02. BERTEMU DI RUMAH SAKIT

1.9K 80 2
                                    

******

"Lo mandangin apaan sih Rell? Serius amat perasaan dari tadi," tanya Icha.

Karena dirinya tak kunjung mendapatkan respon dari sahabatnya ini, matanya bergerak mengikuti ke mana arah pandang gadis ini tertuju. Pandangannya terhenti pada satu objek yang sedang duduk di sudut kantin bersama teman-temannya.

"Oh itu. Kenapa? Lo tertarik sama dia?" tanya Icha.

Gadis ini hanya menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan dari sahabatnya ini tanpa menolehkan kepalanya.

"Berat sih kalau kata gue Rell," ucap Icha.

Aurell langsung mengalihkan pandangannya ke arah Icha yang saat ini tengah meneguk minumannya.

"Why?" tanya Aurell.

"Sampe sekarang belum ada satu orang pun yang berhasil ngeluluhin Kak Natha. Bahkan karena saking dinginnya dia sampe dapet julukan kulkas berjalan dari anak-anak sekolah sini," jelas Icha.

"Gue yakin kok. Sedingin dan secuek apa pun cowok dia pasti punya titik terlemahnya," ucap Aurell.

"Dan sampe sekarang belum ada yang tau di mana titik terlemah seorang Natha. Bakalan gue sebut suhu deh kalau ada cewek yang berhasil naklukkin dia," ucap Icha.

"Gue bisa naklukkin dia," ucap Aurell.

Mata Icha seketika membulat dengan sempurna mendengar penuturan dari sahabatnya yang satu ini. Pasalnya Aurell sama sekali belum tau bagaimana Natha.

Bukan hal mudah untuk menaklukkan pria yang menjadi idaman semua wanita ini. Natha bahkan tidak akan segan-segan menolak mentah-mentah siapa pun yang berusaha untuk mendekati dirinya. Sekalipun itu di hadapan semua orang.

"Lo waras kan?" tanya Icha.

"Waras dong. Emang kenapa sih?" ucap Aurell.

"Lo belum tau gimana Kak Natha. Mending jangan deh kalau lo nggak mau sakit hati sama perlakuan dia," ucap Icha.

"Dia kasar? Mau mukul? Atau gimana?" tanya Aurell.

"Bukan gitu. Kak Natha itu nggak akan segan-segan nolak mentah-mentah orang yang berusaha deketin dia. Sekalipun itu di depan orang banyak. Makanya gue saranin mending nggak usah deh," jelas Icha.

"Gue yakin. Gue bisa kok. Sedingin apa pun Kak Natha dia pasti punya sisi hangatnya dan mungkin nggak banyak yang tau tentang itu," ucap Aurell.

"Gue nggak jamin sih lo bakalan berhasil. Apa lagi Kak Natha ini sama sekali nggak bakalan merespon siapa pun yang deketin dia," ucap Icha.

"Jangan pesimis. Belum juga di coba. Lo sendiri tau kan gimana gue? Bukan Aurell namanya kalau penasaran itu nggak di cari tau. Menantang sih untuk deketin dia," ucap Aurell.

"Lagi juga saingan lo banyak Rell. Nggak cuma di sekolah ini aja. Di luar sana juga Natha di kenal sama banyak orang. Dan yang ngejar-ngejar dia juga bukan sembarangan orang. Anak Kepala Yayasan aja di tolak sama dia apa lagi lo," ucap Icha.

"Harusnya sebagai sahabat lo nyemangatin gue bukannya malah matahin semangat gue. Gimana sih lo?" ucap Aurell.

"Gue bukan matahin semangat lo. Gue cuma ngasih pandangan aja ke lo siapa Kak Natha dan gimana Kak Natha biar lo bisa berfikir 2x buat naklukkin dia," ucap Icha.

"Nggak masalah sih mau dia dingin atau cuek sekalipun. Seenggaknya ini bakalan menantang buat gue," ucap Aurell.

"Haii Rell"

Kedua gadis ini langsung mengalihkan pandangan mereka berdua ke arah orang yang baru saja menyapa mereka berdua. Lebih tepatnya menyapa Aurell seorang. Icha merotasikan kedua bola matanya saat mengetahui siapa orang yang baru saja menghampiri mereka berdua.

NATHAUREL || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang