Seorang pria dan wanita terlihat sedang duduk berhadapan satu sama lain. Pria itu terlihat mengalihkan pandangannya ke arah luar cafe melalui jendela yang ada di sampingnya. Kondisi jalanan raya masih terlihat ramai.
Suasana cafe itu juga terlihat masih ramai. Pria itu melipat kedua tangannya di dada dengan wajah datar yang selalu menjadi ciri khasnya. Bahkan sejak tadi dia hanya memandangi pemandangan jalanan tanpa enggan menatap orang yang ada di depannya saat ini.
Sementara orang yang ada di depannya saat ini tengah memandangi minumannya sembari mengaduk-ngaduk minuman yang ada di hadapannya saat ini. Sudah 10 menit mereka saling berdiam tanpa ada obrolan di antara mereka.
Terlebih lagi pria yang ada di depannya ini tipikal orang yang enggan memulai pembicaraan terlebih dahulu. Dia menyesap minumannya lalu kembali meletakkan gelas itu.
Pandangannya kini teralih pada pria yang sedang duduk di depannya saat ini. Dia tersenyum simpul memandangi pria itu.
Walaupun dia sudah menunggu berjam-jam setidaknya pria itu masih menyempatkan waktunya untuk menemui dia. Entah itu memang ingin menemuinya atau karena dia tidak sengaja lewat.
"Kalau lo ngajak ketemuan cuma buat diem-dieman mending nggak usah. Buang-buang waktu," ucap Natha.
"Sebenarnya banyak yang pengen gue omongin Mak. Cuma karena Kakak datangnya udah jam segini ya udah nggak jadi," ucap Aurell.
"Hal penting?" tanya Natha.
"Eum-- nggak terlalu penting sih," jawab Aurell.
"Jadi lo ngajak gue ketemuan cuma mau nanya hal yang nggak jadi lo tanya?" tanya Natha.
"Itu tadi Kak. Kalau seandainya Kakak dateng lebih awal mungkin gue omongin," jawab Aurell.
Pria tersebut langsung menolehkan kepalanya ke arah gadis yang ada di depannya ini dengan tatapan datarnya.
"Kan udah gue bilang jangan ngarep gue bakalan dateng," ucap Natha.
"Tapi ini lo dateng Kak," ucap Aurell.
"Gue nggak sengaja lewat," ucap Natha.
"Emang Kakak dari mana?" tanya Aurell.
"Ada urusan tadi," jawab Natha.
"Eum-- gue udah ngirim pesan ke Kakak dari jam 8 tadi. Niatnya tadi kalau Kakak beneran nggak dateng gue mau pulang," ucap Aurell.
"Kenapa lo nungguin gue?" tanya Natha.
"Ya karena gue yakin Kakak pasti bakalan dateng walaupun terlambat," jawab Aurell.
"Kenapa lo seyakin itu?" tanya Natha.
"Ya yakin aja Kak. Walaupun Kakak bilang nggak bakalan dateng gue yakin Kakak pasti dateng," jawab Aurell.
"Kalau seandainya tadi gue nggak nyamperin lo?" tanya Natha.
"Mungkin gue udah pulang sekarang," jawab Aurell.
"Lain kali kalau gue bilang nggak bisa berarti nggak bisa," ucap Natha.
"Tapi kan nggak lama Kak. Cuma sebentar doang. Lagian juga gue ngajak lo ketemuan karena cuma pengen mengakrabkan diri gue aja ke Kakak. Nggak masalah di sekolah Kakak nggak mau akrab sama gue," ucap Aurell.
"Emang lo penting?" tanya Natha.
"Enggak juga sih. Tapi kan seenggaknya walaupun Kakak nggak bisa lama kan sejam juga bisa," jawab Aurell.
"Lo itu aneh," ucap Natha.
"Maksudnya?" tanya Aurell.
"Nggak usah buang-buang waktu lo cuma untuk nunggu sesuatu yang sama sekali nggak ngarepin lo," jawab Natha.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHAUREL || END
Teen FictionNamanya Neonatha Jerome Abraham. Panggilannya Natha. Murid laki-laki paling dingin serta irit bicara namun pintar milik SMA Screen High. Menjadi Ketua OSIS serta Kapten tim basket dalam satu waktu bukanlah hal yang sulit baginya. Natha yang sangat m...