JF 61 🌻🌞

1.3K 139 25
                                    

"Dew ini keterlaluan bukan?"

Dew membuang putung rokok nya dan menyilangkan kaki nya. Menghiraukan perkataan teman nya, matanya hanya fokus pada layar yang menunjukkan sebuah rumah terbakar hangus.

Ethan menatap balik layar itu dia meringis ikut merasa panas karna dalam rumah itu terdapat beberapa orang yang terbakar.

Seringaian terlihat diwajah tampan Dew bahkan kekehan penuh kepuasan terdengar mengalun.

Ethan menopang dagunya matanya bergulir cemas akan hal yang tidak pasti, "Bright pasti akan mencari dalang yang membunuh keluarga nya." Ujarnya panik.

Bright juga adalah orang berpengaruh dinegara ini dan kejadian ini pasti akan diusut sampai menemukan pelaku nya.

"Ethan aku juga mempunyai kekuasaan di negara ini." Tenang Dew.

"Sial aku tidak bisa berfikir jernih." Ethan mengusak rambut nya yang berwarna biru tua. Pria keturunan inggris itu mengusap wajah nya kasar.

Pintu yang di dobrak membuat Ethan terkejut menatap horor pada orang yang begitu lancang membuka pintu tanpa permisi.

Awin berlari menghampiri kekasihnya sebuah kecupan didarat kan pada bibir Dew.

"Aku mencintaimu." Pekik Awin girang selama perjalanan dia mendapatkan kabar kebakaran nya rumah keluarga Bright. Tanpa bertanya pun dia tahu ulah siapa yang membuat kekacauan itu.

Dew memeluk pinggang ramping Awin menarik pria-nya untuk duduk dipangkuan nya, "Kau puas?" Tanya Dew.

"Puas tapi akan lebih puas lagi kita membunuh anak Bright juga." Ujar Awin mengalungkan tangan nya di leher kokoh Dew.

Jahat, memang tapi anak nya juga mati karna Tu dan Bright bukan? Awin hanya ingin membuat dua orang itu merasakan kepedihan nya.

Awin hanya ingin membalas semua rasa sakitnya, Awin ingin membuat mereka ada di posisi nya saat itu.

"Itu keterlaluan!" Sela Ethan emosi.

"Why?" Tanya Awin santai menatap pria tampan yang berada di sofa.

"Awin anak itu tidak mempunyai salah--"

"Orang tua mereka membunuh anak ku Ethan! Aku hanya ingin membalas rasa sakit yang ku rasakan, apakah tidak boleh?"

"Bukan tidak boleh Awin, tapi membunuh nya adalah kesalahan besar." Ethan tidak setega itu membunuh anak kecil, anak tidak berdosa yang menjadi pelampiasan dendam Awin.

Belum sempat Awin menjawab tapi Ethan sudah lebih dahulu memotong nya.

"Aku akan mengurus anak itu. Kau hanya perlu membalas pada orang tua nya, demi tuhan Awin anak itu tidak akan menjadi boomerang untuk masa depan mu." Ethan langsung pergi dari ruangan itu.

Dew mengelus pinggang kekasihnya mencium pelipis Awin. "Yang dibilang Ethan ada benarnya sayang, kita balas sakitmu pada dua orang itu, tanpa melibatkan anak nya." Lembut Dew memberi pengertian untuk kekasihnya.

"Aku mengerti sakitnya menjadi dirimu tapi anak itu tidak bersalah--"

Awin langsung beranjak dari pangkuan Dew dia menatap tajam pada kekasihnya. "Anak juga tidak bersalah Dew!" Bentak Awin memburu.

"Baby--"

"Bahkan anak ku tidak sempat diketahui oleh orang tua ku. Anak ku belum mendapatkan pengakuan dari Bright, dia juga tidak bersalah tapi kenapa harus mati sebelum aku dapat melihat nya?" Bentak Awin kembali air matanya kembali turun, Awin sangat lemah jika membahas janin nya.

Awin langsung pergi dari ruangan itu nafasnya akan semakin sesak jika melanjutkan perbincangan yang berat itu. Dia tidak bisa membahas nya lebih lanjut, luka nya masih menganga lebar karna kepergian bayi nya.

JONG'S FAMILY S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang