Part 54

14.4K 1.4K 76
                                    

Happy reading 💕

**

Flashback on

"Tuan, nona muda terluka dan difitnah oleh Anya. Perempuan itu sengaja menjatuhkan diri di depan nona muda, membuat nona muda terlihat ceroboh karena menyenggol Anya. Kaki nona terluka dan tuan Erland memaksa nona muda untuk meminta maaf pada Anya"

"Sialan!!" Desis penuh amarah

"Tuan Erland juga meminta nona muda untuk pindah kamar sementara, karena Anya meminta tidur dikamar nona muda. Nona menolak dengan tegas tetapi lagi-lagi tuan Erland berbicara yang tidak-tidak membuat nona kembali menangis dan terus meminta maaf" Jelas kembali Xio yang mendapatkan laporan dari maid di kediaman Rianzo

Aslan mengepalkan tangannya, Rahang tegas Aslan mengeras "kirim semua bukti kebohongan wanita sialan itu pada Erland dan hubungi Rianzo bahwa aku akan membawa Bellila"

"Baik tuan" Xio pergi menjalankan tugasnya telah disuruh

Semua bukti yang diterima Erland malam itu atas dasar campur tangan Aslan dan Rianzo. Aslan menyuruh anak-anak buahnya mencari semua yang bersangkutan dengan Anya tanpa terkecuali.

Sedangkan foto semasa kuliah itu adalah bukti dari Rianzo. Ayah 5 anak itu nyatanya selalu memantau setiap kegiatan anaknya tanpa diketahui. Selama hubungan mereka yang tidak baik membuat Rianzo memantau dari jauh, pria tua itu juga mencari tau setiap latar belakang orang yang berhubungan dengan anaknya. Termasuk Anya dan ketiga teman Lucas. Itu mengapa Rianzo tau bahwa Anya bukan perempuan yang baik.

**

Erland telah sampai di rumah sakit, pria itu langsung berjalan cepat untuk menemui dokter.

"Tuan Erland ada yang bisa saya bantu?"

"Saya minta anda untuk melakukan tes DNA—

Ucapan Erland terpotong ketika Anya datang dengan kedua tangan yang dipegang erat dan kasar oleh pria bertubuh besar. Anya diseret secara paksa dari apartemen Erland dan membawanya ke rumah sakit.

"Teo, tolong bilang mereka untuk lepasin aku. Tangan aku sakit Teo" ringis Anya yang sudah menangis

"Lakukan tes DNA pada kandungan perempuan itu" Erland menghiraukan ringis kesakitan Anya.

Dokter pria bernama Bimo itu menatap perut Anya yang sedikit membesar.

"Tes DNA pada bayi dalam kandungan memang bisa dilakukan, hanya saja tes itu dilakukan pada usia kandungan 10-18 minggu tuan. Dan sepertinya kandungan pada perempuan ini masih terbilang muda, hal ini akan sangat berbahaya. Cukup beresiko jika tetap melakukan tes DNA, bayi bisa saja mengalami keguguran" Jelas Bimo pada Erland

"Saya tidak peduli. Lakukan apa yang saya minta sekarang" perintah Erland dengan tegas dan penuh penekanan.

Mata anya membulat sempurna "Teo kamu gila!! Kamu mau bunuh anak kita? Aku ngga mau"

"Lakukan sekarang!!" Erland seakan menutup kupingnya dan tidak mendengar penolakan Anya

"Teo jangan gila!! Ini memang anak kamu!. Kita memang melakukannya sekali, tapi buka berarti dia bukan anak kamu Teo!" Sentak Anya merasa tidak terima ketika Teo meragukan bayi yang dikandungnya

Bimo menghela nafas lalu masuk kedalam ruangan untuk melakukan tes DNA pada perempuan tersebut. Bimo juga menyuruh kedua pria bertubuh besar itu untuk membawa Anya ke dalam ruangan.

Anya terus berteriak tidak dan memanggil Teo berulang kali hingga suaranya menghilang saat pintu tertutup.

Erland duduk di kursi panjang yang telah tersedia di depan ruangan tersebut. Erland menunduk menatap kosong sepasang sepatu yang dia kenakan.

BELLILA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang