16. KADO UNTUK KAK NATHA

888 44 2
                                    

Tamu undangan yang cukup ramai membuat pandangan pria ini sedikit terhalang karna tertutupi oleh orang-orang. Bahkan dia sesekali berdecak kesal saat ada orang yang menutupi pandangannya.

Berkali-kali dia menggeser posisinya hanya demi untuk memastikan apakah benar yang saat ini dia lihat adalah gadis itu atau bukan.

Tinggi tubuhnya yang sangat mendukung membuatnya dirinya sangatlah mudah untuk melihat gadis tersebut walaupun dalam jarak yang lumayan jauh dan tertutup oleh orang-orang.

Semua berawal dari kejadian di tangga beberapa hari yang lalu. Kejadian yang membuat dirinya selalu di hantui dengan bayang-bayang wajah gadis tersebut. Gadis yang awalnya sangat ingin dia hindari dan enggan untuk bertemu dengannya.

Dia mulai berfikir. Apakah mungkin? Bagaimana jika memang itu terjadi? Dirinya yang selalu menolak kehadiran setiap gadis yang mendekatinya kini harus di hadapkan oleh sesosok gadis yang sangat super aktif, bawel, cerewet, tidak memiliki rasa takut dan tidak gampang menyerah.

Natha, seorang pria yang selalu lari dari cinta dan tidak pernah percaya dengan kata cinta. Selalu menganggap bahwa cinta akan membuatnya menjadi hidup sengsara.

Hidupnya harus terusik dengan kehadiran Aurell, siswi pindahan yang baru beberapa hari ini bersekolah di tempatnya.

Lagi dan lagi hampir saja sebuah senyuman terukir di wajahnya. Namun dengan cepat dia langsung mengubahnya menjadi wajah dengan ciri khas yang dia miliki. Bagaimana mungkin dia baru menyadari jika Aurell secantik itu?

Bahkan teman-teman di sekolahnya mengakui jika Aurell memiliki perawakan yang sangat cantik dan anggun.

Sampai dengan tiba-tiba sebuah tangan berhasil mengejutkannya dari belakang.

Dia langsung menolehkan kepalanya ke arah orang yang baru saja menepuk bahunya dari belakang.

"Samperin dong. Di liatin terus," ucap Alvaro.

"Enggaklah," ucap Natha.

"Enggak-enggak. Tapi dari tadi tuh mata nggak lepas," ucap Alvaro.

"Itu cewek yang tadi di cafe kan?" ucap Dio.

"Iya itu yang tadi di cafe. Yang sempat pinjam gitar sama kita," ucap Rasya.

"Wih cantik juga. Lo beneran nggak tertarik sama dia?" ucap Dio.

"Enggak," ucap Natha.

"Yakin lo?" tanya Dio memastikan.

"Yakin," jawab Natha.

"Kok gue kayak nggak yakin ya? Soalnya dari tadi lo mandangin dia terus. Bahkan lo sempat beberapa kali pindah posisi," ucap Alvaro.

"Gue nggak bakalan jatuh cinta sama dia," ucap Natha.

"Hati-hati sama ucapan. Awas nanti kemakan sama omongan sendiri," ucap Alvaro.

"Biasanya cinta itu berawal dari sesuatu yang nggak kita sukai," sambung Rasya.

Pria itu tertegun sejenak mendengar penuturan dari teman-temannya. Apakah mungkin itu juga akan terjadi padanya?

Dirinya yang selalu menolak kehadiran Aurell mungkinkah seiring berjalannya waktu dirinya akan menerima kehadiran gadis tersebut? Apa lagi kejadian di tangga beberapa hari yang lalu sangat membekas di ingatannya.

Dia meraih segelas minuman lalu meneguk minuman tersebut sehingga menyisakan setengah dari isinya. Pendengarannya menangkap percakapan beberapa orang yang tak berada jauh dari posisinya sekarang.

"Gila. Itu manusia atau bukan sih? Cantik banget sumpah."

"Sial. Gue baru sadar kalau Icha punya temen secantik dia. Namanya siapa sih?"

NATHAUREL || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang