45. STADIUM 4

530 21 0
                                    

Aurell menggerakkan satu jarinya secara perlahan di ikuti oleh jari-jarinya yang lain. Matanya mengerjap selama beberapa kali. Dia memegangi kepalanya yang masih terasa sedikit sakit.

"Rell," panggil Natha.

Gadis itu menolehkan kepalanya ke arah orang yang baru saja memanggil namanya. Seorang pria tengah duduk tepat di sebelah dirinya.

"Kak Natha?" ucap Aurell.

"Sini aku bantuin duduk," ucap Natha.

Natha langsung berdiri untuk membantu gadisnya tersebut agar dapat duduk dengan posisi bersandar.

"Kamu sejak kapan di sini?" tanya Aurell.

"15 menit yang lalu," jawab Natha.

"Siapa yang ngasih tau?" tanya Aurell.

"Tadi Icha yang kasih tau aku kalau kamu pingsan. Makanya aku langsung kemari," jawab Natha.

Gadis itu hanya menganggukkan kepalanya mengerti meskipun sesekali meringis karna rasa pusing yang masih dapat dia rasakan.

"Kamu kenapa tadi? Kok bisa pingsan?" tanya Natha.

"Tadi lagi jam pelajaran olahraga," jawab Aurell.

"Terus?" tanya Natha.

"Aku main basket sama temen aku. Kepala aku tiba-tiba aja pusing. Dan setelah itu aku nggak ingat lagi," jelas Aurell.

"Kamu kecapean kan?" tanya Natha.

"Kayaknya sih iya. Apa lagi tadi kan cuacanya panas banget," jawab Aurell.

"Kamu tuh bandel," ucap Natha.

"Dih bandel dari mana nya sih?" ucap Aurell.

"Udah tau nggak bisa kecapean kenapa ikut-ikutan olahraga coba?" ucap Natha.

"Ya kan sayang sih. Jam olahraga masa aku cuma duduk diem aja ngeliatin temen-temen aku main," ucap Aurell.

"Sayang sih sayang. Lebih sayang mana? Olahraga atau kesehatan kamu?" ucap Natha.

"Ya tapi kan aku pasti bakalan bosen kalau cuma duduk diem aja ngeliatin mereka," ucap Aurell.

"Jangan main-main Rell. Kamu tuh orangnya nggak bisa capek. Kalau sampe kamu nanti tiba-tiba sakit gimana?" ucap Natha.

"Ya kalau aku sakit kan nggak masuk sekolah," ucap Aurell santai.

Pria itu merotasikan kedua bola matanya lalu menyentil pelan kening Aurell sehingga membuat gadis tersebut meringis mengusap keningnya.

"Hobi banget nyentil-nyentil," ucap Aurell.

"Kamu nakal," ucap Natha.

"Mana ada aku nakal sih. Aku tuh anak baik," ucap Aurell.

"Kamu nakal. Nggak mau jaga kesehatan. Udah tau nggak bisa capek masih aja sembarangan," ucap Natha.

"Aku tuh orangnya paling nggak bisa diem. Jadi kalau tiba-tiba aku kalem rasanya aneh tau," ucap Aurell.

"Tuh kan di kasih tau juga," ucap Natha.

"Ngomel mulu. Udah kayak cewek PMS aja," ucap Aurell.

"Aku ngomel juga karna sayang sama kamu. Kalau aku nggak sayang nggak mungkin aku ngomel kayak gini dan pasti aku bakalan biarin kamu. Mau kamu sakit atau kayak gimana aku nggak bakalan perduli. Kalau kamu nanti sakit gimana? Jangan bikin khawatir," ucap Natha panjang lebar.

Gadis itu hanya tertawa kecil menanggapi ucapan Natha barusan. Dia baru tau. Jika Natha akan se-cerewet ini jika sedang memarahinya. Bahkan dia terlihat seperti seorang gadis yang sedang dalam masa periodenya.

NATHAUREL || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang