Aurell menggerakkan satu jarinya di ikuti dengan jari-jari lainnya. Matanya mengerjap selama beberapa kali. Dia sedikit meringis saat rasa sakit di kepalanya masih terasa.
"Rell?" panggil Natha.
Pendengarannya terjaga saat ada seseorang yang memanggil namanya dari arah samping. Dia kenal pemilik suara berat terkesan lembut ini.
Kepalanya menoleh ke arah sebelah kanannya. Penglihatannya menangkap seorang pria masih menggunakan seragam sekolah sedang menatap dirinya dengan tatapan khawatir dan cemas.
"Kamu?" ucap Aurell.
"Gimana? Udah enakan?" tanya Natha.
"Lumayan," jawab Aurell.
"Sini aku bantuin duduk," ucap Natha.
Natha langsung bangkit dari posisinya untuk membantu Aurell duduk bersandar di tempat tidurnya.
"Udah lama?" tanya Aurell.
"Apanya?" tanya Natha balik.
"Kamunya. Udah lama di sini?" ucap Aurell.
"Lumayan," ucap Natha.
"Kamu nggak masuk sekolah?" tanya Aurell.
"Gimana aku mau masuk sekolah kalau kamunya aja sakit," ucap Natha.
"Kan masih ada Bik Wati di rumah," ucap Aurell.
"Tapi kan nggak selamanya bisa nungguin kamu. Dia pasti juga punya kerjaan lain," ucap Natha.
"Maaf ya udah bikin kamu nggak masuk sekolah?" ucap Aurell.
"Apaan begitu? Nggak usah minta maaf," ucap Natha.
"Ya kan coba aja aku nggak sakit pasti kita udah sekolah," ucap Aurell.
"Udah nggak usah mikirin sekolah dulu. Urusan sekolah bisa nanti," ucap Natha.
"Iya sayang," ucap Aurell.
"Kamu kenapa tadi? Kok bisa pingsan?" tanya Natha.
"Pingsan? Aku pingsan?" tanya Aurell balik.
"Iya kamu pingsan. Althar yang nemuin kamu udah pingsan di lantai. Soalnya kata dia kamu di tungguin nggak turun juga," jawab Natha.
"Oh itu. Kepala aku tiba-tiba aja pusing. Nggak tau kenapa. Pandangan rasanya gelap semua," ucap Aurell.
"Gitu tadi ngomongnya mau sekolah," ucap Natha.
"Iya kan aku nggak tau kalau akhirnya bakalan pingsan kayak gini," ucap Aurell.
"Kata Dokter tadi kondisi fisik kamu lagi lemah. Sampe harus di infus," ucap Natha.
Aurell melirik ke arah tangannya yang sudah di pasang infus.
"Wajah kamu aja pucat banget kayak gitu," ucap Natha.
"Kayaknya aku cuma kecapean doang," ucap Aurell.
"Capek ngapain? Kan kamu nggak ngapa-ngapain," ucap Natha.
"Kamu kan tau sendiri aku itu orangnya nggak bisa capek," ucap Aurell.
"Pasti gara-gara tadi malam," ucap Natha.
"Eh enggak kok sayang. Nggak ada hubungannya sama yang tadi malam," ucap Aurell.
"Salah aku juga ngajak kamu ke sana. Sampe bikin kamu jadi sakit gini," ucap Natha.
"Udah jangan gitu. Bukan salah kamu sayang. Emang dari sebelumnya badan aku udah ngerasa nggak enak aja," ucap Aurell.
"Terus kenapa kamu nggak ngomong tadi malam? Kalau kamu ngomong pasti aku batalin dan ganti hari lainnya," ucap Natha.
"It's okay sayang. Kamu nggak salah. Seenggaknya kan kita tadi malam jalan walaupun cuma sebentar doang," ucap Aurell.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHAUREL || END
Teen FictionNamanya Neonatha Jerome Abraham. Panggilannya Natha. Murid laki-laki paling dingin serta irit bicara namun pintar milik SMA Screen High. Menjadi Ketua OSIS serta Kapten tim basket dalam satu waktu bukanlah hal yang sulit baginya. Natha yang sangat m...