Aurell mendelikkan matanya saat melihat mereka kini sudah ada di parkiran rumah sakit. Bukannya pulang ke rumah, Natha justru membawa gadis itu ke rumah sakit.
Entah apa yang akan mereka lakukan di sana. Yang jelas saat ini Aurell tengah dilanda kebingungan. Sebab itu adalah rumah sakit yang sering ia datangi setiap kali dia konsultasi soal penyakitnya.
Bagaimana nanti jika bukan Dokter Hendra yang memeriksanya? Bagaimana nanti jika Dokter lain yang memeriksanya dan mengatakan semuanya?
Ah sial!
Aurell fikir Natha akan langsung membawanya pulang ke rumah. Kenapa harus kemari, fikirnya. Dokter Hendra pasti akan terkejut jika melihat keberadaannya di sini. Sebab ini bukan jadwalnya konsultasi dan dirinya juga baru saja melakukan konsultasi beberapa hari yang lalu.
"Kak kita mau ngapain ke sini?" tanya Aurell.
Pria itu langsung menolehkan kepalanya ke arah Aurell dengan wajah datarnya.
"Mau main bola," jawab Natha.
"Ih Kak Natha seriusan," ucap Aurell.
"Lo fikir kita mau ngapain ke sini?" tanya Natha.
"Eh? Kakak sakit? Kakak sakit apa?" tanya Aurell balik.
"Bukan gue yang sakit. Tapi lo," jawab Natha.
"Ih gue nggak sakit loh Kak. Gue baik-baik aja loh," ucap Aurell.
"Lo fikir lo itu bisa bohongin gue?" ucap Natha.
"Siapa yang bohong sih Kak? Beneran gue nggak apa-apa tau," ucap Aurell.
"Dengan lo pingsan tadi di lapangan terus mimisan lo juga kambuh sampe parah gitu lo masih bisa bilang kalau lo baik-baik aja? Nggak usah main-main sama penyakit," ucap Natha.
"I'm okay Kak. Gue tuh cuma kecapean doang dan karna terlalu terpapar sinar matahari doang. Nggak ada yang parah juga," ucap Aurell.
"Kayak gitu lo bilang nggak parah? Terus mau separah apa lagi hah?" ucap Natha.
"Ih Kak Natha bawel deh. Gue nggak apa-apa Kak. Gue tuh cuma butuh istirahat doang," ucap Aurell.
"Udah diem. Sekalipun lo bilang lo baik-baik aja dengan kondisi wajah lo yang pucat gitu lo bilang nggak apa-apa? Turun," ucap Natha lalu melepaskan seatbelt-nya.
"Nggak mau," ucap Aurell melipat kedua tangannya di dada.
Pria itu langsung menghentikan aktifitasnya lalu kembali menolehkan kepalanya ke arah Aurell.
"Nggak usah batu bisa nggak? Cuma periksa aja. Habis periksa ya pulang," ucap Natha.
"Tapi gue tuh nggak apa-apa ih Kak. Pulang aja ya? Gue cuma capek aja butuh istirahat. Besok juga pulih lagi," ucap Aurell.
"Enggak," ucap Natha.
"Ayolah Kak. Gue traktir deh," ucap Aurell.
"Maaf. Gue kebal sama sogokan," ucap Natha.
"Ayolah Kak. Pulang aja ya?" ucap Aurell merayu.
"Enggak," ucap Natha.
"Kak Natha ganteng banget loh hari ini. Ya ya? Pulang ya?" goda Aurell.
"Gue nggak bakalan ke goda. Turun," ucap Natha.
"Seriusan Kak. Kakak tuh hari ini gantengnya berkali-kali lipat tau," ucap Aurell.
"Sekali gue bilang enggak ya enggak. Turun sekarang," ucap Natha.
"Gue traktir sepuasnya deh," ucap Aurell.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHAUREL || END
Teen FictionNamanya Neonatha Jerome Abraham. Panggilannya Natha. Murid laki-laki paling dingin serta irit bicara namun pintar milik SMA Screen High. Menjadi Ketua OSIS serta Kapten tim basket dalam satu waktu bukanlah hal yang sulit baginya. Natha yang sangat m...