09. LEMPARAN BOLA BASKET

961 46 0
                                    

Pagi terlihat cerah. Di SMA Screen High, murid-murid sudah tampak ramai memenuhi seisi sekolah. Seorang gadis terlihat baru saja akan memasuki sekolah. Langkahnya seketika terhenti saat melihat sebuah mobil yang baru saja terparkir di parkiran.

Dia tersenyum simpul saat melihat mobil itu. Dia tau siapa orang ini. Bahkan hanya sekedar dari mobil saja dirinya sudah mampu mengenali siapa orang ini.

Aurell sengaja menghentikan langkahnya dengan maksud untuk menunggu si pemilik mobil tersebut. Walaupun sebenarnya dia sudah tau jika orang itu pasti akan bersikap dingin dan menolak dirinya.

Tapi itu tidak masalah bagi dirinya. Sekalipun dia menjadi bahan omongan satu sekolahan. Yang terpenting baginya sekarang adalah bagaimana caranya agar dia bisa menaklukkan hati si kulkas berjalan.

Seorang pria terlihat baru saja keluar dari dalam mobilnya. Seorang pria yang sudah tidak lain dan tidak bukan adalah pria yang selalu menjadi dambaan setiap kaum hawa yang ada di sana.

Dari kejauhan pria ini melihat sudah ada seorang gadis yang sedang berdiri  menatap ke arah dirinya. Dia sudah menduga. Jika gadis ini pastilah sedang menunggu dirinya.

Sebenarnya dia sudah enggan untuk melihat gadis ini. Bukan karena tanpa alasan. Hanya saja menurutnya gadis seperti dirinya tidak akan pernah ia biarkan masuk ke dalam kehidupannya.

"Pagi Kak," sapa Aurell.

Pria ini menghentikan langkahnya saat mendengar gadis di sebelahnya ini menyapa dirinya. Walaupun sebenarnya Aurell tau jika percuma saja dia menyapa Natha.

Karena sudah pasti Natha tidak akan membalas sapaan dirinya. Dia menolehkan kepalanya ke arah gadis ini dengan tatapan dinginnya.

"Ih di bales dong Kak. Di sapa juga," ucap Aurell.

"Harus?" ucap Natha.

"Ya harus dong Kak. Masa orang nyapa nggak di bales sih," ucap Aurell.

"Nggak penting " ucap Natha.

"Kak lo tau nggak? Lo itu adalah manusia paling dingin yang pernah gue kenal. Kulkas 2 pintu aja kalah dinginnya sama lo," ucap Aurell.

"Udah?" ucap Natha.

"Udah apanya? Ngapa-ngapain juga enggak," ucap Aurell.

"Udah ngebacotnya?" ucap Natha.

"Gue nggak bacot ih. Kan gue lagi ngobrol sama Kakak," ucap Aurell.

"Tapi gue enggak," ucap Natha.

"Tapi gue iya " ucap Aurell.

"Gue nggak ada nyuruh lo ngobrol kan?" ucap Natha.

"Nggak ada sih. Gue aja yang pengen ngobrol sama lo Kak. Lagi juga kenapa sih? Susah bener kayaknya mau ngobrol sama lo doang Kak," ucap Aurell.

"Nggak minat ngobrol sama lo," ucap Natha

"Kenapa sih? Gue ada salah?" ucap Aurell.

"Banyak," ucap Natha.

"Hah? Salah gue apaan? Perasaan nggak ada deh," ucap Aurell.

"Lo mau tau apa salah lo?" ucap Natha.

"Iya coba bilang gue ada salah apaan sama lo Kak. Jadi gue bisa benerin apa salah gue dan mungkin gue bisa minta maaf sam--"

"Lo terlalu banyak tanya," ucap Natha.

Pria itu langsung berlalu pergi meninggalkan Aurell sendiri di parkiran tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi. Aurell tersenyum simpul menatap punggung pria ini yang kian menjauh dari pandangannya.

NATHAUREL || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang