Singto membanting semua barang di ruang kerja nya saat anak buah nya mengatakan istrinya di sandera oleh Gulf di kamar hotel.
Bagai orang kalut dia mengusap wajah kasar lalu mengeluarkan semua kata kotor.
Sementara seorang pria manis berdiri di pintu dengan wajah yang datar. Tidak terlihat wajah damai dan bersahabat melainkan wajah penuh kebencian dan tatapan membunuh.
"Mew sialan aku benar-benar akan membunuh nya" Geram Singto mengepal kan tangan.
Dia menoleh saat mendegar kekehan dingin dari seseorang yang masih menjadi istri kedua nya.
"Baby--"
"Kau mengambil lawan yang salah Singto. Aku sudah peringatkan pada mu, kau bebas menikah dengan siapapun tapi jangan usik para sahabat ku dengan dendam gila mu itu" Marah Krist dia lalu menutup pintu dan masuk ke dalam.
Dalam ruangan itu hanya ada Singto dan Krist yang saling memandang dengan sorot berbeda.
Krist duduk dengan santai lalu menghidupkan rokok nya dan menghembuskan asap nya.
Gaya angkuh yang selalu Krist gunakan untuk mengintimidasi lawan nya.
"Kali ini aku akan menyerahkan semua nya pada Gulf, entah kau akan mati atau tidak aku tidak perduli" Ucap nya datar.
Sudah tidak ada lagi raut sedih ataupun sorot sendu di mata itu, sekarang yang terlihat hanya tatapan datar dan sorot penuh benci.
Jika yang dilihat oleh semua orang rumah tangganya lah yang paling baik-baik saja maka itu salah. Krist selalu tertawa dalam hati jika ada yang menyanjung kebahagiaan ataupun keberuntungan nya dalam menikah dengan Singto.
Kesetiaan? Omong kosong bahkan Singto memiliki tiga istri.
Kebahagiaan? Benar Krist memang sempat mendapatkan kebahagiaan tapi itu dulu saat pernikahannya baru berusia dua tahun, setelahnya? Hanya ada pertengkaran dingin dan tangisan.
Dimadu dan di duakan adalah makanan sehari-hari baginya. Memang Krist bisa apa? Ingin berpisah pun dia masih memikirkan Fiat yang butuh sosok papa.
Singto duduk di kursi kerja nya lalu meminum wine nya. "Selamat kan Pupe" Perintah nya pada Krist.
"Aku tidak mau" Jawab Krist.
Singto menajamkan matanya melihat Krist yang berani membangkang, biasanya pria itu selalu tunduk padanya dan mematuhi semua yang dia perintahkan.
Krist kembali menghembuskan asap rokok nya lalu bersandar pada sofa dan melihat langit ruang kerja Singto.
"Aku tidak ingin lagi menyelamatkannya, sudah cukup aku terdiam dengan semua keinginan bodoh mu. Kau akan membunuh ku? Silahkan, aku sudah tidak takut lagi karna lebih baik aku mati dari pada hidup bersama mu" Dia tersenyum simpul setidaknya dia harus membuat Gulf dan Mew kembali bersama bukan? Jika dia menuruti semua keinginan Singto itu akan memperburuk pernikahan Gulf.
"Kau berani menentang ku? Fiat--"
"Jangan membawa nama anak ku dalam kegilaan mu Singto! Ingat dia juga masih darah daging mu, jangan buta hanya karna kau lebih mencintai Pupe!" Tekan nya penuh amarah.
Semua keadaan semakin rumit saat Mew membunuh habis keluarga Smith. Singto mempunyai dendam karna itu, dan mempunyai ambisi menghabisi Mew dan membuat keluarganya hancur.
Up istri dari Kao adalah mantan istri pertama dari Singto, mereka bercerai karna saat itu keluarga Smith dan orang tua dari Singto mempunyai selisih di dunia bisnis.
Mereka bercerai secara baik-baik dalam keadaan masih saling mencintai, saat itu juga Singto dan Up hanya menikah secara siri dan keluarga atau para teman Singto tidak mengetahui itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JONG'S FAMILY S2
FanficS2 dari single mother! kata siapa jika pernikahan yang saling mencintai berakhir bahagia? tapi pernikahan dari Mew dan Gulf selalu di sertai oleh kebahagiaan, sekali lagi perlu di ingatkan bahwa ada takdir yang bisa merenggut kebahagiaan mereka. ...