30. KEBUCINAN DI PUNCAK

985 40 0
                                    

Setelah merasa cukup puas berada di atas Puncak Gunung Kencana, Aurell serta Natha memutuskan untuk turun dan mengunjungi tempat wisata yang lainnya.

Namun percayalah. Momen di atas Puncak Gunung Kencana itu akan menjadi momen yang paling bahagia untuk Aurell maupun Natha.

Aurell masih tidak percaya dengan apa yang terjadi beberapa menit yang lalu. Dia sama sekali tidak menyangka momen seperti itu akhirnya akan terjadi padanya.

Gunung Kencana dengan ketinggian 1803 mdpl telah menjadi saksi untuk momen yang tidak akan pernah Aurell lupakan seumur hidupnya nanti.

Dia menolehkan kepalanya ke arah pria yang saat ini sudah berstatus menjadi pacarnya lalu tersenyum tipis.

Masih bagaikan mimpi di pagi hari bagi Aurell. Pria dingin serta cuek dengan sejuta pesona dan penggemar kini secara official sudah menjadi miliknya.

Natha yang merasa dirinya sedang di tatap oleh gadis kesayangannya ini langsung menolehkan kepalanya ke arah Aurell.

"Kenapa? Hm?" tanya Natha.

"Masih nggak nyangka aja. Rasanya itu kayak mimpi," jawab Aurell menatap lurus ke depan.

"Nggak nyangka kalau sekarang aku sama kamu udah jadian? Iya?" tanya Natha.

Hangat. Itulah yang Aurell rasakan saat mendengar suara Natha selembut itu di telinganya. Bahkan terkesan sangat lembut dari biasanya.

"Aku masih nggak tau kemarin malam aku mimpi apa ya?" ucap Aurell.

"Mimpi apa?" tanya Natha.

"Kayaknya ini bakalan jadi momen paling bersejarah untuk aku," ucap Aurell.

"Untuk kita berdua," ucap Natha.

"Aku beneran kaget banget tadi Kakak tiba-tiba ngomong kayak gitu dan di situ tuh aku langsung ngebug seketika. Dan belum paham sama maksud omongan Kakak," ucap Aurell.

"Nggak usah manggil sebutan Kakak lagi," ucap Natha.

"Udah kebiasaan manggil Kakak. Gimana dong?" ucap Aurell.

"Kamu itu bukan Adik kelas aku lagi dan bukan orang lain lagi untuk aku," ucap Natha.

"Terus emang aku siapa?" goda Aurell.

"Masih aja ngeselin," ucap Natha.

"Iya iya enggak. Nanti deh aku usahain nggak manggil sebutan Kakak. Tapi kalau sesekali keceplosan nggak apa-apa kan?" ucap Aurell.

"Iya nggak apa-apa. Tapi di biasain nanti ya?" ucap Natha.

"Iya ganteng. Nanti di usahain," ucap Aurell.

"Lemes tau kamu manggil kayak gitu," ucap Natha.

"Ih kok lemes sih? Kan emang bener kamu itu gantengnya aku. Eh tepatnya gantengnya Aurell," goda Aurell.

"Jangan gitu sayang. Nanti aku jatuh ini gara-gara kamu manggil aku kayak gitu," ucap Natha.

"Gemesin banget sih kamu. Di panggil kayak gitu aja lemes," ucap Aurell.

"Baru pertama kali ada yang manggil kayak gitu," ucap Natha.

"Berarti aku orang pertama kali dong?" tanya Aurell.

"Pertama dan terakhir tepatnya," jawab Natha.

"Baper jangan?" ucap Aurell.

"Baper aja. Kan aku udah tanggung jawab," ucap Natha.

"Kira-kira gimana ya nanti reaksi anak-anak sekolah dengar kabar soal ini?" ucap Aurell.

"Udah bisa di pastiin bakalan jadi heboh satu sekolahan. Kamu tau sendiri sekolah kita itu gimana kan?" ucap Natha.

NATHAUREL || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang