan yang menyakitkan ini yang ia inginkan
Biovan hanya dapat menatap sendu tuannya yang menangis sambil memeluk batu nisan nyonyanya, mungkin jika hari itu ia lebih cepat membunuh jalang itu mungkin hal ini tidak akan terjadi. Biovan menyesali keterlambatannya.
“Bio katakan padaku bahwa… istri ku tidak berada didalam sana” tanya Rianzo dengan suara terdengar begitu pilu.
Biovan hanya terdiam kaku tanpa mau menjawab, jika pun ia jawab tuan akan tetap merasa sakit.
“Bio katakan pada ku… istri ku masih hidup kan” Rianzo berdiri menatap Bio yang hanya menunduk
Rianzo terkekeh miris “hahaha iya… iya istriku masih hidup” jeda “bodoh siapa yang aku peluk barusan? Rianzo bodoh kau membuat Nata sakit lagi karena memeluk batu mati itu, sialan!” tangannya memukul kepalanya sendiri dengan kencang
Bio terkejut langsung memberhentikan tangan taunnya agar tidak memukul kepalanya sendiri. “hentikan tuan”
“tuan hentikan!” sentaknya dengan nada keras
“itu memang nyonya tuan” ucapan Bio berhasil membuat Rianzo berhenti memukuli kepalanya sendiri
Pria itu mengangkat kepalanya menatap nyalang atas ucapan yang kurang ajar itu keluar dari mulut bawahannya. “sialan! Apa kau sudah bosan hidup sehingga berkata jika itu benar nyonyamu” serkas begitu tajam dan penuh emosi
“itu memang nyonya tuan… yang berada di sana memang nyonya” ujarnya frustasi “aku harus apa? Apa aku harus berbohong pada mu tuan? Apa aku harus menggali kuburan nyonya agar tuan percaya” air matanya menetes kala mengucapkan itu
Rianzo benar-benar terdiam membisu, tatapan tajamnya berubah sendu dan air matanya kembali jatuh berbarengan dengan air hujan yang juga turun membasahi area pemakaman dan sekitarnya.
“kau berbohong Bio” gumamnya begitu pelan
Rianzo langsung membalikan badan dan kembali memeluk batu nisan Ginata, pria itu berusaha menghalau air hujan yang turun membasahi makam istrinya dengan kedua tanganya. Rianzo menoleh ke arah Biovan yang masih berdiri di tempatnya
“Bio cepat ambilkan payung untuk istriku” titahnya
“cepat sialan! Istriku akan kedinginan jika terus kehujanan seperti ini” sentaknya kala melihat Bio yang hanya menatapnya sendu
KAMU SEDANG MEMBACA
BELLILA (End)
Teen FictionBellila Andromeda gadis cantik berusia 9 tahun yang mengalami kekerasa fisik saat gadis itu berada di panti asuhan. Panti yang selama ini memberikan ribuan kasih sayang nyatanya hanya ilusi belaka untuk mereka semua. Ibu panti adalah pembohong terb...