10. PULANG BARENG KULKAS BERJALAN

971 36 0
                                    

Aurell membuka matanya secara perlahan. Bau-bau obat seketika menusuk indra penciumannya. Dia mengerjap-ngerjapkan matanya sebelum pada akhirnya dia memutuskan untuk merubah posisinya menjadi duduk.

Di pandangnya ruangan ini dengan seksama. Dia mengerutkan dahinya saat mengetahui bahwa dirinya saat ini sedang berada di ruang UKS. Dia benar-benar tidak ingat apa pun. Terakhir kali dia ingat saat dia dari toilet dan akan kembali menuju ke kelasnya.

Pandangannya seketika terhenti pada satu objek yang sedang berada di sofa yang letaknya tak jauh dari dirinya. Seorang pria tengah tertidur dengan kedua tangannya di lipat di dada.

Kakinya yang jenjang bahkan melewati ukuran sofa yang ada di sana. Dia tersenyum simpul saat melihat pemandangan yang ada di depannya saat ini.

Seorang pria yang masih mengenakan baju olahraga terlihat sedang tertidur di sofa tersebut. Dia masih belum mengerti mengapa dia bisa ada di sini bersama pria ini. Apa yang sebenarnya terjadi, fikirnya.

Dari sini dia bisa melihat bahwa sepertinya pria ini terlihat seperti sedang kelelahan. Itu dapat di lihat dari deruan nafas pria itu yang terlihat sangat memburu.

Gadis itu menuruni ranjangnya dan berjalan menghampiri pria itu dengan langkahnya yang terlihat sangat hati-hati agar pria itu tidak terganggu. Dia mendekatkan dirinya pada pria tersebut dengan cara berjongkok.

Aurell semakin merasa kagum saat bisa menatap pria ini dalam jarak yang sedekat ini. Dia menggerakkan tangannya ke arah pria tersebut saat melihat ada sesuatu yang menyangkut di sana.

Saat tangan gadis itu masih berada di atas kepala pria tersebut dia di kagetkan dengan pria itu yang tiba-tiba saja membuka matanya. Tentu saja itu berhasil membuat Aurell kaget dan dengan cepat menjauhkan tangannya dari kepala pria tersebut.

Pria itu langsung merubah posisinya menjadi duduk saat mengetahui ada seorang gadis tepat di hadapannya saat ini. Dia memandang gadis di depannya ini dengan tatapan dinginnya yang menusuk.

"Lo ngapain?" tanya Natha.

"Anu itu ta-tadi ada sesuatu di rambut kakak ja-jadi gue bersihin. Tapi udah nggak ada lagi kok," jawab Aurell gugup.

Pria itu meraba-raba rambutnya untuk memastikan ucapan gadis yang ada di depannya saat ini.

"Udah nggak ada Kak. Udah gue bersihin," ucap Aurell.

Pria itu hanya berdeham singkat mendengar penuturan Aurell.

Tepat pada saat Aurell hendak berdiri dan berjalan mundur tanpa sengaja dia menginjak tali sepatunya sendiri yang terlihat terlepas dari ikatannya.

Natha yang notabene-nya adalah anak basket tentu saja dengan refleks langsung berdiri dan menahan pinggang Aurell yang nyaris terjatuh ke belakang.

Pandangan mereka bertemu bahkan dalam jarak yang sangat dekat sekali. Aurell mencoba mengerjap-ngerjapkan matanya untuk memastikan penglihatannya sekarang. Dia harus menelan ludahnya dengan sangat susah payah saat Natha menatapnya dengan sangat intens.

Untung saja suasana di UKS saat ini sedang sepi dan masih di jam pelajaran. Jika saja sudah di jam istirahat mungkin ini akan menjadi masalah untuk mereka nantinya.

Dengan cepat Aurell langsung menjauhkan dirinya dari Natha dan berpura-pura membenarkan seragamnya.

Diliriknya kembali Natha dengan perasaan canggung. Pria itu terlihat sudah mendudukkan dirinya di sofa tersebut lalu menatap Aurell dengan tatapan dinginnya.

"Ikat tali sepatu lo," ucap Natha.

Aurell langsung menunduk melihat tali sepatunya yang sudah terbuka. Dia menarik kursi yang ada di sana sebagai tumpuan kakinya untuk mengikat tali sepatunya.

NATHAUREL || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang