61. SELAMAT JALAN AURELL

1.4K 45 8
                                    

"Jadi gimana keadaan Kakak saya Dok?" tanya Althar.

Dokter Hendra selaku Dokter konsultasi Aurell terlihat menghela nafasnya berat setelah membaca selembar kertas yang ada di tangannya.

"Dok?" panggil Althar.

Dokter Hendra mengangkat kepalanya lalu menatap anak laki-laki yang ada di depannya ini dengan senyuman tipis di wajahnya.

"Gimana keadaan Kakak saya?" tanya Althar, sekali lagi.

"Sejujurnya aku berat untuk mengatakan hal ini," ucap Dokter Hendra.

"Bilang aja Dok. Apa pun hasilnya," ucap Althar.

"Aurell, penyakit dia saat ini sudah memasuki tahap stadium 4 akhir," ucap Dokter Hendra.

Althar membeku mendengar ucapan dokter yang ada di depannya saat ini. Dadanya terasa sesak. Nafasnya seakan tercekat di tenggorokan.

Dia menggigit bibir bawahnya sembari memainkan kuku-kuku jarinya.

"Apa dia akhir-akhir ini melupakan obatnya?" tanya Dokter Hendra.

"Kakak saya itu nggak pernah lupa soal obatnya Dok," jawab Althar.

"Tapi berdasarkan dari hasil yang saya periksa, Aurell sudah lama tidak pernah mengkonsumsi obatnya. Itu yang menyebabkan sakit yang dia derita terus menerus menyerangnya," ucap Dokter Hendra.

"Terus--bagaimana keadaan Kakak saya saat ini?" tanya Althar.

Dokter Hendra menghela nafasnya dengan perlahan. "Keadaan Aurell saat ini sedang dalam masa kritis," jawab Dokter Hendra.

Lagi-lagi Althar terdiam mendengar jawaban Dokter yang ada di depannya saat ini. Kenyataan yang berhasil membuat dunianya seakan berhenti berputar.

"Sistem imun dia juga semakin menurun dan memburuk. Itu menjadi alasan kondisinya saat ini dinyatakan sedang dalam keadaan kritis," ucap Dokter Hendra.

"Dok?" panggil Althar.

"Iya?" sahut Dokter Hendra.

"Dokter bercanda kan?" tanya Althar.

"Untuk urusan nyawa seperti ini mana mungkin saya bercanda. Nyawa bukanlah hal yang sepantasnya untuk dijadikan sebagai bahan candaan. Saya mengatakan ini berdasarkan hasil analisis saya saat memeriksa Aurell," jelas Dokter Hendra.

"Apa--masih ada kesempatan untuk Kakak saya bertahan Dok? Sebulan? 2 bulan misalnya?" tanya Althar.

"Untuk urusan itu aku tidak bisa menentukan. Tapi yang jelas hanya keajaiban yang bisa menolongnya. Sebab kasus seperti ini sangat jarang aku temui pada pasien lainnya. Dari sekian banyaknya pasien seperti Aurell hanya dia satu-satunya pasienku yang masih bisa bertahan sampai detik ini," jelas Dokter Hendra.

"Jadi maksud Dokter sudah tidak ada lagi harapan untuk Kakak saya sembuh?" tanya Althar.

"Semua tergantung sama yang di atas. Saya cuma seorang manusia yang tugasnya membantu orang-orang yang sakit. Selalu berdoa saja untuk kesehatan Kakak kamu ini," ucap Dokter Hendra.

"Apa tidak ada cara lain untuk membantunya Dok?" tanya Althar.

"Sudah terlambat untuk memberikan pertolongan pada Kakak kamu ini. Mengingat kondisinya saat ini sangat tidak memungkinkan. Penyakit kanker mungkin masih bisa di atasi dengan kemoterapi. Tapi untuk kasus ini berhubungan dengan darah," ucap Dokter Hendra.

Althar menghela nafasnya dengan perlahan sembari menundukkan kepalanya.

"Aku tau bagaimana perasaanmu. Tapi aku juga tidak bisa berbuat apa-apa," ucap Dokter Hendra.

NATHAUREL || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang