part 6

35.7K 2.5K 19
                                    

Happy reading 💕

**

“siapkan penerbanganku ke negara L hari ini” perintah pria dewasa berumur 41 tahun dengan tegas

“baik bos” ucap pria di balik telpon

Tutt

Aslan Aldiano Santiago seorang duda beranak 3 itu kini bergegas menuju bandara, bodohnya ia kembali lupa bahwa hari ini putra ketiganya sedang berulang tahun ke 14 tepat pada pukul 12 malam nanti sedangkan dirinya masih berada di negara I karena urusan sesuatu yang tidak dapat ia tinggal.

Untungnya putra keduanya menelpon dirinya dan kembali mengingatkannya tentang ulang tahun si bungsu jika tidak mungkin Aslan akan kembali merasa bersalah terhadap putra bungsunya. Tanpa berfikir panjang Aslan langsung mengabari anak buahnya untuk menyiapkan penerbangannya hari ini menuju negara L.

Kini Aslan sudah berada didalam mobil untuk menuju bandara tanpa pengawalan, dan ia memilih jalan pintas agar lebih cepat sampai. Diperjalanan tidak satupun mobil atau motor yang melintas di jalan tersebut mungkin karena jam sudah menunjukkan pukul 10.20 malam membuat pengendara enggan melewati jalan pintas ini, terlebih lagi pinggir jalan yang masih terdapat pohon-pohon besar membuat jalan ini terlihat seram.

Cittt

“sialan!” umpatnya kesal

Aslan mengerem mobil secara mendadak kala seorang gadis melintas di depan mobilnya. pria itu keluar dengan emosinya yang menggebu-gebu, gadis itu pikir ia akan termakan trik sampah seperti ini, menabrakan diri dan berpura-pura jatuh lalu meminta uang ganti rugi?. Jika gadis itu ingin mati mungkin Aslan dengan senang hati menembaknya hingga tak bernyawa tanpa harus menggunakan trik sampah seperti ini.

“sialan! Kau mau mati heh!” serkas Aslan dengan nada tinggi

“kau-“

Ucapannya terhenti saat sebuah tangan yang begitu lemah memegang kakinya. anehnya saat tangan itu menyentuh kakinya ada desiran aneh di hatinya ditambah suara begitu terdengar lemah dan lirih membuatnya terdiam kaku.

“to-long Bel-li” setelah mengatakan itu gadis itu pingsan tak sadarkan diri

Seketika tubuhnya terdiam kaku dengan tatapan mata yang masih mengarah pada gadis di bawah kakinya. Perasaan takut, khawatir itu muncul kembali saat gadis itu tak lagi memegang kakinya, Aslan dengan cepat menggendong gadis itu dan membawanya ke dalam mobil, perasaan yang kalut membuat pria itu menjalankan mobil dengan kecepatan tinggi. Sesekali pria duda itu melirik kaca tengah untuk memastikan gadis yang berada di bangku belakang masih bernafas.

Untuk pertama kalinya perasaan takut yang luar biasa itu muncul kembali setelah lama perasaan ini menghilang, bahkan terakhir perasaan takut, khawatir ini muncul saat istrinya berjuang hidup dan mati 4 tahun yang lalu. Aslan bahkan tidak pernah setakut ini kepada ketiga putranya tapi pada gadis itu Aslan merasakan takut luar biasa seperti seorang ayah kepada putrinya.

Pria itu bahkan baru menyadari bahwa kepala gadis itu terus mengeluarkan darah serta banyak sekali goresan pada wajah gadis cantiknya. Seingatnya ia benar-benar tidak menabrak gadis itu, Aslan mengingat sangat jelas saat mobilnya terhenti lebih dulu dan beberapa detik kemudian gadis itu jatuh di depan mobilnya. Maka dari itu ia mengira bahwa hal itu hanya akal-akalan dari gadis kecil itu saja untuk mendapatkan uang darinya. tetapi sepertinya dugaannya salah.

Sesampainya di rumah sakit Aslan langsung membuka pintu belakang untuk kembali menggendong gadis itu dan membawanya masuk kedalam rumah sakit. Saking khawatirnya Aslan melupakan kunci mobilnya yang masih menggantung di dalam mobil dengan pintu terbuka.

“DOKTER” teriaknya sambil berjalan cepat

“DIMANA DOKTERNYA SIALAN!” teriaknya dengan emosi yang sudah memuncak kala dokter tak kunjung datang

Kedua suster datang terburu-buru seraya membawa stretcher dan Aslan dengan sigap menaruh gadis itu di atas stretcher. Suster mendorong masuk kedalam UGD agar gadis itu segera ditangani oleh dokter. Sedangkan Aslan menatap pintu tertutup dengan pandangan kosong lalu menatap tangan yang penuh darah bahkan bajunya pun terkena darah gadis cantik itu saat dirinya menggendongnya. 

Gadis yang berada di dalam adalah Bellila Andromeda, Bellila berhasil kabur dari panti melalui jendela kamarnya seperti sebelumnya. Penglihatannya yang sudah mulai buram membuat gadis itu kesulitan untuk melihat kearah depan, ia tidak tau bahwa sebuah mobil melintas dari arah kanan dengan kecepatan sedang dan sorot cahaya lampu mobil membuatnya terkejut lalu terjatuh karena kakinya begitu lemas. Bellila yang sudah tidak tahan dengan semua rasa sakit dari ujung kepala hingga ujung kaki membuat gadis itu pingsan setelah meminta tolong pada pengemudi yang entah pria itu siapa, bahkan suara umpatan dari pengendara terdengar samar di pendengarannya.

Kembali pada Aslan, duda tiga anak ini sangat terlihat kacau. Perasaan gelisah, dan takut terus menyeruak di hati dan pikirannya, bahkan dia benar-benar melupakan tujuannya untuk pergi ke bandara malam ini menemui putra ketiganya yang akan berulang tahun. saat ini pikirannya hanya dipenuhi oleh gadis kecil yang masih berada didalam ruangan UGD.

Aslan duduk di bangku yang berada di depan ruangan seraya memegang tas biru gadis itu yang entah isinya apa. Pria itu juga tidak menyadari jika ponselnya tertinggal di dalam mobil bahkan ponsel itu terus berdering panggilan masuk dari orang suruhannya dan putra keduanya. 

**

“apa daddy jadi pulang?” tanya putra pertama kepada sang adik yang berusaha menelpon sang ayah

“tidak tahu, panggilanku sedari tadi tidak daddy angkat” jawabnya dengan raut datar lalu meninggal abang nya sendiri di ruang tengah

“fuck you dad!” umpatnya dengan sorot mata yang tajam

Jika boleh jujur ia sedikit benci dengan daddynya karena tidak hanya sekali sang daddy melupakan ulang tahun adik bungsunya dan beberapa kali ia melihat sang adik murung karena orang yang selalu ditunggu tak kunjung datang seperti dulu, paling tidak untuk sekedar mengucapkan selamat ulang tahun kepada adik bungsunya saja pria itu hanya melalui perantara dari asisten pribadinya.

Jam terus berjalan dan kini pukul 12 malam, kedua laki-laki tampan itu kini berada dikamar adik bungsunya yang ternyata sangat adik sudah tertidur. Ada perasaan tidak tega untuk membangunkan adiknya akhirnya mereka memilih kembali ke kamar masing-masing dan menaruh kue ulang tahun di atas meja belajar sang adik.

Merasa kedua kakaknya sudah pergi laki-laki tampan itu membuka mata menatap datar kue ulang tahun itu. Sebenarnya laki-laki itu belum tertidur, ia hanya malas merayakan ulang tahun yang begitu memuakkan. Setelah mommy meninggal ia sudah tidak ingin lagi merayakan ulang tahunnya terlebih lagi daddy selalu lupa dan tidak perna datang setelah mommy pergi dari dunia ini.

Laki-laki itu terkekeh miris “basi” lalu kembali tidur membelakangi kue ulang tahun pemberian kedua kakaknya

**

Jangan lupa vote dan comment ya kawannn

Lope lope buat kalian yang memberikan aku vote ❤❤❤❤❤❤

Sampai jumpa di part selanjutnya
😊😊😊😊🥰🥰🥰🥰😁😁😁

BELLILA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang