Aurell tersadar dari pingsannya setelah beberapa saat yang lalu dia tak sadarkan diri. Dia mengerjapkan matanya selama beberapa kali. Rasa pusing akibat dari efek obat bius tersebut masih terasa di kepalanya.
Dia mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya saat ini. Dahinya mengerut saat mengetahui bahwa dirinya saat ini sedang berada di sebuah ruangan yang dia sendiri tidak tau itu ruangan apa.
Dengan kaki serta tangan yang di ikat di sebuah kursi membuatnya semakin yakin jika dirinya saat ini sedang di culik oleh seseorang yang dia juga tidak siapa orang tersebut.
"Gue ada di mana? Tempat apa ini? Kok gue bisa ada di sini sih?" ucap Aurell.
Tempat yang kotor serta minim dengan pencahayaan membuat Aurell tidak bisa mengenali tempat ini. Bahkan tikus-tikus tampak berkeliaran di sekitarnya membuat Aurell harus melawan rasa takut tersebut.
Dia mencoba mengingat apa yang sudah terjadi padanya sebelum dia berakhir ada di tempat seperti ini. Terakhir kali dia ingat saat di cafe dia izin pada Icha untuk ke toilet dan setelah itu ada seseorang yang dengan tiba-tiba membekap mulutnya dari belakang.
Astaga Icha!
Aurell langsung teringat pada Icha yang mungkin saat ini sedang cemas memikirkan keadaannya.
"Tolong!!! Please somebody help me!!" teriak Aurell.
Dia mencoba untuk membuka ikatan tersebut dengan susah payah. Namun percuma saja. Sekuat apa pun dia berusaha untuk melepaskan itu nyatanya tenaganya tak cukup kuat untuk melepaskan ikatan tersebut.
"Icha pasti khawatir sama keadaan gue. Tolong!! Please somebody help me!! Siapa pun tolong gue!!" teriak Aurell.
"Udah bangun Tuan Putri?"
Fokusnya langsung teralihkan pada suara seseorang yang entah dari mana asalnya tersebut. Dia menajamkan penglihatannya guna untuk melihat siapa orang tersebut.
Seorang pria bertubuh tinggi bersama 2 pria lain di kanan dan kirinya berjalan menghampiri Aurell sembari tersenyum miring dengan wajah yang menyeramkan.
Dia tak mengenal siapa mereka bertiga. Bahkan dia sama sekali tidak pernah melihat mereka selama dia pindah ke kota ini. Entah dia yang jarang keluar rumah atau memang mereka lah orang baru.
"Siapa kalian?" tanya Aurell.
"Lo nggak perlu tau kita siapa. Dan itu juga nggak penting buat lo."
"Lepasin gue," ucap Aurell.
"Lepasin lo? Lo fikir bakalan semudah itu buat lepasin lo? Buat dapetin lo aja itu nggak mudah."
"Please lah ya nggak usah main-main. Lagi juga ngapain lo pada bawa gue kemari," ucap Aurell.
"Kita bawa lo juga atas perintah Bos kita. Kalau enggak buat apa juga kita bawa lo kemari."
"Bos lo siapa? Suruh dia kemari temuin gue," ucap Aurell.
"Lo nggak perlu tau siapa dia. Yang jelas dia ngasih kita perintah buat nangkap lo."
"Samantha Aurellia Zefanya. Namanya cantik persis kayak orangnya. Pantesan aja si Natha suka sama lo. Boleh juga selera dia."
"Hah? Lo kenal sama Kak Natha?" tanya Aurell.
"Kenapa? Kaget kenapa kita bisa kenal sama Natha?"
"Iya tapi lo siapa? Lo kenal sama Kak Natha bahkan tau nama lengkap gue," ucap Aurell.
"Aurell, Aurell. Lagian siapa sih yang nggak kenal sama Natha? Keluarga paling fenomenal. Anak pengusaha. Bahkan semua orang juga tau dia siapa."
"Iya tapi dari mana lo tau nama asli gue? Lo kenal gue?" tanya Aurell.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHAUREL || END
Novela JuvenilNamanya Neonatha Jerome Abraham. Panggilannya Natha. Murid laki-laki paling dingin serta irit bicara namun pintar milik SMA Screen High. Menjadi Ketua OSIS serta Kapten tim basket dalam satu waktu bukanlah hal yang sulit baginya. Natha yang sangat m...