22. RASA YANG BERBEDA

1.1K 46 0
                                    

Aurell mengerjapkan matanya selama beberapa kali. Rasa sakit di kepalanya masih dapat dia rasakan.

Bahkan pandangannya terlihat goyang saat memandang langit-langit ruangan serba putih ini. Bau-bau obat ciri khas ruangan ini tercium dengan jelas di indra penciumannya. Dia memegangi kepalanya yang masih terasa berdenyut.

Gadis itu memutuskan untuk bangkit dari posisinya dan duduk bersandar di atas ranjang yang ada di ruangan itu. Dia mengedarkan pandangannya ke sekitar ruangan tersebut.

Dahinya mengerut saat mengetahui dirinya saat ini sedang berada di ruang UKS. Dia masih belum bisa mengingat kejadian sebelum dia berakhir ada di ruangan ini. Terakhir kali dia ingat saat dia dengan Natha sedang menjalani masa hukuman di tengah lapangan.

Ah shit!!

Pria itu. Kini fikirannya langsung tertuju pada pria itu. Pandangannya terhenti saat melihat ada seseorang yang berada tak jauh dari posisinya sekarang.

Seorang pria terlihat tengah berbaring di sebuah sofa dengan kedua mata yang terpejam serta kedua tangan di lipat di dada. Kakinya yang jenjang bahkan melewati batas sofa tersebut.

Dia tersenyum tipis memandang pria yang ada di depannya ini. Sepertinya dia masih belum ingat apa yang terjadi padanya sebelum akhirnya dia di larikan ke ruangan UKS.

Gadis itu menuruni tempat di mana dia di baringkan. Dia melangkahkan kakinya dengan sangat hati-hati menghampiri pria itu. Dia hanya tidak mau jika sampai langkahnya ini mengganggu pria tersebut.

Aurell mensejajarkan tubuhnya dengan pria ini. Dengan begitu Aurell bisa melihat dengan jelas raut wajah orang ini.

"Lo ganteng banget sih Kak. Pantesan aja sih banyak yang suka sama lo."

"Tapi gue heran deh. Di antara banyaknya cewek yang suka sama lo kenapa nggak ada satu pun cewek yang menarik di mata lo? Gue tuh masih bingung. Lo sebenarnya normal nggak sih Kak? Masa sih lo nggak pernah suka sama orang sama sekali."

"Padahal kan lo itu ganteng banget loh Kak. Di liat dari segi mana pun lo tetap keliatan ganteng Kak. Gue penasaran dulu Nyokap lo ngidam apaan ya pas masih hamil lo?"

"Kayaknya julukan manusia sempurna emang cocok deh buat lo Kak. Lagi tidur aja ganteng lo sama sekali nggak hilang. Heran deh gue."

Aurell mengangkat tangannya sebelah ke atas kepala Natha dan merapikan rambut pria itu yang terlihat sedikit berantakan.

Dia menopang dagunya menggunakan satu tangannya yang berada di atas meja lalu memandang pria tersebut.

"Dasar kulkas. Coba aja lo nggak kulkas Kak. Mungkin sekarang lo udah punya pacar kali ya?"

"Kalah saing dong gue kalau lo udah punya pacar. Udah pasti pacar lo cantik banget deh. Sesuai sama lo yang ganteng."

Lagi-lagi Aurell menyentuh rambut Natha guna untuk merapikan rambut pria itu yang terlihat sedikit berantakan.

Tepat pada saat tangan Aurell masih berada di atas kepala Natha sebuah suara berhasil mengagetkan dirinya.

"Lo ngapain?" tanya Natha.

Aurell membulatkan matanya dengan sempurna saat mendengar suara berat khas dari pria ini. Dengan cepat dia langsung menarik tangannya yang berada di atas kepala Natha.

NATHAUREL || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang