Natha menolehkan kepalanya saat ada satu tangan yang tiba-tiba saja memukul bahunya dari belakang.
"Namanya Aurell. Anak baru kelas XI IPA-1. Sahabatnya Icha pacar gue," ucap Alvaro.
"Nggak nanya," ucap Natha.
"Nggak nanya tapi dari tadi lo mandangin dia terus. What happen?" ucap Alvaro.
"Nggak sengaja lewat," ucap Natha.
Pria tersebut hanya ber-oh ria sembari menganggukkan kepalanya menganggapi ucapan temannya ini.
"Tolong bilang sama Icha buat peringatin temennya supaya nggak ngikutin gue terus," ucap Natha.
"Hah? Ngikutin lo?" tanya Alvaro.
"Dari awal dia masuk," jawab Natha.
"Seriusan lo?" tanya Alvaro.
Pria itu hanya berdeham singkat.
"Si Aurell emang bener-bener nggak berubah dari dulu," ucap Alvaro.
"Kenal?" tanya Natha.
"Kan dulu gue pernah tinggal di Bandung. Dia dulu Adkel gue. Dan dia juga yang bantuin gue sampe taken sama Icha," jelas Alvaro.
"Ouh," ucap Natha.
"Shit, ucap Alvaro.
Pria itu hanya tertawa kecil mendengar ucapan temannya ini. Dia juga sudah tidak heran melihat sifat teman sekelasnya ini. Yang kalau bicara hanya sekedarnya.
Bahkan dirinya sendiri saja juga meragukan kenormalan temannya ini. Sebab dia sama sekali tidak pernah melihat Natha dekat dengan seorang wanita.
Jangankan dekat mengobrol dengan wanita saja tidak pernah. Karena dia tau bagaimana sifat temannya ini. Yang sudah pasti tidak akan pernah membiarkan siapa pun masuk kedalam hidupnya.
Apa lagi seorang gadis seperti Aurell. Yang menurutnya amat sangat menyebalkan dan menjengkelkan.
Natha langsung melangkahkan kakinya menjauhi ruangan tersebut meninggalkan Alvaro yang masih berdiri mematung menatap kepergian temannya ini.
"Sial gue di tinggalin. Woii kulkas berjalan!!" ucap Alvaro.
Dia langsung mengejar Natha yang kini sudah semakin menjauh dari pandangannya. Sementara itu gadis yang sedang berada di dalam ruangan musik tersebut langsung bangkit dari tempat duduknya dan berjalan setengah berlari ke arah pintu saat dia tanpa sengaja mendengar seseorang memanggil nama Natha.
Netra penglihatannya menangkap sesosok pria yang dia kagumi sedang bersama seorang temannya sedang berjalan menuruni tangga.
Gadis tersebut berjalan mendekat ke arah pembatas lantai menatap pria itu lalu tersenyum tipis. Di pandangnya punggung lelaki tersebut dari ketinggian lantai 2.
Entah apa yang terjadi dengannya. Dia merasa jika saat ini pandangannya mendadak buram dan berkunang-kunang. Apa lagi saat ini dia merasa sakit nyeri menghantam kepalanya.
"Arghh," ucap Aurell meringis kesakitan.
Dia memegangi kepalanya yang masih terasa sakit seperti sedang di tusuk oleh jarum-jarum. Sampai tiba-tiba dia di kagetkan dengan satu tangan yang menepuk bahunya dari belakang.
"Rell?" panggil Icha.
Bukannya menjawab panggilan dari Icha gadis itu justru masih saja terlihat memegangi kepalanya yang mungkin terasa sakit.
"Aurell?" panggil Icha.
Lagi-lagi Icha tidak mendapat respon dari sahabatnya ini. Tidak seperti biasanya Aurell seperti ini. Gadis itu terlihat memiringkan tubuhnya mencoba memastikan apakah sahabatnya ini sedang baik-baik saja atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHAUREL || END
Teen FictionNamanya Neonatha Jerome Abraham. Panggilannya Natha. Murid laki-laki paling dingin serta irit bicara namun pintar milik SMA Screen High. Menjadi Ketua OSIS serta Kapten tim basket dalam satu waktu bukanlah hal yang sulit baginya. Natha yang sangat m...