Part 31

22.2K 1.7K 82
                                    

Falsback on

Setelah Rianzo berpamitan pada Bellila di taman hari itu. Pria itu tidak langsung pulang kerumah melainkan ke rumah sakit untuk membuktikan perasaan mengganjal di hati dan pikirannya mengenai Bellila putri Aslan.

Saat Rianzo meminta pelukan kepada Bellila, Rianzo memberanikan diri untuk mencabut sehelai rambut gadis cantik itu. Namun perasaan hangat malah ia dapatkan dari pelukan yang sudah dirinya rencanakan.

Rambut Bellila kini di teliti di laboratorium untuk mendapatkan hasil apakah Bellila benar putrinya atau tidak.

Rianzo meminta hasilnya keluar lebih cepat, ia benar-benar tidak sambar untuk melihat hasilnya. Oleh karena itu, hasilnya keluar esok pagi.

Keesokan harinya Rianzo langsung pergi kembali ke rumah sakit untuk melihat hasilnya.

Secara perlahan Rianzo membuka surat putih itu. Seketika Rianzo terdiam membisu saat matanya menelusuri setiap kata yang tertulis di kertas putih penuh tinta itu.

Deg

"Princess"

Tanpa menunggu lama Rianzo pergi menuju kantor Aslan untuk menunjukan hasil tas DNA itu sebagai bukti kuat untuk mengambil putrinya dari Aslan.

Sesampainya Rianzo di kantor Aslan, pria itu langsung berlari dengan cepat bahkan panggilan Xio pun tidak ia gubris.

Brakk

Flasback of

"Kau sedang melucu tuan Maverick" ucap Aslan dengan terkekeh geli

"Apa maksudmu, kau sudah membaca hasilnya. Aku ingin mengambil putriku dari mansion mu tuan Aslan" tegas Rianzo, dengan kedua tangannya yang mengepal kuat.

Sebenarnya Aslan sedang menutupi ketakutan yang salama ini ia coba tutupi, namun sekarang ketakutan itu benar terjadi dan sangat tiba-tiba.

Kini pikirannya hanya ada satu pertanyaan 'bagaimana pria itu dapat melakukan tes DNA, sedangkan ia sudah berusaha untuk tidak membiarkan Bellila bertemu Rianzo'

"Bukannya kau yang menelantarkannya, lalu kenapa kau ingin mengambilnya lagi" Aslan tersenyum miring

Wajah Rianzo memerah padam "aku tidak menelantarkannya sialan"

Aslan terkekeh sumbang, pria itu mengambil satu putung nikotin lalu menyalakannya dan membuang asap dari mulutnya ke uadara "Tidak menelantarkannya.... bukannya dengan kau berselingkuh dengan jalang yang membuat istrimu pergi dan akhirnya putrimu terlantarkan karena kelakuannya bejatmu tuan"

Rianzo tidak menyangkal setiap ucapan Aslan, ia juga tau Aslan bukan orang sebarangan hingga tidak dapat mengetahui permasalahnnya. Tetapi bisakah mereka semua diam, bisakah mereka tidak membahas hal itu lagi, ia tau berulang bahwa dirinya salah, tapi apa ia tidak bisa sedikit saja merasa bahagia bahkan untuk menebus semua kesalahan dengan cara mencari putrinya disaat dirinya saja tidak tau bahwa putrinya masih hidup atau tidak.

"Ya aku memang begitu bejat karena berselingkuh dan membuat kedua orang yang kusayangi menderita..... tapi apa aku setidaknya pantas itu mendapatkan maaf, apa aku setidaknya pantas memeluk putri ku sendiri, apa aku setidaknya pantas itu untuk menebus semua kesalahan ku dengan cara merawat putri ku yang berhasil aku temui?"

Aslan membuang pandangannya kesamping dengan wajah yang mengeras. Ingat tentang Bellila muncul kembali, bagaimana gadis itu ketakutan, bagaimana gadis itu menangis, bagaimana teriakan sakitnya begitu menggema, bagaimana gadis itu tersenyum senang saat memanggilnya daddy, bagaimana gadis itu selalu mengecup pipinya penuh kasih sayang, bagaimana gadis itu merengek tidak ingin ditinggal oleh dirinya, bagaimana gadis itu tertawa tanpa beban karena dirinya. Semua ingatan bersama Bellila terputar bagaikan kaset rusak. Lalu disaat ia seperti ini Rianzo ingin mengambil putrinya, bisakah ia egois untuk kali ini saja.

BELLILA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang