Aurell serta Ana saat ini sudah tiba di depan rumah Ana. Aurell memutuskan untuk mengantar Ana pulang. Walaupun sempat ada sedikit perdebatan kecil di antara mereka berdua.
Flashback On
"Nggak mau Rell. Gue nggak mau pulang," ucap Ana.
"Lo yakin nggak mau pulang?" tanya Aurell.
"Iya yakin. Gue trauma kalau ketemu sama dia," jawab Ana.
"Emang lo nggak sayang sama Abang lo?" tanya Aurell.
Ana tertegun sejenak mendengar ucapan Aurell barusan. Jika ada yang mengatakan bahwa Ana tidak menyayangi Kakaknya itu salah besar.
Bahkan dia sangat menyayangi Kakaknya itu melebihi dirinya sendiri. Hanya pria itu Kakak satu-satunya.
"Gue tau lo sayang sama dia. Keliatan banget dari mata lo. Lo nggak bisa bohong sama gue. Walaupun gue belum terlalu lama kenal sama lo. Tapi seenggaknya sedikit banyaknya gue tau sifat lo," ucap Aurell.
"Tapi kan kalau emang dia lagi ada masalah itu nggak harus sampe nampar juga kali Rell. Sakit banget hati gue," ucap Ana.
"Iya gue tau An. Gue tau gimana perasaan lo. Tapi balik lagi. Dia pasti nggak sengaja kayak gitu sama lo. Pasti dia khilaf. Kalau enggak mana mungkin dia sampe frustasi gitu nyariin lo. Dan lo liat sendiri kan tadi? Gue yakin dia pasti sayang banget sama lo," ucap Aurell.
"Kalau dia sayang nggak mungkin dia nampar gue Rell. Seumur-umur, Bokap gue aja nggak pernah main tangan sama gue. Paling mentok dia cuma ngomong pake nada dingin doang," ucap Ana.
"Gini aja deh. Kalau dia nggak sayang sama lo nggak mungkin aja dia sampe nyamperin lo ke sekolah kan? Kayak semalam. Nyamperin pas pulang sekolah dan tadi? Dateng lagi cuma buat nyari lo. Dari situ kita udah tau kalau dia emang beneran sayang sama lo," ucap Aurell.
Ana terdiam mendengar ucapan Aurell. Dia menundukkan kepalanya sembari memainkan kuku-kukunya.
"Gue tau lo sayang sama dia. Emang lo nggak kasian sama dia? Nyokap Bokap lo pulang kan hari ini?" tanya Aurell.
"Iya mereka pulang hari ini. Sore mungkin," jawab Ana.
"Seandainya nih ya? Nyokap Bokap lo pulang terus nanya lo ke mana. Gue yakin Abang lo bakalan dapet masalah," ucap Aurell.
Ana membeku. Dia tau betul bagaimana Ayahnya ketika marah. Menatap matanya saja sudah mampu membuat orang akan mati kutu dan kehabisan kata-kata.
"Lo pasti kasian kan sama Abang lo? Mungkin dengan pulangnya lo itu bakalan bisa nyelamatin Abang lo dari amukan Nyokap Bokap lo. Apa lagi lo anak cewek satu-satunya kan?" ucap Aurell.
Ana menghembuskan nafasnya perlahan. "Iya udah deh gue pulang hari ini," ucap Ana.
Aurell tersenyum kecil menatap Ana sembari mengusap punggung tangan temannya itu dengan lembut.
"Gitu dong. Lo nggak usah takut. Nanti gue anter deh sampe rumah. Bakalan gue bantu buat ngomong sama Nyokap Bokap lo," ucap Aurell.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHAUREL || END
Teen FictionNamanya Neonatha Jerome Abraham. Panggilannya Natha. Murid laki-laki paling dingin serta irit bicara namun pintar milik SMA Screen High. Menjadi Ketua OSIS serta Kapten tim basket dalam satu waktu bukanlah hal yang sulit baginya. Natha yang sangat m...