Mungkin semua orang tidak akan pernah setegar Mew menunggu pujaan hatinya membuka mata.
Siapa yang bisa menunggu orang yang koma selama satu tahun dengan sabar?
Pria itu tetap setia dan selalu mengajak sang istri berbicara walaupun tidak ada sahutan sama sekali. Mansion yang awal nya begitu berwarna dan hangat sekarang sangat sepi dan dingin.
Mew bahkan mengabaikan pertumbuhan anak-anak nya yang berada dalam pikiran nya hanya Gulf dan selalu Gulf. Pria itu selama satu tahun ini akan bekerja lalu setelahnya mengurung diri di kamar dan menegak banyak minuman keras.
"Honey... Bangun kau pasti melihat ku yang kacau bukan? Bangunlah, kau membuat ku tidak bisa bernafas secara benar" Sedih nya dan begitu pilu suara itu memenuhi ruangan besar nan megah ini.
Hidup nya kacau tanpa Gulf, di dunia tanpa kehadiran Gulf? Lebih baik tuhan mengambil Mew saja, Mew lebih baik mati dari pada hidup tanpa ada nya Gulf.
Tangisan setiap hari nya selalu mengisi ruang kamar itu tidak ada kehidupan di mata Mew yang ada hanya kosong dan sendu.
Tok tok tok.
"Mew... Ini bunda, boleh bunda masuk?" Anne yang tidak mendapatkan jawaban segera masuk membawa sebuah nampan berisi makan malam untuk putra semata wayang nya.
Anne tersenyum miris melihat keadaan Mew yang berantakan. "Makan lah dulu kau belum makan sejak kemarin nak" Usapan tangan nya mendarat pada kepala Mew, ibu mana yang tidak sakit melihat anak nya seperti mayat hidup?
Mew hanya diam tidak merespon sang bunda tidak ada yang bisa membujuk nya untuk makan kecuali satu orang.
Putra kedua dari Mew dan Gulf yang begitu cerewet.
"Daddyy.. " Mew menoleh mendengar suara ceria dibalik pintu mendapati sang anak tersebut sambil membawa segelas susu coklat.
Ujung bibir nya berkedut melihat Awin, mata itu dan semua tentang Awin selalu mengobati rindu nya dari Gulf.
Awin adalah Gulf dalam versi kemasan kecil nya.
Anne pergi dari kamar itu dan menutup pintu sebelum itu dia melihat ke arah sang menantu bergumam dengan pelan.
"Bunda tau kau sangat hebat Gulf, bunda harap kau bangun dan membawa Mew untuk hidup kembali" Gumam Anne menutup pintu.
Awin berjalan kecil pada daddy nya dan menoleh pada mommy nya, "Selamat malam mommy" Sapa nya riang.
Tangan kecil itu mengusap air mata Mew dan mengulas senyum. "Daddy tidak boleh cengeng! Momm akan sangat marah melihat daddy menangis" Dia lalu memeluk leher daddy nya.
"Kita menunggu mom untuk sadar tapi daddy juga harus memperhatikan kesehatan daddy" Bisik nya halus merasakan dekapan daddy nya.
"Daddy ingin di suapi oleh Awin" Ujar Mew mengurai pelukan itu memangku sang anak.
Awin tersenyum memperlihatkan gigi kelinci yang menggemaskan. "Daddy sangat manja~~" Ejek nya suara itu mendayu merdu dan Mew semakin tersenyum.
"Ayo suapi daddy aaaa.. " Mew membuka mulut nya siap menerima suapan dari tangan kecil yang selalu dia genggam.
Awin menyupi sang daddy terkadang terkikik geli sambil berucap. "Awin sudah seperti mommy dan daddy adalah baby Awin bersama P'baii... " Selalu ada Bright dalam hidup Awin dan selalu mencintai nya dengan amat besar.
Sementara di ruang tamu ada Anne serta Pawat dan New yang mengurus twins dan bermain bersama mereka.
Jika Awin dan Mew membenci kehadiran dua makhluk menggemaskan itu berbeda dengan Pawat yang sangat mencintai dan menerima twins dengan tangan terbuka.

KAMU SEDANG MEMBACA
JONG'S FAMILY S2
FanfictionS2 dari single mother! kata siapa jika pernikahan yang saling mencintai berakhir bahagia? tapi pernikahan dari Mew dan Gulf selalu di sertai oleh kebahagiaan, sekali lagi perlu di ingatkan bahwa ada takdir yang bisa merenggut kebahagiaan mereka. ...