28. HALAMAN BELAKANG SEKOLAH

805 32 2
                                    

Pagi ini di sekolah sedang di hebohkan dengan berita di keluarkannya Erika dari sekolah. Entah apa yang sudah di lakukan oleh siswi tersebut sehingga membuat dirinya harus di keluarkan dari sekolahnya.

Berita sekecil itu jelas saja akan menjadi berita besar bagi murid-murid yang ada di sekolah. Apa lagi mengingat Erika sering melakukan pembully-an terhadap siswi-siswi lainnya. Termasuk Aurell sendiri.

Namun kali ini justru bukan Aurell yang menjadi alasan Erika di keluarkan dari sekolah. Melainkan ada hal lain yang mengharuskan gadis itu harus di drop out dari sekolahnya.

Gadis berambut pirang ini terlihat sedang memasuki kawasan sekolah. Ia berjalan menyusuri koridor sekolah seorang diri. Sudah menjadi hal umum jika dirinya selalu mendapat sapaan dari semua siswa maupun siswi yang ada di sana.

Pendengarannya terjaga saat dirinya mendengar percakapan beberapa siswi yang sedang membicarakan tentang Erika yang di drop out dari sekolah ini.

"What? Kak Erika di drop out? Yang bener aja lo? Lo nggak salah denger kan?"

"Seriusan gue. Ya kali gue salah denger. Jelas banget tadi gue liat Kak Erika di panggil ke ruangan Kepala Yayasan dan bahkan ada orangtuanya juga loh."

"Rasain tuh akibat dari ulahnya sendiri. Lagian sok banget di sekolah. Kena karma kan."

"Eh emang lo tau apa masalahnya sampe di keluarin dari sekolah?"

"Dari yang gue denger Kak Erika ini ketauan ngebully beberapa siswi yang lainya terus bahkan sampe ada yang masuk rumah sakit dan sampe ada yang mau percobaan bunuh diri. Gila nggak?"

"Wah parah emang si nenek lampir. Sampe depresi anak orang di buat sama dia. Cocok sih kalau dia di drop out dari sekolah apa lagi sekalian aja masukkin dia ke kantor polisi kalau perlu. Biar jera dia."

"Gue fikir dia di drop out dari sekolah karna dia di usir dari rumahnya terus nggak mampu bayar uang sekolah."

"Di usir dari rumahnya? Maksudnya?"

"Emang lo nggak tau kalau semalam Aurell itu ngusir Erika dari rumahnya karna rumah yang di tempati Erika itu perkomplekan atas nama Aurell."

"Nah loh rasain. Hebat juga Aurell. Seenggaknya Aurell itu udah ngebantu siswi-siswi lainnya untuk balas dendam sama Erika."

"Lagian juga kan dia sering ngebully Aurell sih. Wajar aja kalau Aurell bertindak lebih. Selama ini kan Aurell selalu diem kalau di bully sama dia."

"Intinya secara nggak langsung Aurell itu udah nyelamatin korban bullying dari si nenek lampir."

"Dan sekolah kita terbebas dari yang namanya Erika Putri Wijaya."

"Good bye aja deh buat dia. Semoga tenang di alam sana."

"Heh lo fikir dia udah meninggal."

"Eh astaga maaf maaf keceplosan. Abisnya mulut gue udah gatel banget pengen ngomong pedes sama dia."

Aurell hanya tertawa kecil mendengar percakapan dari beberapa siswi yang sedang membicarakan masalah Erika bahkan mereka menyebut-nyebut nama dirinya di dalam obrolan mereka.

NATHAUREL || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang