Di balkon sebuah rumah, terlihat ada 2 orang gadis yang sedang sibuk dengan handphone-nya masing-masing dengan di temani oleh 2 gelas minuman hangat. Suasana malam saat ini memang sangat dingin seperti biasanya. Langit juga terlihat sangat cerah.
Salah satu gadis mengedarkan pandangannya ke arah jalan besar. Lalu lintas di kota masih terlihat cukup ramai. Letak rumah gadis ini memang di sebuah perkomplekan. Namun pemandangan di kota benar-benar sangat indah jika di lihat dari lantai 2 rumah gadis itu.
Dia menyesap minumannya lalu kembali meletakkan gelasnya tersebut di atas meja yang ada di depannya. Gadis itu menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskan nafasnya secara perlahan.
Aurell menolehkan kepalanya ke arah sahabatnya yang saat ini sedang duduk tepat di sebelahnya. Seorang sahabat yang selalu ada di saat dia sakit maupun senang.
Seorang sahabat yang menjadi salah satu alasannya masih bisa bertahan sampai saat ini. Seorang sahabat yang sudah seperti keluarga untuk dirinya.
Aurell sangat beruntung bisa mengenal Icha dan memiliki sahabat seperti Icha is another level of happines baginya.
Aurell kembali mengalihkan pandangannya ke arah handphone yang ada di tangannya ini. Dia tersenyum simpul saat melihat nama kontak yang ada di room chat-nya saat ini.
Dia sudah beberapa kali mengirimkan pesan pada orang ini namun dia sama sekali tak kunjung mendapatkan respon dari orang tersebut.
"Rell," panggil Icha.
Gadis itu langsung menolehkan kepalanya ke arah Icha sahabatnya yang duduk tepat di sebelah dirinya.
"Lo kenapa tadi lari-lari ngejar Kak Natha?" tanya Icha.
"Oh itu. Tadi gue nyusul dia karena mau ngasih kunci mobil dia. And finally gue berhasil dapetin nomor dia," jawab Aurell.
"Hah? Serius lo?" tanya Icha.
"Gue kapan sih bercandanya?" ucap Aurell.
"Lo bener-bener nekad banget tau nggak Rell. Baru kali ini gue ngeliat ada cewek senekad dan seberani lo sama Kak Natha," ucap Icha.
"Ya kenapa mesti takut coba? Lagi juga kan Kak Natha sama gue itu sama-sama manusia. Ngapain takut," ucap Aurell.
"Nggak gitu maksud gue Aurell. Selama yang gue tau nggak ada satu pun orang yang seberani lo buat deketin Kak Natha. Lo nggak tau aja seberapa banyak orang yang udah nyerah sama tuh kulkas," ucap Icha.
"Itu namanya mereka mudah menyerah. Coba aja mereka terus usaha. Liat aja gue. Udah banyak kemajuan kan?" ucap Aurell.
"Banyak kemajuan tapi gue yang debar sama lo. Gue takut aja lo bakalan berakhir mengenaskan sama kayak anak Kepala Yayasan waktu itu," ucap Icha.
"Mental gue kuat kok. Nggak bakalan kena sama gue," ucap Aurell.
"Lo belum tau banyak tentang Kak Natha. Dia nggak seperti yang lo bayangin. Yang lo tau tentang dia itu baru 2%. Selebihnya lo belum tau gimana dia. Sampe sekarang tuh masih jadi misteri kenapa dia bisa sedingin itu sama semua orang," ucap Icha.
"Apa dia pernah sakit hati sama cewek? Atau gimana?" tanya Aurell.
"Gimana mau sakit hati? Sedangkan dia aja nggak pernah keliatan deket sama cewek. Kalau pun dia pernah deket sama cewek otomatis semua pasti tau. Karena apa pun berita yang bersangkutan sama dia itu bakalan jadi trending topic," ucap Icha.
"Misterius sih. Tapi nggak masalah. Gue suka sama segala sesuatu yang menantang," ucap Aurell.
"Gue nggak jamin sih lo bakalan berhasil. Sejauh ini dia aja menolak kehadiran lo. Gimana lagi nanti ke depannya," ucap Icha.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHAUREL || END
Fiksi RemajaNamanya Neonatha Jerome Abraham. Panggilannya Natha. Murid laki-laki paling dingin serta irit bicara namun pintar milik SMA Screen High. Menjadi Ketua OSIS serta Kapten tim basket dalam satu waktu bukanlah hal yang sulit baginya. Natha yang sangat m...