42. HARI KEDUA

308 16 0
                                    

Paginya di sekolah, Natha yang baru saja tiba langsung di hampiri oleh teman sekelasnya yang tak lain adalah Samudra yang juga terlihat baru tiba di sekolah.

"Natha!" panggil Samudra.

Pria itu menghentikan langkahnya saat mendengar ada seseorang yang meneriakkan namanya dari belakang.

"Apa?" tanya Natha.

Samudra langsung terkekeh kecil saat melihat ekspresi wajah temannya satu ini sehingga membuat Natha menaikkan sebelah alisnya menatap Samudra.

"Kenapa lo? Kesambet?" tanya Natha.

"Sembarangan aja," ucap Samudra.

"Terus?" tanya Natha.

"Muka lo lemes amat. Kayak nggak pernah makan sebulan," jawab Samudra.

"Lo mau gue pukul?" ucap Natha.

"Ya lagian lo. Udah muka lo datar nggak ada ekspresi di tambah lagi lemes kayak gitu. Kenapa lo?" ucap Samudra.

"Lagi pengen makan orang. Lo mau gue makan?" ucap Natha.

Samudra langsung tertawa kecil mendengar penuturan Natha. "Ngeri gue lama-lama kalau dekat sama lo. Lo bawaannya mau makan orang mulu," ucap Samudra.

Pria itu hanya merotasikan kedua bola matanya lalu pergi meninggalkan Samudra di sana.

"Sialan. Heh kulkas! Tungguin gue!" teriak Samudra berjalan menyusul Natha.

******

Tak ada percakapan yang terjadi antara Natha dan Samudra. Natha yang fokus dengan jalan serta wajah datarnya tersebut sedangkan Samudra yang tengah sibuk dengan ponsel di tangannya.

Jujur, Natha sangat merindukan Aurell. Biasanya di pagi hari begini mereka berdua akan terlibat adu cekcok hingga berakhir dengan kebucinan yang akan membuat siapa pun merasa iri melihat mereka berdua.

Bagi teman-teman sekolahnya, Natha dan Aurell itu adalah pasangan komplit atau couple goals. Mereka berdua bahkan terlihat sangat cocok. Jadi tak heran jika banyak siswa maupun siswi yang merasa iri melihat pasangan goals ini.

"Natha," panggil Samudra.

Pria itu hanya berdeham singkat.

"Gimana sama Aurell?" tanya Samudra.

"Gimana apanya?" tanya Natha balik.

"Perkembangannya," jawab Samudra.

Terdengar helaan nafas berat dari Natha sehingga membuat Samudra melirik sesaat ke arah Natha lalu kembali fokus menatap lurus ke depan.

"Udah buat laporan kan?" tanya Samudra.

"Udah semalam," jawab Natha.

"Udah coba cari lagi?" tanya Samudra.

"Udah. Cuma belum dapet titik terangnya," jawab Natha.

"Udah nggak usah sedih-sedih amat. Muka lo udah datar di tambah lesu kayak gitu," ucap Samudra.

"Gue nggak sedih," ucap Natha.

"Terus?" tanya Samudra.

"Gue cuma kepikiran aja sama kesehatannya dia sekarang," jawab Natha.

NATHAUREL || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang