Pawat mengusap ujung bibir nya yang mengeluarkan darah akibat tinjuan dari Awin dia bahkan melihat mata bulat itu menyorot tajam untuk nya.
Pawat terkekeh sinis dia melihat tangan nya yang berdarah lalu tertawa kecil, "Kau marah karna aku mengadu pada daddy?" Tanya Pawat dia mengira adik nya marah karna mengadukan nya pada sang daddy, tapi tidak harus menggunakan fisik bukan? Pawat hanya ingin yang terbaik untuk adik nya.
Awin mengepal kan tangan dan memejamkan mata guna mengontrol emosi nya yang membludak kapan saja melihat wajah itu.
Dia sudah dari tadi memendam emosi nya karna melihat Pawat bersama Chimon. Nanon juga menahan nya untuk tidak berlaku kasar, Awin hanya tidak mau sahabatnya merasakan sakit jika memendam itu terlalu lama.
"Bedebah kalau kau sudah tidak menyukai teman ku lepaskan dia!" Desis nya tajam.
Pawat akhirnya mengerti apa yang menjadi masalah disini, "Nanon mengadu pada mu?" Mata tajam nya memincing dan raut mengeras, dia akan sangat marah jika Nanon mengadukan semua nya pada Awin.
"Tanpa Nanon mengadu pun aku tahu kau menemui Chimon, kau mencintai nya?"
"Aku tidak mempunyai perasaan apapun pada Chimon" Elak nya.
Awin menatap bengis pada sang kakak dan melangkah satu langkah mendekat, "Sampai aku mengetahui kau mencintai Chimon, aku tidak segan membuat mu mati! Persetan dengan hubungan darah" Geram nya lalu pergi dari kamar kakak nya dengan membanting pintu keras.
Pawat meninju dinding dan mengumpat keras dia segera mengambil ponsel nya dan menghubungi Nanon, harus kah dia memberi pelajaran pada pria manis itu.
.
.
."Mereka masih kecil tapi sudah berdebat tentang cinta" Gumam Gulf.
Mendengar pertengkaran kedua anak nya secara tidak sengaja membuat nya kepo dan langsung menguping.
Dia sekarang berada di gazebo belakang sambil berbicara sendiri.
Jika di perhatikan sampai detik ini Awin seperti dirinya, maksudnya adalah dari prilaku dan sifat benar-benar menjiplak dari Gulf dulu.
"Haruskah aku membuat salah satu dari mereka pergi?" Gulf mendongak kan kepala nya menatap langit malam.
Gulf harus mengambil tindakan cepat dengan membuat Nanon atau Chimon pergi dari negara ini, bukan maksud membuang salah satu dari mereka tapi Gulf hanya tidak ingin hubungan kedua anak nya hancur karna permasalahan ini.
Mereka masih berumur lima belas tahun dan sudah mengerti tentang cinta dan tentang sex, bahkan mereka juga sudah bisa membuat nyawa seseorang melayang.
Gulf memang ingin anak-anak nya tidak lemah tapi bukan sekarang, mereka masih terlalu dini untuk mengerti hal itu.
Nafas terbuang kasar dari pria cantik itu dia bersendekap dan kembali melihat ke arah langit.
"Gun maaf tapi aku harus membuat salah satu dari mereka pergi dari sini, aku tidak ingin keluarga ku hancur"
Mungkin Gulf terdengar egois karna mempunyai pikiran ini tapi pasti semua orang yang berada di posisi nya akan memilih opsi ini bukan?
"Kau membuat hubungan kedua anak mu merenggang, Chimon selalu menyalah kan Nanon karna kehadirannya, kau dan Off harus pergi meninggalkan dia..." Jeda nya mata itu kembali memerah dan tenggorokan nya terkecekat.
"Apa jika kalian masih hidup, mereka akan selalu saling menyayangi? Tapi bagaimana jika Off mengetahui rahasia ini? Antara kau dan uncle Arthur" Gumam nya.
Lama tenggelam dalam pikiran nya dia tidak menyadari kehadiran Mew, Gulf tersentak merasakan tangan melingkar di pinggang nya.
"Memikirkan apa hmm?"

KAMU SEDANG MEMBACA
JONG'S FAMILY S2
FanfictionS2 dari single mother! kata siapa jika pernikahan yang saling mencintai berakhir bahagia? tapi pernikahan dari Mew dan Gulf selalu di sertai oleh kebahagiaan, sekali lagi perlu di ingatkan bahwa ada takdir yang bisa merenggut kebahagiaan mereka. ...